Halo, Fictionholics!
Setelah libur beberapa lama, semoga semangat Fictionholics semua kembali dengan sempurna, ya! Kali ini Kampung Fiksi akan memberikan review salah satu novel terbaru yang diterbitkan oleh Loveable, Menanti Sebuah Jawaban.
Review ini ditulis oleh sahabat Kampung Fiksi yang terpilih sebagai reviewer tamu di KF. Selamat menikmati, Luckty Giyan Sukarno. ^_^
“Yang berarti untukku bukanlah sebuah cincin perak, yang berarti adalah
sahabatku dan seseorang yang akan selalu kucintai.” (hlm. 116)
Saat Clara hendak memasukkan uang ke mesin penjual minuman
kaleng, tiba-tiba ada seseorang lelaki di dibelakangnya yang juga hendak
memasukkan uang ke dalam mesin itu. Lelaki itu bernama Bima. Mereka berdua
saling melihat dan mereka berdua pun terkejut. Begitulah awal perkenalan
mereka.
Klontang..klontang.., sekaleng minuman dingin keluar dari
mesin. Sesaat setelah minuman dingin itu keluar, ternyata itu adalah minuman
terakhir yang ada pada mesin itu. Kaleng minuman habis. Mereka berdua pun
saling menatap kembali.
Mereka berdua pun terdiam dan duduk di bangku stadion
olahraga. Clara lalu menaruh minuman kaleng itu di sampingnya. Akhirnya, antara
Clara dan Bima tak ada yang mengulurkan tangan untuk mengambil minuman
tersebut.
Datangnya cinta memang tidak bisa ditebak. Begitulah yang
dialami Clara dan Bima. Pertemuan yang tak sengaja itu akhirnya berlanjut ke
tingkat yang lebih serius; pacaran. Yah...namanya pacaran ala ababil, pasti
banyak dramanya. Begitu juga kisah Clara dan Bima ini, tak selalu mulus bak jalan
tol.
Hanya karena suatu permasalahan sepele, berimbas tidak hanya
pada kehidupan mereka, tapi juga kehidupan orang-orang di sekitar mereka. Ada
pesan moral di sini, apa pun yang kita lakukan pasti akan selalu diawasi oleh
orang-orang sekitar kita, malah terkadang menjadi sebuah kesalahpahaman. Dan
yang paling berat harus menerima keadaan ini adalah Clara, bahkan dia harus
pindah sekolah.
Selain itu, kita juga bisa melihat pengorbanan Clara demi
mempertahankan sebuah persahabatan. Yup, pacar masih bisa dicari, tapi sahabat
susah dicari. Oya, Vivi sahabat Clara ini representasi ababil masa kini yang
rentan terhadap patah hati. Dikit-dikit ngambek, dikit-dikit merengek,
dikit-dikit manja, dikit-dikit pingsan, dan baru patah hati aja berasa dunia
kiamat sampai menusuk urat nadinya sendiri. Begitulah, terkadang cinta bikin
manusia buta akan segalanya.
“Wah..cincin manis pembuka kaleng.”
“Maaf ya, hadiahku hilang. Jadi yang bisa aku kasih ke kamu cuma ini.”
“Aku memang ingin menerima cincin dari cowok.”
“Iya, aku tahu. Makanya aku ingin menyenangkanmu. Biarpun hanya dengan
pembuka minuman kaleng. Suatu saat nanti aku kuberikan cincin perak yang asli
dan mengenakannya di jari manismu.” (hlm. 17-18)
Itu adalah salah satu cerita dalam buku ini yang berjudul Sahabat & Cinta. Masih ada cerita
lainnya yang berjudul Aku, Sahabatku
& Evi dan Cinta, Es Krim &
Piano.
PR buat penerbitnya nih, terutama dalam hal editing naskah.
Hambok ya typo-nya diminimalisir biar
nyaman yang baca bukunya :D
Keterangan Buku:
Judul :
Menanti Sebuah Jawaban
Penulis :
Andrean Frank (creator @galaubijak)
Penyelaras akhir :
Stanley Meulen
Penyelaras akhir :
Andri Agus Fabianto
Penata letak :
Dwi
Pendesain sampul :
Kicky Maryana
Penerbit :
Loveable
Terbit :
2014
Tebal :
242 hlm.
ISBN :
978-602-7689-91-6
Direview oleh: Luckty Giyan Sukarno
cinta memang seperti itu,kata-kata ini keren "apa pun yang kita lakukan pasti akan selalu diawasi oleh orang-orang sekitar kita, malah terkadang menjadi sebuah kesalahpahaman" sukses
ReplyDeleteKok aku sedikit geli ya sama "klontang klontang" nya dimasukin juga -_-
ReplyDelete