Jauh di dalam sebuah laci yang terkunci rapat, tersimpan sebuah manuskrip yang telah diketik rapi. Mengapa manuskrip itu terkunci di sana? Apa kisah yang terkandung di dalamnya? Berapa lama ia sudah berada di dalam sana? Mengapa penulis tidak/belum menamatkan ceriteranya?

Ceriterakan tentang meja tempat menulis. Apa saja yang terdapat di sana dan apa yang bisa terjadi di sana? Apakah tempat itu mencerminkan kepribadian pemiliknya? Kemana pemiliknya pada saat ini, kenapa dia tak ada di meja itu, kenapa dia tidak sedang menulis?

Selamat menulis!

Duduk di bawah pohon ini memang sangat menyenangkan setelah berjalan jauh dan kerongkongan terasa kering. Seandainya saja ada warung minuman di sekitar sini.

"Haus, dik?" Aku nyaris melompat kaget. Entah darimana seorang bibi-bibi setengah baya ada di sampingku, ia menyodorkan sebotol teh manis dingin yang langsung kuteguk. Seandainya ada gorengan, pikirku, sempurna dengan teh botol ini. "Gorengan?" Aku hampir tersedak, seorang bapak tersenyum sambil menyodorkan satu kantong kertas berminyak khas pembungkus gorengan.

Apa yang sedang terjadi?

Selamat mengarang bebas!

Kamu terlambat datang ke kantor/sekolah/sebuah pertemuan (silahkan tentukan sendiri settingnya). Sesampainya kamu di tempat itu, tidak terlihat ada siapapun, walaupun kendaran berjejer di tempat parkir dan barang-barang tergeletak dimana-mana, tanda orang-orang sudah datang ke tempat itu.

Kemana perginya semua orang? Mengapa hanya kamu yang tinggal sendiri? Apa yang akan kamu lakukan?

Selamat mengarang bebas.

Kamu seorang penulis novel yang sangat terkenal mampu memberikan masalah-masalah yang sulit dan resolusi mengesankan kepada tokoh-tokoh ceritamu. Pada suatu hari, kamu terkunci di dalam sebuah toko buku antik. Tiba-tiba saja, tokoh-tokoh novelmu keluar dari dalam novel-novel ciptaanmu. Apa yang akan mereka lakukan kepadamu?

Sebelum sarapan, ngeprompt dulu yuk...

Pagi ini kamu tiba-tiba saja mengetahui bahwa jam 12 siang nanti sesuatu yang besar akan terjadi. Bagaimana membuat orang-orang penting dalam hidupmu bersiap-siap untuk itu? Apa yang terjadi pada jam 12 siang nanti?

Selamat berlatih menulis!

Aku tak mau kehilangan kalian lagi. Itu yang selalu dikatakannya sambil mengunci pintu kamar kami setiap malam. Kami tidak bisa keluar dari kamar ini sampai tiba waktunya untuk mandi dan berangkat ke sekolah, dengan pengawalan super ketat. Semuanya untuk kebaikan kalian berdua. Demikian penjelasannya.

Apa yang sebenarnya terjadi? Eksplorasi segala kemungkinan yang dapat terpikirkan olehmu tentang situasi ini, lalu temukan alasan yang ternyata berbeda dengan perkiraan tersebut.

Selamat berlatih menulis!

Sekelompok remaja, yang baru saja pindah kota dan masuk ke sekolah baru, perlahan-lahan memyadari bahwa di tempat itu mereka mengalami perasaan bahagia yang tidak pernah mereka rasakan sebelumnya. Tidak ada lagi perasaan sedih atau frustrasi yang pernah mereka alami di waktu-waktu yang lalu. Salah satu dari remaja-remaja itu, mulai merasa gelisah, sebab dia percaya dirinya mirip seperti Eeore yang selalu pesimis, dia merasa situasinya pada saat ini too good to be true.

Apa yang sedang terjadi di tempat itu? Apakah benar tempat itu too good to be true, ataukah mereka sedang mengalami masa-masa terbaik dalam hidupnya?

Selamat pagi, mari ngeprompt dulu sebelum sarapan. Selamat berlatih!

Prompt before breakfast!


Astrid kaget bangun. Nafasnya terengah-engah, dan keringat dingin membanjiri sekujur tubuhnya. Ia menyaksikan sebuah peristiwa yang sangat mengerikan di dalam mimpinya. Atau benarkah semua itu hanya mimpi. Dia merasa tangannya menggenggam sesuatu erat-erat. Cepat-cepat dilihatnya apa yang ada di dalam genggamannya, handphone! Masih jelas di dalam ingatannya, dia sedang merekam kejadian itu dengan handphone-nya. Kalau kejadian itu memang benar-benar terjadi, mengapa dia bisa berada di tempat tidur sekarang ini? 

Selamat mengarang bebas!

Sebelum sarapan, ngeprompt dulu!

Roketku meluncur dengan cepat, menembus sekat-sekat waktu. Warp 50! Pada peta galaksi yang terpampang di depanku, Terra yang hijau kebiruan dengan langitnya yang luas itu, kini nampak seperti sebuah noktah sangat kecil di antara jutaan noktah lain. "Pusat galaksi, Kapten." Navigatorku berkata, aku mengangguk, "Laksanakan!"

Selamat mengarang bebas! 

Sebelum sarapan, ngeprompt dulu!

Anak-anaknya telah meninggalkannya. Tidak ada satupun yang berdiri bersamanya di dalam ruangan itu. Ia benar-benar sebatangkara. Hanya sebuah kotak tua dan kokoh yang ditinggalkan untuknya.

Apa yang sudah terjadi? Kamu bisa mulai dengan alasan mengapa ia ditinggalkan, atau, apa yang ditinggalkan di dalam kotak itu. 

Selamat berlatih dan mengarang bebas!

Sebelum sarapan, ngeprompt dulu yuk!

Aroma wangi nasi goreng memenuhi udara dapur pagi ini, setelah tiga bulan lamanya tidak ada kegiatan apapun di sini. Aku menghirup udara dalam-dalam, memenuhi seluruh rongga dadaku dengan aroma yang menghangatkan persendian tulang-tulang yang mulai menua. Sebuah janji aku ucapkan diam-diam, sambil memperhatikan tangan-tangan kecil itu menuangkan sendok demi sendok sarapan pagi ke beberapa piring yang berjejer. Aku tidak akan pergi terlalu lama lagi....

Kamu bisa memulai atau mengakhiri karanganmu dengan paragraf di atas. Selamat mengarang bebas!



Untuk prompt yang satu ini, ada baiknya kamu membaca dulu cerpen ini.

Tokoh ceriteramu hanya mempunyai waktu 20 menit lagi untuk bertahan hidup. Apa yang akan dilakukannya? Mengapa ia begitu yakin bahwa ia akan segera mati? Bila ia terkurung, bagaimana menit-menit terakhirnya ia habiskan? Bila dia bebas pergi kemana saja, bagaimana ia menghabiskan menit-menit terakhirnya?

Bayangkan dirimu berada di posisinya, lakukan hal yang berlawanan dengan apa yang dilakukannya.

Ingat pepatah lama yang berbunyi: dimana ada kemauan selalu ada jalan? Maka mulailah dengan kemauan. Niatkan dirimu untuk menulis. Kedengarannya sederhana saja, bukan? Memang. Tapi, yang sederhana ini, ternyata merupakan faktor penting sekali.

Memang benar, sering juga sebuah pekerjaan atau kegiatan dilakukan tanpa kemauan yang besar, mungkin malah ogah-ogahan atau asal-asalan, tetapi ketika sudah selesai, kamu merasa kagum, hasilnya kok, lumayan juga, bagus juga. Nah, apa yang dikerjakan asal-asalan saja, hasilnya sudah seperti itu, bayangkan kalau dikerjakan dengan kemauan, dengan niat yang sungguh-sungguh.

Satu hal yang membuat kemauan itu menjadi melempem adalah kata tapi, contohnya, "Saya ingin sekali menulis, tapi saya sibuk banget, nggak ada waktu sama sekali." Atau, "Sebetulnya saya berniat menulis novel, tapi kena writer's block, jadi kehilangan ide." Kemauan ada, niat sudah diumbar, TAPI-nya yang harus dihapus dari perbendaharaan kata agar kemauan itu dapat dilaksanakan.

TAPI adalah kata paling populer untuk membuat alasan. Semakin banyak jurus tapi dikeluarkan, akan semakin ahli juga alasan-alasan yang dapat kamu karang. Karena itu, berhenti melakukannya sekarang juga. Berhenti mengeluh dan mengasihani diri sendiri agar merasa nyaman dan membenarkan diri tidak menulis. Sebab, semakin panjang alasanmu, semakin jauh juga karanganmu dari kata tamat. 

Kalau, tahun ini kamu benar-benar mau memulai novelmu, mari buat perjanjian dengan diri sendiri, putuskan hubungan cintamu dengan si Tapi, kalau perlu pakai surat perjanjian seperti berikut ini.

Surat Perjanjian, Kontrak Kerja Menulis, Dengan Diri Sendiri:

Saya: (Sebutkan namamu di sini)
Sejak hari: (Cantumkan tanggal, hari dan tahun di sini)
Melakukan perjanjian dengan diri sendiri untuk berhenti mencari alasan, dan menghapuskan kata TAPI saat berhubungan dengan niat dan kemauan untuk menulis.

Saya berjanji kepada diri sendiri, untuk menyediakan waktu dan kesempatan menyelesaikan tulisan saya. Saya tahu bahwa saya mampu menyelesaikannya. Saya tahu bahwa saya pasti menyelesaikannya. Saya tahu bahwa saya mau menyelesaikannya. Saya tahu bahwa saya tidak akan berhenti sampai naskah tulisan saya selesai saya kerjakan.

Demikian perjanjian ini dibuat, dan mengikat saya dan naskah saya hingga selesai dikerjakan.

(Nama & Tanda Tanganmu di sini)

Silakan, salin isi surat perjanjian ini, kemudian tempelkan di meja kerja atau meja belajarmu, atau di tempat di mana kamu biasanya menulis. Kalau belum ada tempatnya, segera sediakan. Lalu, LAKUKANLAH.
Sambil menyelam minum air. Robi merasa dirinya perlahan-lahan tenggelam. Sambil menyelam minum air, pikirnya cepat-cepat ketika merasa nafasnya mulai sesak karena kekurangan oksigen. Saat itu, tiba-tiba saja, Robi merasa dirinya dapat bernafas dengan leluasa. Ia menggoyangkan tubuhnya dan menyadari sebuah perubahan terjadi pada dirinya. Astaga, pikirnya takjub, ternyata benar mantera yang diberikan kepadanya. Saat itu ia teringat satu hal lagi, dia lupa menanyakan mantera untuk kembali menjadi manusia! Menjelma menjadi apakah Robi dan apa yang akan terjadi kepadanya selanjutnya?

Selamat mengarang bebas!


Jika kamu tertidur selama 25 tahun lamanya, apa yang akan kamu lakukan saat kamu bangun dan apa yang sangat ingin kamu ketahui tentang duniamu saat itu? (Kamu bisa saja terbangun maju 25 tahun, atau mundur 25 tahun) Bayangkan dirimu berada pada posisi tersebut, lalu bayangkan seseorang yang sama sekali berbeda kepribadiannya denganmu mengalami hal yang sama, apa yang akan dilakukannya bila ia berada di posisi yang sama? Bagaimana jika saat itu kalian bertemu dan bertukar pengalaman?

Selamat mengarang bebas.

Kita semua tahu dong pemeo yang berbunyi: tulis! tulis! tulis! Atau hardikan jleb yang bikin muka merah, "Writers write!" Nggak usah dibegitukan juga, yang merasa ingin jadi penulis pastilah orang-orang yang dari sono-nya hobi menulis, dan membaca. Jadi, tidak perlu disindir atau dibentak-bentak juga sudah sangat suka menulis. Masalahnya, apa yang mau ditulis kalau lagi (merasa) kena writer's block, (merasa) sedang terengah-engah karena mengalami kekeringan ide akut? Nahitu, problem kan?

Makanya di Kampung Fiksi, sudah diadakan kegiatan pagi, lima hari dalam seminggu: "Sebelum Sarapan Ngeprompt Dulu!" Ini salah satu kegiatan yang dapat membantumu latihan menulis supaya ide-idemu muncul tanpa malu-malu. Anggaplah kegiatan rutin pagi ini mirip-mirip dengan pemanasan olah ragamu setiap pagi, sisihkan setengah jam saja untuk melakukan pemanasan. Buat mereka yang justru lebih lentur kreativitasnya pada malam hari, bisa melakukan "Sebelum Tidur, Ngeprompt Dulu!" Atau, buat mereka yang justru punya waktu luang di siang hari, gunakan "Siang-siang Ngeprompt Dulu!" Tuh, kan, semuanya tergantung sama diri sendiri, kapan mau meluangkan waktu.

Tapi, tetap saja, kita masih saja bertanya-tanya, dari mana sebetulnya datangnya ide, dan bagaimana caranya supaya nggak pernah kehabisan ide, meskipun di hari Sabtu-Minggu tidak ada prompt yang muncul di Kampung Fiksi, misalnya.

Pertama, jangan berharap idemu adalah ide paling orisinil sedunia. Ada amsal yang berbunyi, tidak ada lagi hal baru terjadi di bawah matahari. Segala sesuatu adalah akumulasi dari apa yang sudah pernah dilakukan sebelumnya. Jadi, berhenti merasa takut idemu akan dicuri orang, atau lebih parah lagi kalau kamu berhenti menulis sama sekali gara-gara mencari ide yang sama sekali baru dan belum pernah ada yang memikirkannya. Yakinlah, apa yang ada di dalam pikiranmu, ada dan sudah pernah juga ditulis oleh orang lain. Hanya, cara pandangnya pasti berbeda, dan di situlah keunikannya.

Kedua, keunikan itulah yang terpenting, ke-kamu banget-an tulisanmu yang menjadikan tulisanmu autentik. Suaramu, personamu, tertuang di dalam karanganmu. Kita dapat membaca sebuah cerpen dan biasanya langsung tahu, oh, ini khas banget tulisan si anu, karena itu tadi, keautentikan yang ada di dalam tulisannya. Hal itu semacam sidik jari tulisan, masing-masing penulis memilikinya. Jadi, jangan kuatir soal ide yang sama, yang penting seberapa cerdik kamu mengolahnya hingga ide itu menjadi ceritera yang 'kamu banget' tetapi dapat dinikmati oleh orang banyak selain dirimu. (Kalau cuma kamu yang menikmatinya, lebih masuk akal untuk ditulis di diary saja kan? Tapi, ini berpulang kepada apa MOTIVASI menulismu, bakal kita bahas di topik yang lain. Stay tune, ya.)

Ketiga, ide ada dimana-mana. Ide itu semacam udara, dia bebas dihirup oleh siapapun juga, nggak pakai bayar. Itu sebabnya, di Silicon Valley, tempat orang-orang paling kreatif abad ini, ada pameo yang berbunyi: "Ide itu murah" sebab eksekusilah yang membuat hasil akhirnya menjadi mahal. Jadi, mari kita sepakat saja dulu sama mereka, setuju? Sekarang darimana sih datangnya si ide?

Perasaan dari tadi itu, deh, yang menjadi pertanyaan kita.

Jawabannya tentu mudah, ide datangnya ya dari mana-mana. Iya, sekali lagi, ide datangnya dari mana-mana. Yang penting adalah, apakah kita berhasil menangkapnya atau tidak. Apakah kita pada saat itu menyadarinya atau tidak. Apakah kita menyimpan dan mengingatnya sehingga bisa dipakai kemudian, atau tidak.

Ide, sama seperti uang gaji, harus ditabung. Tabungan penting, gaes, untuk menjaminmu pada saat-saat 'kekeringan' atau lebih bagus lagi, untuk menjaminmu tidak pernah kekeringan. Bener atau bener? Jadi, bukan darimana datangnya ide yang seharusnya menjadi masalah bagi kita (sebab ide-ide itu benar-benar melimpah ruah, tinggal dipetik saja), melainkan, bagaimana melakukan manajemen ide.

Mengapa kita perlu melakukan manajemen ide? Sebab, tidak semua ide bisa langsung dijadikan tulisan. Banyak ide-ide yang masih mentah, atau memang mentok. Banyak ide-ide yang bagus untuk penulis lain, tapi ternyata tak cocok untukmu. Itu sebabnya mengumpulkan lalu memilah-milahnya kemudian menabung ide-ide yang terasa cocok untukmu adalah hal yang perlu untuk kamu pahami.

Sekarang, bagaimana caranya agar tabungan idemu selalu penuh? Gampang banget: bawa 'buku' catatan kemana-mana. Catat ide-ide saat kamu mendapatkannya. Kalau jaman dulu, sebelum ada gadget (hape, tablet, laptop), kamu harus rajin membawa-bawa buku kertas, sekarang, malah lebih mudah. Kamu bisa mencatatnya di dalam gadgetmu, bahkan kamu bisa merekam gambar bila ide itu dapat ditangkap secara visual, kamu bisa membuat catatan-catatan ide di status-status media sosialmu. Banyak jalan menuju Roma, teman, bahkan kadang-kadang kebanyakan pilihan membuatmu jadi pusing sendiri. Itu sebabnya, pilih satu cara yang paling sesuai untukmu, lalu lakukan dengan tekun, niscaya, kamu tak akan pernah kehabisan ide yang sesuai untukmu.

Berikut beberapa cara manajemen ide yang bisa kamu lakukan:

1. Bikin tabungan ide. Kamu betul-betul menyediakan celengan untuk memasukkan potongan-potongan ide ke dalamnya. Entah berupa potongan berita, karcis film, gambar, dan sebagainya. Semuanya ada di satu tempat khusus yang siap untuk kamu gunakan sewaktu-waktu.

2. Menulis diary. Yes! Diary atau jurnal adalah sumber ide besar. Kamu bisa menulis apa saja di sana, kemudian kembali untuk membacanya dan mengolahnya menjadi tulisan masterpiece-mu. Dari diary jadi kumcer atau novel bestseller, aih siapa yang nolak? (Mimpi nggak boleh nanggung bo'!)

3. Manfaat notes atau rekaman suara yang ada di dalam gadgetmu (hape/tablet), catat atau rekam apapun juga ide yang melintas. Malah lebih mudah, sebab kamu pasti salah satu dari manusia masa kini dimana hape atau tablet sudah jadi tangan ketigamu, dan otak keduamu. Iya kan?

4. Sebagai fictionholics, saya sangat yakin rumah keduamu adalah di internet, jadi kenapa nggak dimanfaatkan saja status-statusmu sebagai tempat penyimpanan ide? Kenapa enggak dibuat saja blogmu sebagai gudang ide? Umm... dari blog menjadi buku, sounds delicioso kan?

Itu hanya sedikit dari sekian cara yang bisa kamu lakukan untuk mengelola ide-ide yang berjatuhan dari langit tetapi cepat hilang kalau kita tidak tanggap menangkap dan menyimpannya. Jadi, tunggu apa lagi? Pilih cara yang paling sesuai untukmu, dan kembangkan tabunganmu, sehingga kamu selalu kaya ide. Mau kan?

Prompt untuk hari ini:

Vira mengamati kedua anak kucing yang sedang asyik bermain-main. Menggemaskan, pikirnya sambil tersenyum. Ingin rasanya dia menggapai mereka lalu mulai menguliti kulit-kulit berbulu lembut itu. Apa rasanya? Tatapannya lalu beralih ke dua sosok yang saling berpandangan dengan mesra, seakan dunia tak berpenghuni selain mereka. Indahnya, dia tersenyum lagi. Ingin rasanya dia mencungkil dua pasang mata itu lalu memainkannya di telapak tangannya. Bagaimana rasanya? Sudahlah, Vira menggelengkan kepala, membuka ransel yang tergeletak di sampingnya. Ia ke taman ini untuk makan siang. Jauh-jauh dari teman-teman kantor yang selalu kepo, "Makan siang apa hari ini?" Katanya meniru suara cempreng salah satu dari mereka sambil mengeluarkan bekalnya dan bersiul-siul kecil, "Kalau saja mereka tahu..." Dia tersenyum lagi. Seorang perempuan lewat, dan membalas senyumnya. Vira memperhatikan bibirnya. Cantik sekali, pikirnya sambil tersenyum. Ingin rasanya...

Kamu bisa masuk ke dalam diri Vira, atau menjadi seseorang yang mengamatinya dari jauh. Selamat mengarang bebas!

Tokoh utamamu memiliki sebuah nama, nama yang unik dengan arti tertentu, atau nama yang biasa saja tetapi ada sejarah panjang di balik nama itu. Tulis kisah tentang nama itu, dan apabila tokoh utamamu diberikan pilihan untuk menentukan namanya sendiri, nama seperti apa yang akan dipilihnya?

Mulai atau akhiri tulisanmu dengan kalimat: Apalah arti sebuah nama.

Prompt hari ini, diambil dari paragraf pertama novel The Architect's Apprentice, karangan Elif Shafak. 

Dari antara semua manusia yang diciptakan Tuhan dan mereka yang disesatkan oleh Setan, hanya beberapa yang berhasil menemukan Pusat Semesta, di sana tak ada yang baik dan tak ada yang jahat, tak ada masa lalu dan tak ada masa depan, tak ada 'saya' dan tak ada 'anda', tak ada perang dan tak ada alasan untuk berperang, hanya lautan ketenangan yang tak berujung. Apa yang mereka temukan di sana, begitu indahnya sehingga mereka kehilangan kemampuan untuk berbicara. 

Para malaikat penjaga tempat itu, karena kasihan kepada mereka, menawarkan dua macam pilihan: Bila mereka ingin kembali memperoleh suara mereka, mereka harus melupakan apapun yang pernah mereka lihat, meskipun sebuah perasaan kehilangan akan menetap jauh di dalam sanubari mereka. Jika mereka memilih tetap mengingat keindahan, maka, pikiran mereka akan terganggu sehingga mereka tak dapat membedakan kenyataan dengan khayalan. Demikianlah, mereka yang tak sengaja menemukan tempat yang tak tertera di dalam peta itu, akan kembali entah dengan kerinduan terhadap sesuatu, yang tidak mereka ketahui apa, atau dengan begitu banyak pertanyaan. Mereka yang begitu merindukan perasaan menjadi lengkap kembali akan disebut 'para pecinta', dan mereka yang begitu haus akan pengetahuan akan disebut 'para pembelajar'.

Kamu adalah satu dari sekian orang yang menemukan Pusat Semesta, sebagai penulis dan blogger kamu ingin mengabarkannya kepada dunia. Apa yang akan kamu lakukan?

Selamat menulis! Kalau tertarik untuk membaca juga novel karangan Elif Shafak tersebut, dapat membeli langsung ebooknya di Amazon. Atau, bila kamu lebih suka membaca buku kertas daripada buku elektronik, silakan mencari di toko-toko buku. Saya tidak tahu apakah sudah ada terjemahan dalam bahasa Indonesia.

Prompt untuk hari ini:

Ketika kamu membersihkan gudang rumah kakekmu, kamu menemukan sebuah dokumen dengan stempel: RAHASIA, tertulis di sampulnya. Selama ini, kamu hanya tahu bahwa kakek adalah seorang laki-laki sederhana pemilik warung. Mengapa ada dokumen rahasia, dan apa isinya? Siapa kakekmu sesungguhnya?

Selamat mengarang bebas!

Prompt ini diambil dari cerpen Ajen Angelina: Darah di Tubuh Joko (DdTJ)

Dia sungguh terkejut ketika  mendapati  ada darah  di kepala, lengan, dan telapak tangannya. Dia sungguh tak tahu mengapa darah-darah itu bisa ada di  tubuhnya. Beribu pertanyaan membuncah di kepalanya, darah siapa ini? Apakah ini darahnya? Mengapa dia sampai berdarah? Apakah ada yang membubuhnya? Ataukah dia bunuh diri? Atau jangan-jangan ini darah orang lain. Kalau darah orang lain mengapa darah itu ada padanya? Jangan-jangan dia telah  membunuh orang. Dia bergidik, dia merinding, dia ketakutan.  Dia mencoba memeras otak, berpikir dengan keras kejadian yang terjadi hari ini. Menelaah dengan teliti lapisan memori otaknya, mencoba mengurut kejadian-kejadian hari ini.

Apa yang sudah terjadi? Silakan meneruskan sesuai dengan interpretasimu.

Jangan lupa untuk membaca cerpen DdTJ setelah menyelesaikan cerpenmu, dan kamu bisa menuliskan pendapatmu pada kolom komentar.

Bila ingin berbagi cerpen dengan KF silahkan tulis cerpenmu pada kolom komentar atau bagikan link cerpenmu ke @kampungfiksi.

Enjoy!
Prompt ini diambil dari cerpen Ria Tumimomor: Dua Wanita

Meyda mendongak ketika mendengar bunyi pintu pagar tetangganya bergeser dan sebuah suara mengucapkan selamat pagi. Yani, sedang bersiap-siap memburu omprengan ke kantor. Meyda melemparkan senyuman dan melambaikan tangan. Busa-busa sabun yang berada di tangannya langsung menjalar turun membasahi lengannya. Sejenak Yani memandanginya sebelum melambaikan tangan lalu tergesa-gesa melanjutkan perjalanan.

Silahkan diteruskan sesuai inajinasimu. Baca juga cerpen Ria setelah selesai ngeprompt, ya.

Mau berbagi dengan KF? Jangan ragu-ragu untuk menuliskannya di kolom komentar.

Prompt ini diambil dari cerpen G. Siahaya: Tepat Ketika Bibirnya Mengecup Hangat Tepi Keningku.

Laki-laki itu, memesonaku sejak awal aku melihatnya berdiri di atas panggung dan meneriakkan yel-yel, tentang kemerdekaan, tentang persatuan, tentang kebebasan, tentang berbagai macam wacana yang tidak mampu aku rengkuh dalam sekali teguk. Tetapi dia, yang berahang teguh, berkulit terang dan bermata tajam itu, berhasil meraih aku dalam satu kejap rengkuhan ketika entah dari mana batu-batu berjatuhan.

Silahkan menulis lanjutannya sesuai dengan keinginanmu. Lalu baca cerpen TKBMHTK setelahnya, dan bagaimana pendapatmu? 

Silahkan menulis ceriteramu di dalam kolom komentar bila ingin berbagi dengan KF. Jangan lupa untuk mengajak teman berlatih dengan prompt dan saling memberikan masukan.

Have fun! 

Prompt ini diambil dari cerpen: Pulang, karya Endah Raharjo.

Hari sudah menjelang petang ketika aku sampai di rumah. Kubuka gerbang tanpa suara. Aku yakin ada orang di dalam karena gorden masih terbuka dan ada bias-bias cahaya dari lampu duduk di ruang tengah. Kuketuk pintu pelan-pelan. Sebuah wajah yang amat kukenal menyembul begitu pintu terbuka.

Silahkan diteruskan sesuai dengan keinginanmu.

Kamu bisa menulis ceriteramu di kolom komentar bila ingin berbagi dengan KF.

Setelah selesai, baca cerpen Pulang dan bagaimana menurutmu?