"Kisah Pesulap 9 Surga yang Sombong"


Perkenalkan namanya Narina. Gadis cilik yang cantik dan masih berusia sepuluh tahun. Di usianya yang masih belia, Narina telah menjadi pesulap di seantero jagat seribu surga. Di antara seribu surga, ada 9 negeri surga yang termasyur dan terbesar dibandingkan negeri surga lainnya. Nama Narina pun menjulang tinggi karena kemahirannya bermain sulap. Salah satu cirri khas sulap Narina; mengubah debu menjadi sepasang burung merpati. Yang lebih uniknya lagi, Narina akan memberikan sepasang merpati itu kepada pasangan yang dia lihat sesuai di pertunjukannya.

Menurut Narina burung merpati itu membawa wangi perdamaian. “Pria atau wanita bisa membawa perdamaian di dunia, alangkah indahnya saling berjabat tangan meraih keindahan dunia itu,” begitu kata Narina. Narina juga dapat merubah pecahan beling Toilet menjadi seorang anak gadis seusianya. Satu lagi yang dasyat dari Narina, dia pernah mengangkat tubuh seorang putri di salah satu 9 negeri surga itu, di atas permukaan laut. Mencengangkan bukan? Satu rahasia milik Narina yang tidak diketahui oleh siapa pun di dunia ini; kalung berbentuk O. Tanpa kalungya itu, Narina tidak bisa memainkan sulapnya. Tiada manusia yang menyadari bahwa bukan sihir atau magik atau ketrampilan kecepatan tangan, melainkan keajaiban kalung ‘O’ di leher Narina. Dengan kalungnya itu, Narina bisa mengubah sesuatu apa pun, sesuai yang Narina inginkan.

Narina memang masih belia, tetapi keangkuhannya luar biasa. Sebagian manusia memaklumi hal ini karena dia bisa disejajarkan dengan para pesulap dewasa yang terkenal. Sebagian lagi tidak menyukai tingkah laku Narina ini.

Suatu hari, di negeri surga 8, diadakan perlombaan mencari bakat bagi pesulap muda. Narina hadir di acara tersebut. Banyak keahlian-keahlian yang dipertontonkan pada acara tersebut, namun hal ini tidak membuat Narina bergeming. Bagi Narina kemampuan para peserta di acara itu, tidak ada yang mampu mengunggulinya. “Biasa-biasa saja,” gumam Narina. Tanpa Narina sadari, ada seseorang gadis cilik bertubuh gemuk sedang bersinar-sinar matanya memandang Narina. Tepatnya, memandang kalung ‘O’ milik Narina.
**



“Hahaha, aku bersyukur diberi indera keenam oleh Tuhan,” seru hati Ninety. Ninety terus memperhatikan gerak-gerik Narina. Ninety berlari ke arah kanan, lalu berlari lagi ke arah kiri. Kini, dia melompat tinggi.

“Aku memang tidak bisa menyulap, tapi dengan kekuatan daya pikirku dan kalung itu, aku bisa mengegerkan dunia,” Ninety tersenyum riang.
“Aku harus merampas kalung itu dari Narina,” bisik Ninety.
Ninety pun diam-diam mendekati Narina. Ninety berjarak 50 meter dari posisi Narina.
“Kita lihat Narina, apa kamu bisa melakukan sulap cemerlang tanpa kalungmu itu,” ucap Ninety sambil memejamkan matanya, seperti sedang bersemedi.

Ninety menghampiri Narina.

“Hai Narina, perkenalkan aku Ninety. Aku penggagum beratmu,” tegur Ninety seraya menjulurkan tangan kanannya.
“Oh Hai Ninety, senang berkenalan denganmu,” balas Narina.
“Hemm, kalungmu itu indah sekali,” puji Ninety.
“Ya, kalung ini pemberian dari seorang kakek tua di kaki bukit negeriku,” Kata Narina menjelaskan.
“Wow, baik sekali kakek itu. Boleh aku pinjam kalungmu sebentar?” tanya Ninety.
Sesaat itu pula, Narina melepaskan kalung di lehernya dan dengan mudahnya, dia berikan kalung itu kepada Ninety. Bahkan Narina turut memasangkan kalung ‘O’ itu di leher Ninety.
Kalung ‘O’ telah berada di genggaman leher Ninety. Secepat kilat, Ninety pun menghilang dari pandangan Narina, sebelum Narina sadar-dirinya telah terhipnotis oleh Ninety.

**

“Aku ingin punya sayap ,” kalimat ini diucapkan tiga kali di bibir Ninety. Lalu, pikiran Ninety sejenak buyar. Ninety memegang kalung ‘O’ yang benar-benar berbentuk bulat. Ninety teringat ketika dia membaca pikiran soal kalung itu di benak Narina. Dari otak Narina terbaca,”O, berarti menggeliding. Keberhasilan yang akan terus bergulir. Bagai bola menggeliding, apabila digerakan.”

“Aha, aku punya ide. Aku akan membuat tubuhku seperti bola dan menggelinding hingga ke bumi. Aku umumkan ke segulu penjuru negeri, agar mereka bisa melihat atraksiku,” Ninety berseri-seri.
**

Semua mata tertuju ke arah Ninety. Sorotan warna lampu menghujani tubuh Ninety. Dia berdiri tegak di atas tebing tertinggi dari seluruh negeri surga. Ninety mulai melenturkan tubuhnya…Kretekk…Badannya melengkung..kertekk…Kepala bertemu kaki..Kretekk..dan Hushh..Fisik Ninety telah menjadi sebuah ‘Bola’. Lalu siapa yang akan men-dribble bolanya? Secara otomatis bibir Ninety menyentuh kalung ‘O’.tidak lama, bola itu meloncat-loncat sendiri. Dan turun licin dari ujung tebing. Kemudian, melompat kawah tujuh warna. Bertengger sekelibat di pohon cemara berwarna biru. Menyentuh perbukitan penuh buah apel. Menengok taman firdaus yang dipenuhi anak-anak Tuhan. Bermain air di sungai yang banyak para pasangan bermadu kasih. Sempat memijaki batu besar yang bisa bicara. Mendengarkan anak-anak bermain perang-perangan di rumput yang selalu tertawa. Berenang-renang di laut bersama lumba-lumba putih. Terakhir, Ninety terbang dikawal kuda-kuda bersayap menembus bumi.
Seluruh penduduk seantero negeri surga, takjub tidak terkira menyaksikan peristiwa ini.

“Ini bukan hanya sekedar sulap, tapi keajaiban tak terbatas,” puja para penduduk terngagah kepada kepiawaian Ninety.

Dari kejauhan tampak mulut Narina terbuka lebar-melihat keandalan Ninety. Kelopak mata Narina mulai basah oleh bulir air mata yang jatuh satu per satu di pipinya. Apalagi cahaya putih kilau, begitu menonjol terlihat dari tubuh Ninety, rasanya Narina ingin menjerit sekeras-kerasnya. Pantulan sinar kalung ‘O’ membuat dirinya sesak dan mengamuk. Narina jadi berkata-kata kasar-tidak jelas- di depan semua orang. Namun, orang-orang itu tidak merasa kasihan pada Narina, malah mereka tidak memperdulikan kesedihan Narina.

Akhirnya, Narina menjauh dari keramaian. Narina berjalan sendiri ke kaki bukit yang dikelilingi oleh batu-batu besar bisa bicara. Narina menangis tersedu-sedu di depan salah satu batu yang paling kecil (bungsu).
“Bungsu, dimana kakek tua yang memberikan aku kalung itu?” tanya Narina.
“Dia sudah lama pergi, gadis cilik. Mau apalagi kau mencari dia?”
“Aku ingin memberitahukan bahwa kalungku telah dicuri dan aku ingin kakek tua membantuku untuk mendapatkanya kembali.”
“Ck..ck..ck..Narina, apa kamu sudah lupa perkataan kakek tua itu? Kalung ‘O’ itu memang memiliki nilai magik kuat dan keramat. Ia sengaja membuat pemakainya kian berkilauan, tapi ia juga akan berpindah tangan, jika pemakainya sudah tidak tepat lagi mengenakannya.”
“Berarti aku sudah tidak pantas lagi mengunakan kalung itu? Apa salahku, Bungsu?”

“Ini dia, kalo kesombongan telah menutupi pintu hati. Kamu tahu apa arti dari bentuk O tersebut? Ia itu bundar, manusia bisa berada di titik mana saja yang mereka suka. Bisa di atas juga bisa di bawah, atau di tengah-tengahnya. O itu akan bergerak jika digerakan dan akan terus mengelinding kencang, bila kita mainkan secara kencang pula. Namun jangan pernah ada yang bernama ‘Kesombongan’ karena ia akan berhenti mengelinding dengan sendirinya. Dan memiliki kesombongan, berarti mematikan cita-cita kita.”
“Aku sombong? Sepertinya aku tidak seperti itu. Bila pun iya, wajar aku begitu, karena sebelumnya tidak ada seorang pun yang mampu mengalahkanku.”

“Hehehe, ingat Narina, di atas langit masih ada langit. Satu anak ditemukan pandai di negeri A dan masih ada lagi anak yang lebih pandai di negeri lain. Jadi, jangan pernah menanggap dirimu pesulap terbaik, sebabnya masih ada pesulap yang lebih terbaik darimu.”
“Lalu, bagaimana dengan nasibku? Apa cukup sampai di sini saja perjalanan sulapku?”
“Camkan Narina, O itu juga sama seperti bumi, yaitu berputar. Hari kemarin kau berada di roda yang paling atas, hari ini kau berada di garis bawah. Itulah kehidupan, Narina! Satu lagi, akan selalu muncul bibit-bibit muda berbakat dan menjadi terbaik, oleh karena itu lakukan lomba dengan sehat; tidak curang. Semangat Narina! Tanpa semangat, tidak ada yang namanya hidup berguna. Belajarlah dari kesalahanmu, karena itu suatu saat nanti kamu akan menjadi anak yang berguna. Beruntunglah dengan usia beliamu, kau sudah mendapatkan pengalaman yang baik ini.”

“Tapi tetap, aku tidak rela Ninety menjadi yang terbaik,”
“Kamu harus rela dan ikhlas. Kalung ‘O’ bekerja untuk menguji para pemakainya, apakah dia benar-benar merawat pemberian Tuhan secara baik atau tidak. Kita lihat apa yang terjadi terhadap Ninety nantinya.”

Narina diam menunduk-merenungi penjelasan si Batu Bungsu.

**

Tidak perlu dipertanyakan lagi nama Ninety-terkenal di seluruh negeri surga. Tentu, ke Sembilan negeri surga yang termasyur itu, sering menghadirkan pertunjukan dasyat dari Ninety. Ninety juga sangat puas dan senang, berkat indera ke enam dan keahlian hipnotisnya, Ninety dapat memiliki kalung ‘O’. Suatu kalung ber-emas putih yang kuasa memberikan keajaiban-keajaiban berlipat-lipat bagi yang mengenakannya.

Namun, kejayaan Ninety tidaklah lama. Ninety mendapatkan kalung ‘O’ dengan cara mencuri. Selain mencuri, Ninety juga berbuat curang dengan memanfaatkan bakatnya untuk hal yang tidak baik.
Di suatu negeri surga yang kecil, terdapatlah seorang gadis cilik yang buta. Dia bernama Sunshine. Matanya memang tidak bisa melihat, tapi dia punya mata hati yang bisa melihat. Sunshine selalu bercita-cita untuk bisa merubah dunia menjadi lebih baik.

Satu malam Ninety tertidur pulas. Seorang kakek tua mengambil kalung ‘O’ dari lehernya. Kemudian, kakek tua itu memasangkan kalung ‘O’ di leher Sunshine-ketika Sunshine juga sedang tertidur pulas. Ke-esokan harinya tanpa sengaja, Sunshine menyemburkan nafasnya ke suatu pulau surga-dimana lahannya kering dan tidak ada satu tumbuhan pun yang hidup. Tiba-tiba saja penduduk pulau surga itu menjadi ramai dan heboh, karena tanah mereka menjadi subur, hijau dan dilimpahi banyak air.

Sunshine tidak pernah menginginkan untuk menjadi pesulap. Dia hanya ingin dapat merubah dunia menjadi lebih baik. Hal itu terlaksana, karena Sunshine memiliki hati bersih, sederhana, dan cita-cita yang mulia.

Dua hari kemudian, Sunshine menginjaki negeri surga yang banyak kebodohan dan ketidak-adilan. Setelah itu Hari demi hari, negeri surga itu berkurang masalah kebodohan dan ketidak-adilannya. Hanya dengan kedua kaki Sunshine dan senyum tulus ketika dia menyapa para penduduk negeri surga itu. tentu juga niat yang baik.

Ya, kalung ‘O’ bisa berbuat keajaiban sesuai kehendak pemakainya, tetapi ia tidak akan bertahan lama bertengger di manusia yang mempunyai sifat sombong.

6 comments:

  1. Sariii.. cerita yang satu ini aslii.. keren bangets, ahahaha.. gua tadinya ngga mau baca2 dulu cerita2 anak yang ada di KF, takut kebawa ajaa berhubung gua juga lagi nulis cerita :p

    Tapii.. ngga tau kenapa, dari sejak baca judul cerita ini, tertarik untuk membaca kisahnya, and I lovee it! ;)

    Ditunggu cerita2 selanjutnyaa :D

    ReplyDelete
  2. waaaah.. cerita bagus!
    perlu imajinasi tinggi untuk bisa membuat yang seperti ini
    salut, Mbak!

    ReplyDelete
  3. Hehe..jadi malu Sama elu Indah...Secara dongeng elu jauh lbh keren2...senang elu bisa suka...Thanx

    Desyach: Tengkyu...

    Ria dan Deasy: tengkyu

    ReplyDelete