13033229551187788408
Penulis: Fantasia Nina

Suatu hari, di tepi hutan, Tupi, seekor tupai kecil terlihat bersedih. Ekornya jatuh menjuntai di tanah berbatu. Sambil menunduk, ia berjalan menuju sebuah batu besar.

“Baaaaa!”
Di sebuah danau berair sejuk dan berwarna biru, hiduplah segerombolan itik beserta binatang-binatang lainnya. Itik-itik itu selalu berenang kian-kemari dan selalu bersama-sama. Mereka bergerombol dan saling berebutan untuk dapat berenang di barisan paling depan. Warna mereka yang kuning cerah dan cantik selalu menarik perhatian para penghuni danau yang lain.

Ikan-ikan di bawah air danau senang sekali memandang kaki-kaki gerombolan itik itu mengayuh riuh saling berlomba.

Kecipak! Kecipak! Kecipak!
Oleh: Agung Teguh Satria Pratomo

Aku masih ingat saat kita bermain pesawat kertas di tanah lapang kosong seusai senja sebelum purnama. Kau membuatkanku pesawat itu karena aku tak bisa membuatkanya, "Ini untukmu," bisikmu yang halus takkan pernah ku lupa. 

Senyum indah dengan lesung pipit itu yang membuatku tak akan pernah melupakan saat sesudah kau menjahiliku dengan segudang kejahilanmu. Tapi kau selalu mengucapkan maaf seusai itu semua. Aku tak pernah lupa.

Namaku Kinanti, aku sering dipanggil Kinan oleh teman-temanku, dan teman yang ku ceritakan tadi adalah Pramudya, aku selalu memanggil Pramu tapi kadang-kadang aku memanggilnya Jamu kalau aku sedang kesal padanya.
Oleh: Ahmed T-sar Blenzinky, Annisa Fitri Rangkuti, Meddy Danial, dan Sari Novita.

Tahukah kalian, katak paling senang hidup dimana? Benar, binatang ini paling senang hidup di rawa-rawa. Maka dari itu ya, banyak dari binatang itu akan senang bila rawa tempat hidup mereka diguyur hujan. Para katak akan saling berbunyi bersahutan ketika hujan membanjiri rumahnya.

Namun tidak semuanya katak hidup di rawa, mereka juga ada yang hidup di laut. Di laut? Benar, mereka mengarungi laut dan mengelilingi dunia sepanjang hari. Mereka adalah para katak yang pemberani karena mau meninggalkan tempat ternyaman di rawa untuk bertualang ke seluruh penjuru dunia.
Alkisah ketika Eor Elang baru menetas dari telurnya, dia merasa sangat bahagia. Induknya langsung terbang di atas pohon tempat sarang mereka berada dan berputar-putar memberitahu seluruh penduduk hutan kalau anaknya sudah menetas. Eor kecil menatap sang induk dengan kagum. Sayap induknya lebar terbentang dan membawanya berputar-putar di angkasa.

Untuk beberapa hari sang induk tidak pernah meninggalkan Eor sendiri di sarang, kecuali saat mencari makanan untuk mereka.
Riri Rusa sangat terkenal karena kegesitannya seantero hutan. Semua binatang mengakui kehebatannya dalam berlari. Dia mampu berlari lebih kencang dari raja hutan sekalipun. Kakinya yang kurus dan panjang membuatnya mampu berlari dengan ringan seperti melayang dan ikut terbang terbawa angin.

Riri Rusa sangat bangga dengan kemampuan berlarinya yang tidak ada tandingannya itu. Setiap hari dia berusaha menunjukkan kepada semua penghuni hutan akan kehebatannya. Tidak jarang dia menawarkan bantuan
Gambar diambil dari sini
Namaku Imung. Persainganku dengan Iwan tak hanya sebatas pada hal pelajaran saja, dalam permainan kasti, dalam hal apapun kami kerap bersaing bahkan untuk hal yang sepele sekalipun. Seperti memperebutkan siapa yang lebih berhak menjadi pemimpin dalam pasukan bila bermain perang-perangan.. maka terpecahlah kami menjadi dua kubu yang saling mengejek satu sama lain.

Aku didaulat menjadi pemimpin di antara kelompokku, maka akupun akhirnya di panggil Jenderal Imung sebagai bentuk penahbisan kedudukanku sebagai pimpinan. Begitu  pula Iwan didalam kelompoknya. Acapkali kami bermain perang-perangan ditanah lapang dengan menggunakan peluru yang terbuat dari tanah liat yang dikepal membentuk bulatan sebesar bola pimpong. Bola tanah liat kemudian saling dilempar ke arah lawan. Sakitnya tak begitu terasa, hanya saja akan terasa malu bagi siapa saja karena akan menjadi bahan ejekan besok disekolah.
Gambar diambil dari sini
Semuanya berawal dari mimpi. Sebuah mimpi seiring meningginya matahari membuat gambaran dalam benakku itu terlihat makin samar walau sebelumnya terasa amat nyata dan membuatku ingin terus menjadi bagian darinya.

Sebuah mimpi yang menyisakan dua kata yang tetap kuingat ketika terbangun. Dua kata itu terngiang-ngiang dan tidak bisa kuenyahkan dari pikiranku.

Lembah Hijau.
  Meti terbirit-birit berlari masuk ke dalam gedung kantor dengan kepanikan yang luar biasa. Aduh, aku sudah telat nih… Kenapa sih tadi pagi aku menuruti saja kemauan anak-anakku untuk bermanja-manja? Tapi aku juga tidak tega menolak mereka, keluhnya dalam hati. Ia sudah membayangkan wajah Ibu Siliviana yang tidak kalah seramnya dengan ikan piranha. Belum lagi caci makinya yang akan membuat para preman tersipu malu karena kalah kasar. Dan volume suaranya akan membuat para penjual loudspeaker bangkrut karena akan terdengar kemana-mana. Mungkin bisa membangunkan hantu yang sedang tidur.

Dan…”Mati akuuuu,” ia nyaris menarik rambut di kepalanya begitu melihat bahwa antrian di dalam lift begitu padat. Percaya atau tidak tapi 15 menit akan terbuang percuma dengan menunggu lift ini. Bahkan bisa lebih. Ia berpikir keras sembari meletakkan tasnya di meja pemeriksaan dan melewatinya dengan sukses. Lalu ia memandangi beberapa orang yang ada disana. Ia nyaris melonjak gembira ketika melihat ada Johanna. Hah, berarti akan ada orang yang sama-sama disemprot nanti…



Perkenalkan namanya Narina. Gadis cilik yang cantik dan masih berusia sepuluh tahun. Di usianya yang masih belia, Narina telah menjadi pesulap di seantero jagat seribu surga. Di antara seribu surga, ada 9 negeri surga yang termasyur dan terbesar dibandingkan negeri surga lainnya. Nama Narina pun menjulang tinggi karena kemahirannya bermain sulap. Salah satu cirri khas sulap Narina; mengubah debu menjadi sepasang burung merpati. Yang lebih uniknya lagi, Narina akan memberikan sepasang merpati itu kepada pasangan yang dia lihat sesuai di pertunjukannya.
Papa Jerapah sedang kesal. Ia kesal dengan Jerry Jerapah, anak laki-lakinya. Jerry sudah mulai dewasa. Dia tumbuh menjadi jerapah yang tinggi menjulang. Bukan hanya tungkainya yang memanjang dengan elok. Lehernya pun sangat rupawan karena tinggi dan langsing.

Mama Jerapah sangat bangga akan kemolekan anaknya itu. Kemanapun ia pergi, Jerry selalu diajaknya serta. Ia akan bercerita tentang Jerry kepada setiap teman yang dijumpainya. Ia bercerita tentang kemampuan Jerry menjangkau buah dan dedaunan di tempat-tempat yang tinggi. Saking tingginya Jerry Jerapah bahkan sudah dinobatkan menjadi jerapah tertinggi di kebun binatang tempat mereka tinggal. Sebuah gelar yang dulunya disandang oleh Papa Jerapah.
Sumber ilustrasi
Kepala mungilnya mendongak. Matanya terpicing, menahan silau langit sore. Rambutnya yang diekor kuda menjuntai di belakang punggungnya, bergoyang-goyang ditiup angin bulan Juli. Tatapannya terpaku pada sebuah layang-layang yang terputus dari benangnya, meliuk-liuk bebas di angkasa, terbawa angin musim kemarau yang kencang. Mungkin layang-layang itu akan jatuh di lapangan desa, atau tersangkut di pohon kelapa, atau mendarat di atap rumah tetangga.

“Huuuhhh…” keluh Pita sangat kecewa. Dengan lunglai tangan mungilnya mengikal benang pada kelosnya. Kali ini layang-layangnya tetap saja dikalahkan oleh layang-layang milik Didik, sang juara desa. Wajahnya terlihat kesal saat anak SD kelas tiga itu melepas sarung tangan biru hadiah ayahnya.

“Untuk melindungi tanganmu, Sayang,” ucap sang ayah sewaktu Pita menolak memakainya.

Gambar diambil dari sini
Suara itu kembali terdengar, kegaduhan yang sangat kutakuti. Aku menutupi kepalaku dengan bantal berharap dapat meredam suara bising itu agar tidak terdengar telingaku namun sepertinya usahaku tidak cukup ampuh karena aku masih dapat mendengar teriakan-teriakan itu. 

Aku beranjak menyalakan televisi dan mengatur volume suaranya cukup keras namun mataku hanya nanar menatap layar tanpa mampu mencerna adegan demi adegan yang silih berganti di hadapanku.
“Monique Rahmadita…,” Moniq tersentak mendengar panggilan namanya dengan lengkap dari belakang tubuhnya. Ooops, ada mama di dalam kamarku… Uh, ketahuan deh aku lagi membaca buku cerita ini dan tidak belajar, Moniq mengeluh dalam hatinya. Dengan takut-takut ia menutup buku ceritanya dan memutar tubuhnya menghadap ke mamanya yang sedang memandanginya dengan kesal.
Ilustrasi oleh Azam Raharjo

Tubuhnya yang putih mulus dan tampak empuk serta hangat bila dipeluk itu menggeliat pelan. Mata hijaunya berkerjapan seolah mengundang tangan untuk mengelusnya sambil menikmati kehalusan bulunya.

“Michiko sayang,” bisik Si Nona ke telinga kucing kesayangannya sambil mengecupkan bibirnya ke hidung Michiko yang mungil dan merah jambu. “Aku tinggal dulu, ya. Kamu di rumah sendiri sebentar, ya. Jangan nakal.”

Yang tidak diketahui Twittwit, Kasenda saat ini sedang berada di dalam pohon karnesia merah dan sedang memegang ekornya yang menyala dan menjadikannya sebagai penerang untuk melihat dengan lebih jelas di mana dirinya berada.
Gambar diambil dari sini


Selamat memasuki awal paruh kedua di tahun 2011 ini, semoga di bulan Juli ini semakin banyak aliran kata yang membanjir keluar melalui jari jemari yang terangkai menjadi suatu cerita yang dapat kita nikmati bersama.

Tanggal 23 Juli nanti kita akan memperingati Hari Anak Nasional, sehubungan dengan itu Kampung Fiksi menetapkan bulan Juli ini sebagai Bulan Cerita Anak, yang mana selama bulan ini kami akan menggelar beragam cerita anak dalam berbagai bentuk, baik berupa cerita fantasi ataupun cerita mengenai kejadian sehari-hari, selama itu berkaitan dengan anak.

Kami terbuka dalam menerima kiriman cerita anak dari para pembaca yang ingin turut berpartisipasi dalam meramaikan Bulan Cerita Anak di Kampung Fiksi. Setiap penulis boleh mengirimkan lebih dari 1 hasil karyanya namun kami hanya akan menampilkan 1 cerita per penulis per minggu.

Walau demikian tim Kampung Fiksi akan mengadakan seleksi dalam menayangkan cerita anak di KampungFiksi.com ini, kami tidak akan menayangkan cerita anak yang berbau SARA, pornografi ataupun kekerasan yang diceritakan secara berlebihan.

Mari persembahkan karya terbaik kalian untuk anak-anak Indonesia karena mereka berhak mendapatkan bacaan yang membuat mereka tersenyum bahagia, terbang dalam alam imajinasi ataupun cerita yang seakan meneriakkan kisah mereka pribadi.

Kami nantikan cerita anak kalian di kampungfiksi@gmail.com, tolong awali di bagian subject email, kalian tulis "CA : (judul cerita anak kalian)" lalu sertakan cerita anak kalian di badan e-mail, tanpa perlu di-attached.

Terima kasih atas partisipasi semuanya, baik yang berkunjung, memberikan komentar maupun yang mengirimkan cerita ;)


Salam imajinasi,

Kampung Fiksi.com
Juli 2011