Cinta dan pengharapan di bawah hujan
Oleh : Yustus “Oijoon” Maturbongs
Langkah kakinya bergerak gemulai
Seolah tak mau kalah dengan rintik hujan yang menari
Padahal percikan air sempat membasahi
Betisnya yang aduhai
Perempuan berpayung merah muda
aku mengintipnya dibalik jendela kaca
berusaha mereka-reka
di senja ini siapakah kau jelita?
Ia berhenti sejenak dan memutar payungnya
Senyumnya meredam amarah hujan
Tatapannya mengalihkan dunia
Aku penasaran
Lalu dari balik kabut dan keramaian
Mendekatlah lelaki berpayung hitam berjalan perlahan
Berdua mengumbar kemesraan
Berciuman di bawah hujan
Perempuan berpayung merah muda dan laki-laki berpayung hitam
Aku harus mengucapkan terima kasih pada kalian
Karena senja itu hatiku sedang kelam
Dan kemesraan kalian seolah pengharapan
Aku tak kenal kalian
Kalian pun tak melihat aku
Tapi alam dan Tuhan sedang mengirim pesan
Kalau cinta menyapa kita saat itu
Langit boleh pekat
Hujan selalu deras
Tapi pengharapan kan selalu mendekat
Bagi mereka yang tak putus asa dan berusaha keras
Maritje
Oleh : Yustus “Oijoon” Maturbongs
/1/ Subuh
Hanya kabut
Dingin membalut
Kulitnya yang keriput
/2/ Maritje
Tua renta
Bertahan hidup menyusuri Boulevard
Pisang goreng dalam keranjang
/3/ Hujan
Menghunjam bumi
Di awal juni
Boulevard subuh ini
Puisi-Puisi Yustus “Oijoon” Maturbongs
- By Unknown
- On June 02, 2011
- 4 comments
Antara Maritje dan perempuan berpayung merah muda, siapa yang lebih menderita?
ReplyDeleteSelamat datang di kampung kami, Oijoon :D
Suka tema puisinya..apalagi puisi yg Maritje...
ReplyDeleteSelamat datang dan selamat berpuisi Juni di Kampung Fiksi, Mas Oijoon. Haiku-nya sangat menarik hati :)
ReplyDeleteMungkin karena saya suka makan pisang goreng, maka Maritje itu paling berkesan. *maklum, otak saya di perut*
ReplyDelete