Proses lahir novel ini – bangga bisa punya novel – juga lamaaa...! Hampir 2 tahun dalam kandungan, saudari-saudara! Itu kalau terjadi beneran pada perempuan pasti sekampung udah pada ribut, dan bahkan tak mustahil muncul gossip kalau yang di dalam kandungan itu bisa jadi bayi buaya!
Tapi novel ini bukan tentang buaya sungai Chao Phraya. Ini perkara asmara antara Jeng Laras dan Mister Osken; yang satu Jawa yang satunya Amerika. Kisah ini pertama kali muncul sekitar Juni 2010 sebagai cerber 4 episode di sebuah blog bersama. Sayang sekali, versi aslinya sudah hengkang dari kandangnya. Yang pasti, saat itu, ada beberapa teman yang meledek, kok bisa-bisanya saya nulis cerita romantis begitu. Ada yang langsung nuding kalau itu cerita curhatan... atau jangan-jangan kisah pribadi... Bagaimana bisa kisah pribadi, lha wong suami saya Kangmas Jawa asli, bukan koboi dari Washington, DC (memang di sana ada koboi...???).
Beberapa bulan kemudian, iseng-iseng kisah roman yang lakonnya berusia tengah baya itu saya kembangkan hingga 22 episode. Mau tahu mengapa saya kembangkan (siapa juga yang nanya...)? Sebab saya geregetan, hampir setiap roman yang saya baca mengisahkan asmara dara-perjaka muda usia. Padahal kenyataannya, yang tengah baya juga tidak sedikit yang dirundung asmara. Asli, kalau ini atas dasar pengalaman; yang masih muda nggak bisa membantah sebab belum pernah berusia tengah baya...! Kisah bersambung itu jejaknya masih dapat ditelusuri di sini.
Antara versi bersambung dengan novelnya ada perbedaan, tidak hanya pada detil cerita, tapi juga penuturannya. Seperti apa? Beli saja bukunya. Khusus untuk teman-teman Kampung Fiksi, diberikan diskon 20% dari bandrol penerbit Rp 62.500, menjadi hanya Rp 50.000. Pastinya ditambah ongkos kirim; kecuali untuk 10 orang pertama yang bisa cepat mendaftar lewat komentar di bawah ini.
***
daftaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaar mau dapet yg murah mbaaak :D
ReplyDeleteWow! Penasaran nih, jarang kisah romansa tengah baya dikisahkan lewat novel yang detail.
ReplyDeleteSaya pesan satu. Siap berwisata novel! :)
Wow! Penasaran nih, jarang kisah romansa tengah baya dikisahkan lewat novel yang detail.
ReplyDeleteSaya pesan satu. Siap berwisata novel! :)
bu endah,,,mau...gratis ongkir kan :D. transfernya kmn?? :D
ReplyDeleteoh ya, plus tanda tangan yaaa
Daftarrrrrrrrrrrrrr :) mau dapet yang gratis ongkirrrrrrrrr hehehehe
ReplyDeleteTerima kasih banyak sahabat KF, sementara ada 4 yg dpt tambahan dikson bebas ongkos kirim :-)
ReplyDeleteLinda, Safinah dan Mira udah dicatat yaaa...
@mas Robertus: bisa dihubungi dimana? Ini email saya: raharjo@indosat.net.id
peseeenn *berharap masih dapat jatah bebas ongkir, ahahahaha :p*
ReplyDeleteHai @Indah: masih dong. Kan belum ada 10 orang yg nulis komentar di sini :-)
ReplyDeletemauuu mbaaaak
ReplyDeletemauuuuuuuuuu ........ pake tandatangan sama cap bibirnya osken ya bude???????? :D
ReplyDeleteWaaah... senengnya... tambah 2 lagi: Dimas Nur dan Jeng Budi Astuti :-)
ReplyDeleteAyooo... siapa lagiii... masih ada 3 yg bebas ongkos kirim
Mbak saya nfatar...dgn tanda tangannya ya...
ReplyDeleteWaaah... ada mb Dini, makasih, ya. Seneng nih... jangan dibandingin sm karya almarhum Romo Mangun yaaa... heheheee... :-)
ReplyDeleteAku bisa nggak yaa? :D
ReplyDeletemau banget siiih.. pake tjap bibirnya juga :D
Mbak Endah, alamat lengkap sudah saya kirim ke e-mail. Saya nantikan kedatangan bukunya. Matur nuwun sanget. :)
ReplyDelete