Puisi-puisi Ali Bukbrax (2)

Misteri Pesona

Ada yang datang getarkan hati,   pandang mengacau, otak menilai membuncah rasa,

aneh tapi benar adanya, bergema menumbuh rindu ketika rasa mengeja jiwa,
kemudian asa selalu hadir menggapai kala, menanti dentam debar jantung
ditalukan,
merajut seraut wajah serta senyum terulas penuh bunga dipadankan.
jujur, alami, ratio terabaikan ketika hati terlanjur jatuh kedalam pesonanya.

Ketika tiba-tiba terduduk dikanofi,  usai  mengukur langkah di tebaran
ruang sibuk penuh senda serta gelak, rasa terlihat ramai menari
menggetarkan.
Ku pilih melangu di sudut sepi diantara hura-hura,  menikmati panganan dan
secangkir besar minuman dingin.

Rehatku ditemani  penyegar tubuh, di terik panas mentari menjelang sore, di
udara sisa tengah hari,  imbasnya masih meninggalkan gerah membuat
tubuh-tubuh serasa terbakar dan aroma kulit sekujur mendesah tercekam cuaca

Disekitarku  rasa itu  terlihat saling berlabuh dirsandarkan,
remaja serta kembara mabuk pesona disudut ruang,  asik bercengkrama
melukis  asmara,
masing-masing secangkir minuman dingin dan panganan ringan berharap
mampu redakan rindu
mimik kadang tersenyum, cekikikan tak rela lepas pandang tak tertautkan


Rasaku tertawa atau risau,  aku tak tau,  tetapi kelebat nya membawa kemafhuman,
Kunikmati saja apa yang ada dicakrawala pandang,
Sekelebat sosok-sosok halus lewat tepat didepanku berlenggang bak
putri-putri  berperawakan khas,
semampai  menghampiri bangku  berwarna pucat jadi biru, menyamping
melapangkan ruang  sekedar kunikmati pelangi menari dimataku,
pasangan sibuk penebar pesona.


Pesona,  berlangsung  cepat kadang tak terrencana,
kini diambang luluh antara kau dan aku, rasa itu masih saja  mampir
setiap waktu,
tak terkecuali ketika rinai berangkat ke benderang atau hujan mengantar sang
rembulan.
ketika satu  tanda telah didentangkan, berharap getar itu tetap terdaftar di
angan kerinduan

misteri pesona…

*


Rahasia Pesona

Aneh tapi diakui adanya, bergema menumbuh rindu ketika waktu mengeja
jiwa, ada asa selalu hadir menggapai kala menanti dentam debar jantung
ditalukan, merajut seraut wajah serta senyum terulas penuh bunga
dipadankan, jujur, alami, ratio terabaikan ketika hati terlanjur jatuh
kedalam pesonanya.

ketika tiba-tiba terduduk dikanofi,  ingin rasa itu menari
menggetarkan hati, usai langkah mengukur di tebaran ruang sibuk penuh
senda serta gelak. Ku pilih melangu di sudut sepi diantara  keramaian
menikmati panganan dan secangkir besar minuman segar, rehatku ditemani
 penyejuk  dahaga, di terik panas mentari menjelang sore, udara sisa
tengah hari  imbasnya masih meninggalkan panas membuat tubuh-tubuh
serasa terbakar dan aroma kulit sekujur mendesah tercekam cuaca.

Disekitarku  wajah-wajah  mengurut kening memapatkan alis menuju mata,
remaja serta kembara mabuk pesona hanyut disudut ruang,  asik
bercengkrama melukis  asmara, masing-masing secangkir minuman segar
berharap mampu meredakan gerah, mimik kadang tersenyum cekikikan tak
rela lepas pandang dikerinduan

rasaku tertawa atau risau,  aku tak tau,  tetapi serasa sepi diantara
pasangan sibuk penebar pesona, kunikmati saja apa yang ada dicakrawala
pandang, sekelebat tubuh-tubuh halus lewat tepat didepanku berlenggang
bak putri  berperawakan khas, semampai  menghampiri bangku  berwarna
pucat jadi biru, menyamping  melapangkan ruang  sekedar menikmati
pelangi menari dimataku.

Pesona  berlangsung  cepat kadang tak terencana.
Kini diambang luluh, rasa itu masih berharap mampir setiap waktu tak
terkecuali ketika rinai berangkat ke benderang atau hujan mengantar
sang rembulan, ketika tanda kehadiran rasa telah berdentang,  getar
itu masih terdaftar di angan kerinduan.

Hmmmmmh pesona…

4 comments:

  1. Sependapat dgn Admin...Sukaaaaaaaaaaa dgn puisinya.

    Terima kasih yah atas partisipasinya...kirim lagi ya nanti

    ReplyDelete
  2. Agak panjang dan sedikit terengah-engah membacanya.. tapi ekstase yang dihadirkan, ada di bait-baitnya yang syahdu.

    Kisanak puisi, bagaimana kalau di penutupan dibuat paragraf yang lebih meledak? supaya meledak lebur mabuk puisi ini..

    Tabik :)

    ReplyDelete
  3. terimakasih untuk semua komentarnya Admin, Chalinopita dan Meli, terimasih juga atas kritik demi perbaikan. Salam hangat untuk semuanya.

    ReplyDelete