Ulasan Novel: Terlatih Sakit Hati, Penulis: Heri Putra. Penerbit: Asoka. Tebal Halaman:303.
Terlatih Sakit Hati dibuka dengan kebingungan Leuve karena harus
mempersiapkan berbagai macam atribut yang merupakan keharusan untuk
dibawa ke sekolah bagi siswa-siswi baru yang harus mengikuti Masa
Orientasi Siswa (MOS). Dia tak habis pikir mengapa kakak-kakak kelasnya
iseng sekali memberikan tugas-tugas konyol kepada para siswa baru. Tentu
saja percuma bagi Leuve untuk protes atau membangkang karena
kakak-kakak selalu benar dan tidak boleh dibantah.
Kehidupan
Leuve yang tadinya normal-normal saja, mendadak terasa tidak normal
karena tugas-tugas konyol dan kak Tiara yang sepertinya sangat suka
mencari gara-gara dengannya. Begitu juga dengan Gino, cowok cakep yang
diam-diam dikaguminya, yang membuatnya menangis. Lalu, ditambah
kehadiran Zac, mantan kekasih, yang kini juga menjadi teman sekelasnya,
menambah kegalauan Leuve. Untung saja masih ada Amanda, sahabatnya yang
setia menemaninya melewati hari-hari yang terasa berat itu.
Tidak
sampai di situ saja, Levi, abang satu-satunya yang memang tidak pernah
akur dengannya, kini semakin mengambil jarak. Levi bahkan wanti-wanti
berpesan agar Leuve tidak mengatakan bahwa mereka bersaudara.
Belakangan, Leuve baru tahu kalau Levi adalah ketua OSIS di SMA mereka.
Lantas kenapa abangnya itu tidak mau membelanya ketika dia dikerjain
habis-habisan oleh para kakak kelas?
Benang Merah: Perubahan
Apa yang membuatmu berbeda dari orang-orang lain di sekitarmu? Bagaimana cara kamu menyikapi sebuah perubahan.
Itulah yang nampaknya menjadi tema dari novel Terlatih Sakit Hati yang
menceritakan tentang perubahan-perubahan yang harus dialami dan dijalani
oleh Leuve, seorang cewek remaja berusia 16 tahun.
Perubahan
pertama yang langsung dihadapi oleh Leuve adalah masuk SMA. Sebagai
murid kelas satu ia dan teman-temannya harus menjalani tiga hari penuh
digojlok oleh kakak-kakak kelas mereka. Leuve yang manja harus berjuang
mengerjakan tugas-tugas konyol yang diberikan oleh kakak-kakak dan harus
mandiri menyelesaikan masalah-masalah yang menghadangnya di sekolah.
Perubahan yang kedua adalah perasaan tertariknya kepada seorang cowok
cakep bernama Gino dan obsesinya terhadap bibir cowok itu. Lalu apa
komplikasinya? Komplikasinya adalah karena di saat bersamaan, Leuve
belum sepenuhnya move on dari Zac, cintanya semasa SMP. Selain itu dia
juga sering curhat dengan seorang cowok lain yang dikenalnya di twitter.
Perubahan yang ketiga adalah pada abangnya. Abangnya menjadi super
sensi dan sulit untuk dimengerti. Entah mengapa abangnya tidak mau kalau
orang-orang tahu bahwa mereka bersaudara.
Perubahan keempat yang
paling besar dan membuat dunia Leuve jungkir-balik adalah saat dia
mengetahui bahwa dia bukanlah adik kandung abangnya dan kedua orangtua
mereka bukan orangtua kandungnya.
Dengan begitu banyak perubahan
yang menerpa Leuve, diikuti oleh konflik-konflik di sekolah maupun di
rumah, maka Leuve pun harus mengambil sikap. Bagaimana dia menyesuaikan
dirinya dengan perubahan-perubahan yang terjadi itulah yang akan
menentukan kualitas kehidupan yang akan dijalaninya selanjutnya.
Apakah Leuve memilih untuk jatuh dalam keputusasaan, atau memilih untuk
bangkit dan menjadi seorang gadis dengan kepribadian yang lebih kuat?
Silahkan membaca sendiri novel ini untuk mengetahui jawabannya.
Apa yang bisa dipetik dari dalam novel ini?
Cerita ini memang sederhana, mencakup tiga hari penuh dengan konflik,
airmata, dan juga persahabatan yang dibangun oleh Leuve dan
teman-temannya di tengah-tengah tekanan yang harus mereka hadapi dalam
masa penggojlokan di sekolah baru mereka. Di sana-sini juga diselipkan
adegan-adegan lucu khas remaja yang segar.
Sebagai tokoh utama,
Leuve juga tidak mengecewakan. Dia berani menyatakan pendapatnya dan
membela dirinya ketika ia berada dalam posisi yang sulit. Walaupun
beberapa kali dia berhasil dibuat menangis oleh orang-orang yang berbeda
dan karena ditempatkan dalam situasi yang terjepit, tapi pada dasarnya
dia bukan seorang cewek yang cengeng dan mudah diintimidasi.
Lebih jauh lagi, bila mau dicermati, novel ini juga sarat dengan
bahan-bahan yang dapat direnungkan. Antara lain, hubungan antara adik
dan kakak yang kadang memang sulit untuk menjadi harmonis, bukan karena
mereka tidak saling menyayangi tetapi karena mereka menunjukkan rasa
sayang dengan cara-cara yang berbeda. Lalu kadang-kadang kita justru
menemukan indahnya persahabatan ketimbang cinta yang membuat kekecewaan.
Dan yang terakhir, perubahan adalah hal yang pasti terjadi di dalam
kehidupan kita, prosesnya mungkin saja tidak mudah, tetapi bila kita mau
menerima dan belajar dari konflik-konflik yang dibawanya serta, maka
kita akan menemukan kekuatan atau kualitas tersembunyi di dalam diri
kita yang sebelumnya tidak terlihat.
Siapa saja yang harus membaca novel ini?
Kalau kamu menyukai kisah persahabatan disertai kisah cinta yang
ringan, lucu dan segar, maka kamu pasti menyukai novel ini. Juga kalau
kamu sedang duduk di bangku akhir SMP, dan akan masuk SMA serta merasa
ingin tahu kenapa sih harus ada acara penggojlokan konyol untuk jadi
anak SMA? Maka, kamu harus baca novel ini, sebab ada penjelasan yang
cukup masuk akal di dalamnya.
Catatan khusus: Secara pribadi,
saya sendiri tidak setuju dengan acara-acara penggojlokan pada Masa
Orientasi Siswa yang menurut saya membuang-buang waktu siswa dan
sebaiknya diganti dengan kegiatan yang lebih mendidik dan bisa
menghindarkan siswa dari terjadinya pembullyan seperti yang dialami oleh
Leuve.
Read and reviewed by: Ge Siahaya
Kak punya pdf novel ini ga? Mau dong
ReplyDeleteMaaf, baru balasnya lama sekali ya 😪 Dan maaf juga karena tidak ada versi pdf yg saya punya dari novel ini.
Delete