Di sebuah danau berair sejuk dan berwarna biru, hiduplah segerombolan itik beserta binatang-binatang lainnya. Itik-itik itu selalu berenang kian-kemari dan selalu bersama-sama. Mereka bergerombol dan saling berebutan untuk dapat berenang di barisan paling depan. Warna mereka yang kuning cerah dan cantik selalu menarik perhatian para penghuni danau yang lain.
Ikan-ikan di bawah air danau senang sekali memandang kaki-kaki gerombolan itik itu mengayuh riuh saling berlomba.
Kecipak! Kecipak! Kecipak!
Cipratan air dari kibasan dan kayuhan kaki gerombolan itik itu terkadang mengenai kodok-kodok yang sedang duduk santai di atas daun teratai lebar di pinggir danau. Angsa-angsa putih yang gemulai juga lebih memilih untuk menjauh jika gerombolan itik yang riuh rendah itu mendekat ke arahnya.
Sebenarnya menyenangkan sekali melihat gerombolan itik itu berenang kian kemari di seputar danau dengan riuhnya. Namun ada satu warna kuning yang terlihat kusam yang selalu saja tampak di dalam gerombolan itik berwarna kuning cerah itu. Dan itu sering sekali menjadi bahan perbincangan antara para binatang penghuni danau.
“Itik yang satu itu sungguh merusak pemandangan saja. Lihat warnanya, berbeda sendiri. Yang lain tampak cerah dan cantik, sementara dia kusam sekali,” kata Swayney, si angsa putih, sambil mengangkat lehernya yang panjang setinggi mungkin.
“Mungkin dia malas mandi. Hahaha…,” kata Groggy, si kodok di atas daun teratai, berkelakar dengan suara keras.
Para angsa dan kodok lain yang mendengar itu tertawa berderai-derai mendengarnya.
Itik berwarna kuning kusam yang sedang dibicarakan itu mendengar gurauan mereka. Dia menunduk sedih sambil memandang warna bulunya yang memang terlihat berbeda dari saudara-saudaranya yang lain itu.
Namanya Daffy. Sejak telurnya menetas bersama telur-telur itik lainnya dia memang memiliki warna bulu yang berbeda dari saudara-saudaranya.
Daffy sendiri tidak mengerti kenapa dia berbeda. Awalnya saudara-saudara Daffy tidak ada yang mempermasalahkannya. Namun karena banyak penghuni danau yang membicarakan tentang warna Daffy yang kusam dan berbeda itu, akhirnya mereka ikut menertawakan.
Beberapa dari mereka malah menolak untuk bermain bersama Daffy karena tidak mau warna mereka ikut tertular kusam seperti Daffy. Sebab Lonzo, angsa jantan di danau itu, pernah mengatakan kalau warna kulit kusam Daffy bisa saja menular pada saudara-saudaranya yang lain.
Akhirnya Daffy lebih sering berenang sendiri, mencari tempat-tempat sepi di seputaran danau dimana tidak ada binatang lain atau saudara-saudaranya di dekat dirinya. Daffy sedih sekali karena tidak memiliki teman karena warna bulunya yang jelek itu.
Berulangkali Daffy berusaha menyelam ke dalam danau dan menahan nafasnya lebih lama karena berpikir mungkin warna bulunya akan terlihat sedikit cerah setelah ia menyelam ke bawah air danau. Tapi setiap ia menyembul keluar ke permukaan danau, Daffy kembali kecewa karena ternyata warna bulunya tetap sama seperti semula.
Suatu hari Daffy kembali menyelam ke bawah air danau. Trupi, si ikan mas besar penghuni danau, sedang ada di bawahnya. Ia tersenyum kepada Daffy.
“Hai, Daffy…Sudah lama sepertinya kamu tidak menyelam lagi seperti sekarang?” sapa Trupi dengan ramah.
Trupi adalah ikan mas besar yang sudah tua. Dia terkenal sangat bijaksana dan baik hati kepada semua penghuni danau. Selain itu dia juga sangat pandai. Daffy sering mendengar kalau Trupi sering memberikan nasehat-nasehat berguna kepada para penghuni danau itu.
“Aku sedang tidak ingin ada di permukaan danau sekarang ini. Mereka sedang menertawakan aku, seperti biasa,” ujar Daffy tergesa-gesa karena nafasnya sudah mulai terasa sesak akibat terlalu lama berada di bawah air.
Daffy kembali naik ke permukaan danau. Ia menarik nafas panjang dan kembali menyelam untuk berbincang-bincang dengan Trupi lagi.
“Ah, kamu muncul lagi. Mari kuberi tahu sesuatu padamu,” kata Trupi senang melihat Daffy yang kembali muncul di hadapannya.
“Apa?” tanya Daffy sambil berusaha menahan nafasnya lebih lama lagi.
Trupi berenang ke arah samping Daffy. Memperlihatkan sirip sebelah kanannya kepada Daffy. Daffy tidak mengerti dan menatap Trupi sambil menggelengkan kepalanya. Dia kembali ke atas permukaan danau untuk mengambil nafas kembali lalu secepat mungkin kembali menyelam karena penasaran dengan apa yang ingin ditunjukkan Trupi padanya.
“Sirip kananku lebih pendek dari sirip kiriku. Sudah dari kecil begitu. Tapi sampai setua ini tidak ada ikan lain yang berani mengejekku karena aku berbeda. Kamu tahu kenapa?” kata Trupi kepada Daffy ketika Daffy sudah kembali menyelam.
Daffy menggelengkan kepalanya.
“Karena aku tidak pernah berpikir kalau aku berbeda dari mereka. Aku sama-sama ikan dan bisa berenang. Aku juga punya insang sama seperti mereka. Dan satu hal lagi, aku memiliki kecerdasan yang lebih dari teman-temanku, sehingga mereka menghormati aku,” kata Trupi lagi dengan cepat.
Daffy kembali ke permukaan danau. Kali ini ia tidak langsung menyelam kembali ke bawah air. Dia berusaha memikirkan ucapan Trupi baru saja. Ia masih belum paham dengan maksud Trupi itu. Maka Daffy kembali menyelam ke bawah air danau.
“Tapi kamu kan memang pandai. Kalau aku, apa yang bisa aku banggakan?” kata Daffy pada Trupi dengan sedih.
“Hey, tidak akan ada yang bisa menunjukkan padamu apa kelebihanmu kecuali kamu yang menunjukkannya ke seluruh dunia,” kata Trupi sambil mengerlingkan matanya lalu berenang meninggalkan Daffy yang masih termangu-mangu memikirkan ucapan Trupi.
Daffy kembali ke permukaan danau. Tiba-tiba saja dia mendengar Groggy, si kodok hijau, berteriak-teriak meminta tolong. Semua penghuni danau serentak melihat ke arahnya. Groggy tampak sedang menggapai-gapai dari bawah daun teratai tempat ia biasa duduk-duduk santai. Apa yang terjadi pada Groggy?
Swayney, si angsa putih, berusaha berenang ke arah Groggy. Beberapa saudara Daffy juga ikut berenang menuju Groggy untuk melihat apa yang terjadi. Tapi Daffy yang berada paling jauh dari Groggy melesat secepat kilat mendahului mereka menuju Groggy.
Dengan sigap dia menarik Groggy dengan moncongnya. Tapi Groggy tetap tertahan di bawah air danau. Daffy menyelam untuk melihat apa yang menahan Groggy sehingga ia tidak bisa naik ke atas permukaan danau.
Olala, ternyata kaki belakang Groggy tersangkut akar daun teratai. Daffy berusaha melepaskan akar-akar halus yang menjerat kaki belakang Groggy itu. Ternyata sulit sekali untuk melepaskannya. Apalagi Groggy masih saja bergerak panik menendang-nendang karena takut tenggelam ke dasar danau.
Saudara-sadauara Daffy mulai mendekat, begitu juga Swayney. Tapi mereka tidak berani menyelam terlalu lama karena khawatir akan kehabisan nafas. Beruntung Daffy sudah biasa menyelam dalam waktu yang lama sehingga ia bisa membantu Groggy melepaskan akar-akar teratai itu dari kaki belakangnya.
Semua penghuni danau mulai mengelilingi daun teratai dan menunggu Daffy serta Groggy yang masih berada di bawah air danau. Sesekali Swayney mencelupkan lehernya yang panjang untuk melihat apa yang terjadi. Beberapa saudara Daffy juga melakukan hal yang sama. Mereka kagum melihat Daffy yang berjuang untuk menyelamatkan Groggy.
Akhirnya kaki belakang Groggy bisa terbebas dari jeratan akar-akar teratai itu. Daffy menarik Groggy, si kodok, ke permukaan danau. Semua besorak gembira melihat Groggy selamat.
Swayney berenang menuju Daffy sambil tersenyum. Saudara-saudaranya mengelilingi Daffy sambil ribut berceloteh.
“Daffy hebat! Untung kamu bisa berenang lebih cepat dari kita semua. Dan untung kamu bisa menyelam lebih lama dari kami semua. Kamu penyelamat!” kata saudara-sadauara Daffy dengan bangga.
“Maaf ya Daffy, aku pernah mengejekmu karena warna bulumu yang kusam. Sekarang aku tahu kenapa kamu berbeda, karena kamu memiliki keistimewaan di antara saudara-saudaramu yang lain,” kata Swayney malu-malu.
Groggy yang masih berusaha mengatur nafasnya yang tersengal-sengal menatap Daffy dengan pandangan meminta maaf.
“Terima kasih, Daffy. Kalau tidak ada kamu, mungkin aku sudah tenggelam ke dasar danau. Aku pernah bilang kamu malas mandi karena warnamu yang berbeda dari itik-itik lainnya. Tapi ternyata warnamu berbeda karena kamu sering menyelam. Dan aku bersyukur kamu sering menyelam sehingga bisa menyelamatkan aku,” ujar Groggy berterima kasih kepada Daffy.
Daffy tersenyum bahagia melihat semuanya menjadi begitu bersahabat dengan dirinya. Ia mencelupkan wajahnya ke bawah air danau. Dilihatnya Trupi di bawah sana sedang tersenyum sambil mengerlingkan matanya. Tak lupa ia menggerak-gerakkan sirip sebelah kanannya ke arah Daffy lalu berenang menjauh.
Itik Buruk Rupa yang Pandai Menyelam
- By Winda
- On July 29, 2011
- 3 comments
Seperti kisah si Tupi tupai, saya juga suka kisah Daffy itik ini. Sederhana. Banyak cerita anak2 yang bagus di sini. Mestinya ibu2 muda yg pada punya anak TK - SD, yang pada suka online, sering2 main ke KF ya... hahahahaaa... promosiiiii...
ReplyDeleteSukaaaaa... bisa buat ndongengin Khinaaa :)
ReplyDeleteHohoho.. cerita yang bagus, Windaa ;)
ReplyDeleteDaffyy.. ajarin berenaaangg :D