Puisi-Puisi Yustus “Oijoon” Maturbongs

Cinta dan pengharapan di bawah hujan

Oleh : Yustus “Oijoon” Maturbongs

Langkah kakinya bergerak gemulai
Seolah tak mau kalah dengan rintik hujan yang menari
Padahal percikan air sempat membasahi
Betisnya yang aduhai

Perempuan berpayung merah muda
aku mengintipnya dibalik jendela kaca
berusaha mereka-reka
di senja ini siapakah kau jelita?

Ia berhenti sejenak dan memutar payungnya
Senyumnya meredam amarah hujan
Tatapannya mengalihkan dunia
Aku penasaran

Lalu dari balik kabut dan keramaian
Mendekatlah lelaki berpayung hitam berjalan perlahan
Berdua mengumbar kemesraan
Berciuman di bawah hujan

Perempuan berpayung merah muda dan laki-laki berpayung hitam
Aku harus mengucapkan terima kasih pada kalian
Karena senja itu hatiku sedang kelam
Dan kemesraan kalian seolah pengharapan

Aku tak kenal kalian
Kalian pun tak melihat aku
Tapi alam dan Tuhan sedang mengirim pesan
Kalau cinta menyapa kita saat itu

Langit boleh pekat
Hujan selalu deras
Tapi pengharapan kan selalu mendekat
Bagi mereka yang tak putus asa dan berusaha keras


Maritje

Oleh : Yustus “Oijoon” Maturbongs

/1/ Subuh

Hanya kabut

Dingin membalut

Kulitnya yang keriput


/2/ Maritje

Tua renta

Bertahan hidup menyusuri Boulevard

Pisang goreng dalam keranjang


/3/ Hujan

Menghunjam bumi

Di awal juni

Boulevard subuh ini

4 comments:

  1. Antara Maritje dan perempuan berpayung merah muda, siapa yang lebih menderita?

    Selamat datang di kampung kami, Oijoon :D

    ReplyDelete
  2. Suka tema puisinya..apalagi puisi yg Maritje...

    ReplyDelete
  3. Selamat datang dan selamat berpuisi Juni di Kampung Fiksi, Mas Oijoon. Haiku-nya sangat menarik hati :)

    ReplyDelete
  4. Mungkin karena saya suka makan pisang goreng, maka Maritje itu paling berkesan. *maklum, otak saya di perut*

    ReplyDelete