Halo Fictionholics. Bagaimamana kabar naskah yang sedang
kamu tulis? Adakah yang sekarang naskahnya lagi terkatung-katung alias mandeg?
Coba diingat-ingat sudah berapa lama naskah belum selesai itu ngendon di folder
kamu?
Memang suka ada rasa terintimidasi ya saat kita ingin
kembali meneruskan naskah mandeg itu. Kadang suka ragu-ragu, bisa nggak ya
membuat adegan yang keren banget setelah sekian lama naskah ditinggal saat
menjelang konflik? Jangan-jangan nanti malah jadi maksa?
Ingin juga langsung meneruskan tanpa arah, yang penting terusin aja dulu. Soal mau
ke mana cerita akan berbelok, urusan belakangan. Tapi, lagi-lagi, kamu merasa
akan membuang-buang waktu saja. Jangan-jangan nanti naskahnya bukan mendekati
ending, malah melebar ke mana-mana? Ketakutan dan keraguan meneruskan naskah mandeg itu
akhirnya membuat kamu urung menulis lagi. Mood juga menguap
entah kemana.
Sebenarnya, tahu nggak kamu kalau penyebab tulisanmu mandeg
itu bisa jadi karena konsep cerita kamu lemah? Bisa jadi, saat kamu mulai
menulis naskahmu itu kamu “hanya” berangkat dari sebuah ide dasar. Kamu tidak
membuat draft sama sekali, karena kamu yakin sekali dengan ide cerita milikmu
yang beda dari yang lain. Jadi, dengan yakinnya kamu mulai menulis tanpa
pusing-pusing memikirkan terlebih dahulu apa konflik yang harus dihadapi si
tokoh dan bagaimana ending ceritanya. Ah, itu bisa dipikirkan nanti-nanti saja.
Banyak yang mengira cara menulis “tabrak ide” seperti itu
adalah salah satu gaya menulis seseorang. Padahal, sebenarnya itu bukan gaya
menulis. Mungkin memang “gaya” bisa menulis naskah novel langsung tanpa panduan
kerangka atau premis, tapi percaya deh, gaya itu tidak sehat untuk kelanjutan
proses menulismu.
Tidak semua orang seberuntung itu—menulis tanpa
draft/kerangka. Kalau kamu ternyata sering stuck di tengah-tengah menulis
naskah, berarti ada yang salah dengan proses menulismu. Harus mulai dicari
penyebabnya untuk mengurai di mana mandeg-nya, nih? Kebanyakan penulis pemula
menganggap proses menulis adalah proses yang sangat bergantung pada mood,
sehingga tidak jarang menganggap enteng. Saat mood lagi bagus, menulis bisa
lancar sampai berlembar-lembar. Lalu saat mood sedang tidak mendukung, kamu
yakin nanti juga mood akan membaik. Kalau terus begini, percaya deh, naskah
setengah jadi akan makin banyak menumpuk di foldermu.
Bagaimana supaya tidak keterusan begitu terus? Gemes kan
melihat naskah belum jadi itu bengong-bengong aja di folder? Padahal kalau
naskah itu bisa selesai, kamu bisa lanjut ke proses selanjutnya.
Cobalah mulai proses menulismu dengan menciptakan sebuah
premis. Premis adalah bentuk paling dasar dari cerita yang akan kamu tulis.
Kamu harus tahu siapa tokohmu, apa tujuannya dalam cerita dan berhasil atau
tidak dia mencapai tujuan tersebut. Premis inilah yang akan membantu kamu
mengarahkan ceritamu hingga selesai. Begitu kamu sudah memegang premis itu,
kamu bisa melanjutkan ke tahap berikutnya.
Apa selanjutnya? Apa dengan memegang premis saja kita sudah
bisa mulai menulis? Silakan saja. Tapi tidak semua penulis bisa langsung
menulis hanya dengan berpegang pada premis, lho! Bahkan penulis sekaliber Leila
S. Chudori pun mengatakan kalau dia masih membuat draft untuk bahan tulisannya.
So, jangan malas membuat draft/kerangka yang berangkat dari
premis tadi. Jangan menganggap enteng proses menulismu. Kalau penulisnya “ngegampangin”
proses menulis naskahnya, apa iya mau berharap pembaca nggak menganggap enteng
juga?
Cara paling mudah untuk meneruskan tulisanmu yang mandeg
adalah menentukan kembali tujuan si tokoh dan ending. Ending ini penting sekali
ditentukan sejak awal, karena dialah yang akan mengarahkanmu menyelesaikan
menulis cerita itu.
Berikut ini ada beberapa adegan umum yang banyak dipakai dan
susunannya yang paling umum. Soal penyusunan adegannya tentu saja tergantung
plot yang kamu inginkan. Tapi setidaknya beginilah kira-kira panduan untuk
menulis ceritamu dari awal sampai akhir, sehingga tulisanmu tidak lagi mandeg.
Hal pertama yang harus kamu lakukan adalah membuat point dari 1 sampai 12. Point yang berada di antara 1 dan 12 adalah
rangkaian adegan yang bersambung dari awal sampai akhir cerita.
Ini contohnya:
Point 1: Tokohmu dalam kesehariannya (perkenalan karakter
dan setting).
Point 2: Tokohmu
mengalami sebuah gejolak akibat pengaruh dari luar.
Point 3: Tokohmu
meminta pendapat tentang gejolak tersebut kepada tokoh-tokoh lain dalam cerita.
Point 4: Tokohmu
dipertemukan dengan beberapa pilihan.
Point 5: Tokohmu
membuat gebrakan yang tidak terduga.
Point 6:Tokohmu
mengalami masalah atau mendapat tantangan karena gebrakannya.
Point 7: Tokohmu
menghadapi tantangan yang makin besar (menuju konflik).
Point 8:Tokohmu
terpuruk (menuju klimaks).
Point 9: Tokohmu
berusaha bangkit kembali.
Point 10: Tokohmu
mulai mendapatkan penyelesaian (menuju ending).
Point 11: Tokohmu
dikonfrontasi dengan tokoh antagonis (klimaks).
Point 12: Tokohmu
berhasil/gagal mencapai tujuannya (ending).
Kira-kira demikian panduan teoritis yang bisa kamu pakai
untuk mengurai tulisanmu yang sedang mandeg itu agar bisa diselesaikan. Ingat
ya, ini hanya teori. Bagaimana kamu bisa mengadaptasi teori ini ke dalam ceritamu,
di sanalah seninya. Tidak heran kalau menulis disebut sebagai kegiatan
crafting, karena kalian memang butuh latihan banyak dan mengeksplorasi
kreatifitasmu.
Oh ya, kalau teori sudah dapat, langsung saja menulis.
Karena kalau cuma baca-baca teori, tulisanmu tetap saja mandeg. Selamat
mencoba! Semoga bermanfaat.
tips yg berguna sekali :) makasih :)
ReplyDeletesama-sama...semoga bisa dipraktekkan..:D
DeleteTrima kasih tipsnya mbak.
ReplyDeletesama-sama mas agung...:)
Deletethanks mak Winda Krisnadefa :) greaat!
ReplyDeleteyou're welcome...dipraktekkin ya..:D
Deleteikut share ya mbak..infonya oke bgt buatku yg amatir ini..:D
ReplyDeletesilakan...:)
Deletememang betul, sy ga pake outline hehe
ReplyDeletehehehehe, dulu aku sering gitu, mbak...akibatnya naskah nggantung banyak banget...-_-
Deleteselain itu premis yang harus jelas banget sih....jangan sampe abu2, karena potensial bikin cerita kemana2...:')
makasih pencerahannya. kebetulan ada naskah yang lagi berhenti gak tau mau diapain.hehehehe. coz waktu awal iseng. eh malah jadi keterusan n sekarang berhenti.
ReplyDelete