Hello
sobat KF sekalian. Minggu lalu kalian sudah membaca interview bareng Emil Amir yang mengangkat budaya lokal dalam cerpen-cerpennya. Nah, minggu ini
kampungfiksi.com berkesempatan mewawancarai penulis muda berbakat asal Bandung.
Namanya Odet Rahmawati. Odet ini sudah menerbitkan satu buah novel perdananya
yang berjudul “Selamat Datang, Cinta.”
Yuk,
disimak wawancara bareng Odet.
(photo: koleksi pribadi Odet Rahmawati)
1.
Sejak usia
berapa Odet mulai menulis?
Ø
Sejak usia 21 tahun. Sebenarnya, saya baru belajar menulis pada
akhir tahun 2011. Saya mulai rajin belajar menulis di blog dan mengikuti beberapa
proyek menulis yang banyak diadakanmelalui jejaring social,Twitter.
2.
Apa
yang membuat kamu memutuskan untuk terjun ke dunia kepenulisan sampai hari ini?
Ø
Yang pertama, dengan menulis saya bisa mewujudkan banyak hal
yang terkadang belum sempat dan belum mampu saya lakukan di dalam dunia nyata.
Mimpi-mimpi saya tidak menjadi sia-sia, bahkan bisa dinikmati oleh orang lain
melalui sebuah cerita.
Yang kedua, sebab menulis itu bisa dilakukan di mana dan kapan
saja. Jadi, saya merasa itu sebuah kegiatan yang sangat menyenangkan.
3.
Siapa penulis
idola kamu? Apa yang membuat mereka layak kamu jadikan idola?
Ø
Windry
Ramadhina dan
Christian Simamora.
Kenapa? Jelas mereka layak
saya jadikan idola dan tempat untuk belajar lebih baik lagi dalam hal menulis.
Tulisan mereka sangat manis, bagus, nakal dan sering membuat saya merasa jatuh cinta.
Dari karya-karya mereka juga saya mendapatkan semangat untuk terus belajar memperbaiki
diri.
4.
Ada
nggak gaya menulis penulis terkenal yang mempengaruhi gaya menulis kamu?
Ø
Nggak ada kayaknya. Selama ini saya mengharuskan diri sendiri
untuk banyak membaca dari buku siapa pun.
5.
Kamu pernah
dong kena writing block.. kondisi dimana kamu males dan merasa ngga ada ide
untuk menulis. Nah menurut kamu Booster menulis kamu yang paling ampuh itu apa?
Bisa dibagi ngga tipsnya buat sobat KF semua…
Ø
Buat saya pribadi, writing block itu nggak datang dari alasan
malas aja, sih. Tapi karena ada beban pikiran atau perasaan yang memang mampu mengacaukan
isi kepala saya. Biasanya, untuk mengatasi hal tersebut saya berhenti menulis dulu.
Lalu melakukan kegiatan lain. Misal dengan menonton film, mendengarkan musik,
membaca pastinya. Biar isi kepala saya jadi lebih segar dan bisa mengembalikan keinginan
untuk segera menyelesaikan tulisan saya.
Semangat menulis saya bisa datang dari apa saja. Dengan
melihat semangat teman penulis lain yang produktif menulis, misalnya. Pasti ada
pikiran, dia aja bisa? Kenapa saya nggak? Masa saya mau menyerah sampai di
sini? Atau kata editor saya, bahwa penulis
yang baik itu adalah penulis yang mau berproses. Mau terus belajar dan
terus memperbaiki diri. Kalimat itu selalu membuat saya merasa semangat
menulis. Semangat untuk segera menyelesaikan apa yang telah saya mulai. Bukan
meninggalkan dan menyerah begitu saja.
Satu lagi, ngobrol sama temen pun bisa bikin saya semangat
lagi. Mereka selalu membuat saya merasa percaya diri lagi.
6.
Apakah
Novel Selamat Datang Cinta ini novel pertama kamu?
Ø
Iya, ini novel debut saya di Gagas Media. Semoga nanti saya
punya kesempatan untuk menulis novel yang kedua, ketiga, keempat, dan
seterusnya.
7.
Cerita
dong, bagaimana perjuangan kamu saat menulis dan menerbitkan Novel Selamat Datang
Cinta!
Ø
Saya menulis “Selamat Datang, Cinta” itu pada pertengahan
2012. Merevisinya pun pada saat menemani mama saya yang sedang dirawat di Rumah
Sakit karena terserang stroke ringan. Pertengahan Desember 2013, saya mengirimkan
naskahnya ke Gagas Media dengan judul “Alone Alona.” Lalu pertengahan Januari
2013 saya mendapatkan kabar melalui e-mail
kalau naskahnya sudah masuk ke redaksi. Dan pertengahan Februari 2013, saya dihubungi melalui telepon oleh editor
dari Gagas Media. Rasanya? Senang luar biasa. Penantian yang nggak sia-sia.
Buat
saya kegiatan menulis saja sudah merupakan bentuk sebuah perjuangan. Banyak hal
yang harus saya pikirkan agar tulisannya menjadi sebuah cerita yang menarik.
Mulai dari kematangan plot, karakter tokoh, riset, logika cerita, dan
lain-lain. Terlebih, saya berada dalam aroma obat yang tidak mengenakan. Serta
harus menghadapi sikap mama yang cukup rewel karena sedang sakit.
8.
Untuk
novel ini, kamu pasti melalui beberapa tahapan yang kamu lalui. Apa aja
sih tahapannya? Trus menurut kamu tahapan mana yang paling sulit?
Ø
Yang pertama pastinya
menulis, hehe. Lalu mengirimkannya ke penerbit, editing, memikirkan judul, blurb, dan membuat konsep layout dan cover
novelnya. Meski semua tetap akan dibantu oleh pihak penerbit juga.
Yang paling sulit itu proses editing. Saya harus bisa memfokuskan
alur cerita novel saya dari draft awal.Apalagi pada saat harus mengubah beberapa
hal di dalamnya. Namun peranan editor sangat besar sekali. Kak Michan (editornya – red) memberikan saya banyak ilmu
menulis yang luar biasa. Yang semoga saja, bisa saya terapkan pada proses
menulis lainnya.
O ia, mungkin buat penulis baru seperti saya. Khususnya saya.
Saya sedikit kesulitan ketika editor memberikan hasil editing dengan menggunakan
track changes. Dan ternyata, itu sangat
mempermudah proses menyunting tulisan.
Silakan dicoba. Ada di review dalam miscrosoft word.
9.
Novel
ini bergenre apa sih menurutmu sebagai penulisnya? Trus apa tema yang diambil
di novel ini?
Ø
Romance
remaja.
Tema novel saya itu tentang kehidupan; ada cinta, keluarga,
persahabatan, mimpi, kerja keras dan kehilangan. Lengkap, bukan?
10. Apa yang menjadi inspirasi kamu untuk menulis novel ini?
Ø
Kehidupan di sekitar saya. Tentang seseorang yang sempat mengalami
hal sama seperti Alona dan Bastian. Dan bagaimana semangat mereka untuk tetap bersyukur
dengan hidup. Nggak sedikit bukan, orang yang merasa kehidupan tak nyaman dalamsebuah
rumah. Menjadikan hal tersebut sebagai alasan untuk ‘menghancurkan’ hidupnya sendiri.
Dan nggak kalah banyak pula, yang menjadikan hal tak nyaman dalam hidupnya sebagai
motivasi untuk merubahnya menjadi lebih baik.
Kehilangan diciptakan untuk membuat kaki-kaki kita semakin kuat melangkah ke masa depan.
Bukan sebaliknya.
11. Apakah kamu mempunyai target dalam satu tahun harus
menghasilkan satu novel misalnya?
Ø
Tentu, saya sedang berusaha menyelesaikan naskah kedua.
Doakan, ya. Semoga, setidaknya, dalam satu tahun saya bisa melahirkan satu
novel. Semoga saya selalu mampu menjaga semangat untuk tetap menulis.
12. Di Kampung Fiksi, kan,
suka ada event Januari 50K. apakah kamu pernah ikut event-event semacam itu?
Menurutmu ada untungnya nggak sih ikut event-event menulis semacam itu?
Ø
Pernah. Kalau enggak salah
Cerpen Cecintaan. Sangat menguntungkan. Karena dengan mengikuti proyek menulis.
Saya belajar banyak hal tentang menulis yang baik. Menambah pengalaman.
Memperbanyak teman. Itu sangat menyenangkan.
13. Kasih bocoran sedikit dong tentang isi novel kamu, biar
sobat KF pada penasaran…
Ø
“Selamat Datang, Cinta” itu bercerita tentang dua orang yang
bersahabat sejak kecil. Keduanya memiliki cerita tersendiri tentang kehilangan.
Dan keduanya pun mendapatkan banyak hal dari keberanian mereka untuk menghadapi
apa pun yang dianugerahkan ke dalam kehidupan mereka. Salah satunya kehilangan
orang terkasih.
14. Satu pertanyaan penting tentang promosi buku setelah terbit,
ada tips and trick-nya nggak? Promosi apa yang kamu lakukan biar penikmat fiksi
mau membeli buku kamu.
Ø
Saya sendiri masih fokus promosi di jejaring social:
Twitter, Blog, dan Facebook. Seperti membuat kuis, lalu melakukan review
kecil-kecilan. Dan dibantu teman-teman juga. Nanti juga bakalan ada kuis untuk para
pembaca SelamatDatang, Cinta. Hadiahnya unyu lho, makanya buruan beli novelnya.
:P
15. Pertanyaan terakhir deh, kira-kira apa kelebihan novel kamu sehingga
sobat kf harus menjadikan bukumu sebagai bagian dari koleksi buku-buku mereka?
Ø
Karena saya yang menulis novelnya, hahaha. Karena yang
mengalami kehilangan bukan hanya kamu. Dan berpindah hati tak pernah sesulit semua
keluhanmu selama ini. Sudah siap membaca Selamat Datang, Cinta? Berarti, kamu sudah
siap untuk jatuh cinta lagi. (uhuk – red).
(Photo: Koleksi Pribadi Odet Rahmawati)
PS: Terima kasih banyak
teman-teman Kampung Fiksi. Semoga jawaban yang saya berikan cukup memuaskan. Saya juga masih dalam proses belajar. Maaf jika
masih banyak kekurangannya. Senang sekali bisa diwawancara oleh Kampung Fiksi.com,
Semoga lain waktu, saya punya kesempatan
lagi buat ngobrol sama teman-teman, ya.
Salam,
Sip,
Odet. Semoga menjadi penulis novel yang sukses ya… (HS)
Aih aih.... Odet unyu-unyu banget sik.... ^_^
ReplyDeletepenulisnya seunyu cover novelnya :3
ReplyDeletekata-kata dari editornya bener banget :)
ReplyDeletewih bener banget tuh ide itu bisa di dapaat dari mana saja disekitar kita. n thx buat tips writerblocknya.
ReplyDelete