Mau belajar menulis fiksi: cerpen/novel/editing, bisa bergabung di Kelas Online KF dan belajar sesuai waktu dan kebutuhanmu. Untuk informasi lengkap silakan kirim email ke kelasonlinekf@gmail.com atau klik gambar untuk mengetahui jenis kelas yang bisa kamu ikuti. Tunggu apa lagi? Segera daftarkan dirimu!

***

Dear sahabat Kampung Fiksi, berikut ini tips menulis novel seperti yang di-tuit oleh #DJTwitKF @RiaTumimomor di @kampungfiksi

1. Inspirasi
Novel berbeda dari novella atau cerpen karena ceritanya jauh lebih panjang dan kompleks. Tanpa inspirasi gimana kita bisa memulai menulis novel?

2. Proses Menulis
Mesti diingat kalau tidak ada proses yang sempurna dalam menulis novel. Ada penulis yang menyusun lewat kerangka karangan terlebih dahulu. Ada yang langsung saja menulis dengan melewatkan beberapa bab sebelum akhirnya kembali lagi untuk menyelesaikan bab tersebut. Terserah pada penulisnya

3. Setting
Tentukan dimana cerita itu terjadi karena setting ini juga penting. Dimana kita tinggal itulah yang akan membentuk kita - sama seperti karakter-karakter dalam cerita yang kita susun. Setting harus jelas, tempatnya dimana, waktunya kapan. Misalnya di buku bercerita tentang Jakarta di tahun 1970 maka penulis harus melakukan riset. Mengapa? Ada hal-hal yang saat itu belum ada seperti handphone misalnya atau televisi berwarna yang belum ada.

4. Plot
Cerita di novel kamu tentang apa? Siapa karakternya ? Apa tujuannya? hambatan apa yang dihadapi oleh karakter dalam mencapai tujuannya? Plot membutuhkan awal, tengah dan akhir. Harus ada konflik dan resolusi yang okeh untuk penyelesaiannya dan masuk akal.

5. Tokoh
Dalam cerita biasanya ada tokoh Protagnist dan antagonist. Ceritakan seperti apa mereka. Masih bingung? Buat daftar seperti siapa namanya? Umurnya? Kebiasaannya? dan jawab semua pertanyaan tersebut untuk masing-masing karakter. Atau langsung saja tulis dan biarkan berkembang seiring dengan penulisan.
Jangan terlalu berlebihan dalam menyusun tokoh protagonist dan Antagonist. Yang protagonist jangan terlalu baik dan suci sehingga pembaca akan sulit membayangkan diri mereka dalam karakter si tokoh atau paling enggak mempunyai perasaan...wah, gue juga seperti ini. Dan untuk untuk si Antagonist ; jangan membuatnya terlalu jahat. Pertentangan batin si tokoh antagonist juga okeh diulas sehingga membuatnya lebih manusiawi.



6. Tokoh-tokoh yang lain

Para karakter pendukung ini juga penting dalam cerita. Mereka bisa jadi pendukung si tokoh utama dalam mencapai tujuannya. Ceritakan sedikit tentang mereka yang dapat mendukung jalannya cerita tapi jangan sampai mereka mengambil alih perhatian pembaca dari tokoh utama.

7. Mulailah menulis dengan beberapa pendekatan berikut:

-Endingnya sudah terpikirkan oleh si penulis. Dengan mengetahui ending yang diinginkan, penulis bisa menyusun tema, plot, setting, karakter, dan membantu proses menulis menuju ending cerita tersebut.
-Coba ciptakan garis besar setting dan lingkungannya, lalu susun untuk mulai menulis. Geografinya bagaimana, ras, kota,pemerintahnya, dan sebagainya
-Kamu punya daftar ide dan mulailah menulis selagi ide itu masih segar dalam ingatan kamu .Selagi beristirahat menulis jangan berhenti membuka pikiran untuk adanya ide-ide baru untuk tulisan kamu
-Mulailah dengan para tokoh. Ciptakan tiga atau empat karakter dan plot yang terjadi di antara mereka. Sehingga para tokoh ini benar-benar menyatu dengan alur cerita.

8. Komitmen.
Banyak cerita diluar sana yang tidak bisa dibaca orang lain karena penulis tidak menyelesaikan naskah mereka.

9. Jadikan menulis sebagai kebiasaan.
Caranya?
-Paksa diri kamu menulis setiap hari, entah itu kalimatnya, per bab atau lebih. Dedikasikan waktu tetap untuk menulis. Kalau perlu susun jadwal menulis anda sehingga masih bisa mengerjakan hal lain.
-Cari dimana tempat yang enak untuk menulis yang tidak terganggu oleh apapun. Bisa di kamar, di kafe, semua terserah penulis. Inget proses menulis ini bakal lama jadi lindungilah bagian punggung
-Boleh juga bergabung dengan group-group seperti kami yang setiap tahun mengadakan even menulis 50,000 kata selama sebulan :) Biasanya kalau ada deadline, penulis malah lebih terpacu untuk menyelesaikan novelnya

10. Feedback
Minta tolong pada teman-teman yang bisa kamu percayai untuk membaca naskah kamu. Tulisan kamu ini masih dalam "baby stage” yang perlu diperhatikan dan dicintai. Cari teman yang akan berkomentar apa adanya yang dapat membantu kamu untuk menyusun agar cerita ini menjadi lebih baik lagi.
Kalau perlu bergabung dengan komunitas menulis baik online ataupun offline yang dapat membantu memberikan feedback, usul dan kritik bagi tulisan kamu.

11. Rewrite.  Rewrite. Rewrite.
Baca dan tulis ulang. Edit dan tulis ulang dapat menjadikan cerita lebih baik lagi. Tapi jangan berlebihan dalam mengedit seperti merombak lagi cerita yang telah disusun. Simpanlah draft pertama tulisan kamu. Jadi setelah kebablasan mengedit dan ingin kembali ke draft awal, kamu masih menyimpan naskahnya.

12. Keep rewriting.
Cerita yang bagus tidak pernah benar-benar selesai.

13. Publish your work.
Biasanya inilah yang dituju kebanyakan penulis melalui penerbit besar atau online publisher.

Sumber: http://www.wikihow.com/Write-a-Novel
Beberapa minggu yang lalu secara tidak sengaja saya mengikuti sebuah workshop--Writing For Living--yang diadakan oleh Islandscript.net di Blu Plaza, Bekasi. Tidak sengaja, karena saya menemukan kegiatan itu sedang berlangsung di Blu Plaza saat sedang berjalan-jalan dengan keluarga. Sesaat saya merasa "gelo" karena baru tahu ada workshop ini dan diadakan dekat dari rumah. Rasanya rugi sekali, karena jarang kegiatan-kegiatan semacam ini diadakan di pinggiran Jakarta seperti Bekasi. Dengan sedikit kecewa saya datangi juga panitia penyelenggara untuk mencari tahu tentang workshop yang sedang berlangsung itu. Puji syukur alhamdulillaah, ternyata workshop itu diadakan dua hari, artinya esok hari saya masih bisa mengikuti.


Siapa yang nggak pengen bukunya laris seperti kacang goreng di pertandingan sepak bola? ;)

Maka dengan penuh semangat keesokan harinya saya datang kembali ke Blu Plaza dan membayar biaya keikutsertaan workshop tersebut sebesar Rp 50.000. Pada mulanya saya kira workshop ini akan membahas tentang kegiatan menulis dan bagaimana menulis bisa dijadikan income yang menjanjikan. Tertulis dengan jelas di backdrop stage "Siapa Bilang Nulis Ga Bikin Kaya!" Ahahaha, menarik, nih!

Terkadang ada istilah-istilah dlm menulis yang tdak kita mengerti. Kami akan coba membahasnya ya :)

POV : Point Of View / Sudut Pandang : orang pertama (Aku) , Orang ketiga (dia)

Premis: karakter, tujuan karakter, hambatan yang dihadapi oleh karakter saat berusaha mencapai tujuan

Eksposisi : Detil ttg asal muasal cerita dan tokoh dalam cerita, termauk jg insiden awal yg mempengaruhi jalannya cerita

Konflik : masalah-masalah yang menghadang tokoh dlm mencapai tujuannya. Konflik bs terjadi antara tokoh dgn diri sendiri, tokoh lain, lingkungan & lain2

Klimaks: Terjadi ketika konflik dlm plot mengalami penyelesaian, biasanya merupakan puncak dari cerita

Resolusi: akhir dr cerita yg menceritakan apa yg terjadi terhadap tokoh setelah konflik diselesaikan

Writer's Block: Kondisi dimana penulis tidak bisa melanjutkan tulisannya

Untuk sementara ini dulu, nanti akan ditambah lagi ya sahabat Kampung Fiksi :)


 Legaaa... akhirnya Senja di Chao Phraya bisa dibendel jadi novel.

Proses lahir novel ini – bangga bisa punya novel – juga lamaaa...! Hampir 2 tahun dalam kandungan, saudari-saudara! Itu kalau terjadi beneran pada perempuan pasti sekampung udah pada ribut, dan bahkan tak mustahil muncul gossip kalau yang di dalam kandungan itu bisa jadi bayi buaya!

Tapi novel ini bukan tentang buaya sungai Chao Phraya. Ini perkara asmara antara Jeng Laras dan Mister Osken; yang satu Jawa yang satunya Amerika. Kisah ini pertama kali muncul sekitar Juni 2010 sebagai cerber 4 episode di sebuah blog bersama. Sayang sekali, versi aslinya sudah hengkang dari kandangnya. Yang pasti, saat itu, ada beberapa teman yang meledek, kok bisa-bisanya saya nulis cerita romantis begitu. Ada yang langsung nuding kalau itu cerita curhatan... atau jangan-jangan kisah pribadi... Bagaimana bisa kisah pribadi, lha wong suami saya Kangmas Jawa asli, bukan koboi dari Washington, DC (memang di sana ada koboi...???).

Beberapa bulan kemudian, iseng-iseng kisah roman yang lakonnya berusia tengah baya itu saya kembangkan hingga 22 episode. Mau tahu mengapa saya kembangkan (siapa juga yang nanya...)? Sebab saya geregetan, hampir setiap roman yang saya baca mengisahkan asmara dara-perjaka muda usia. Padahal kenyataannya, yang tengah baya juga tidak sedikit yang dirundung asmara. Asli, kalau ini atas dasar pengalaman; yang masih muda nggak bisa membantah sebab belum pernah berusia tengah baya...! Kisah bersambung itu jejaknya masih dapat ditelusuri di sini.

Antara versi bersambung dengan novelnya ada perbedaan, tidak hanya pada detil cerita, tapi juga penuturannya. Seperti apa? Beli saja bukunya. Khusus untuk teman-teman Kampung Fiksi, diberikan diskon 20% dari bandrol penerbit Rp 62.500, menjadi hanya Rp 50.000. Pastinya ditambah ongkos kirim; kecuali untuk 10 orang pertama yang bisa cepat mendaftar lewat komentar di bawah ini.

***
Wow! Tahun 2012 adalah tahun yang sibuk untuk Kampung Fiksi.

Bayangkan, dimulai di bulan Januari kami telah mengajak sahabat KF untuk berpetualang menyusun cerita dengan 50,000 kata. Programnya dinamai J50K atau January 50,000 Kata. Tidak dinyana peminatnya banyak dan di antaranya bahkan berhasil mencapai 50,000 kata. Tentu banyak juga yang belum selesai termasuk beberapa dari admin KF sendiri. Dan hal ini jelas akan menjadi hutang karena cerita yang masih menggantung.


Lalu memasuki bulan February kami menggebrak kembali dengan dua event sekaligus. Dua event ini terangkum dalam buku "The Greatest Love of All" yang terdiri dari dua volume buku. Kemudian langsung disusul oleh "Banyak Nama untuk Satu Cinta" .



Banyak yang menanyakan mengapa kami belum mengadakan event menulis bareng lagi untuk diterbitkan menjadi satu buku. Mohon maaf karena waktu kami tersita oleh proyek pribadi masing-masing sekaligus sibuk menggodok KUmCer kami sendiri... Ya, setelah buku kumcer pertama kami yang diterbitkan tahun lalu, rasanya sudah tak sabar ingin menerbitkan lagi hasil karya dari para anggota KF :)


Erhm, ceritanya beberapa bulan yang lalu kami membaca pengumuman di Leutika Prio. Isinya penawaran bagi para komunitas penulis untuk diterbitkan bukunya. Jadi, mulailah kami membuat proposal, mengenalkan komunitas KF dan juga foto-foto kegiatan kami tahun lalu yaitu workshop menulis bagi perempuan :) Setelah itu dengan deg-degan kami menunggu response dari Leutika dan... yay! Mereka memberi kami waktu kurang lebih sebulan untuk menyiapkan naskah yang sudah siap. Maksudnya, naskah tersebut sudah kami edit dan layout telah dirapikan. Kami sampai keriting menyiapkan naskah untuk disusun bersama, layout bagaimana yang akan menambah kenyamanan kumcer kami untuk dibaca. Serta tidak lupa kami kelimpungan sama judul. Setelah lewat proses semedi , dipilihlah: KOTAK PANDORA sebagai judul. Dan kami juga telah menyiapkan cover untuk kumcer terbaru ini. Kenapa judulnya Kotak Pandora? Oh, itu rahasiaaa :) Begitu kalian membacanya maka akan terbuka jelas mengapa kami memilih judul tersebut...

Nah, penasaraaan khan tentang kumcer terbaru kami? Tunggu saja tanggal mainnya ya :) Pasti akan kami kabari lagi begitu bukunya siap di order :)