#Rabview Delapan SIsi


Delapan Sisi : Jangan kira hanya kamu yang menanggung akibat dari pilihanmu.


Judul Buku: Delapan Sisi
Pengarang : , Astri Avista, MB Winata, Norman Erikson Pasaribu, Prily V., Ridha A. Rizky RF Respaty, Riesna Kurnia
Penerbit : Plot Point
Jumlah Halaman : 182 halaman
ISBN 139786029481440



Apakah kalian tahu Omnibook? Omnibook adalah kumpulan cerpen yang dibuat dan memiliki satu benang merah. Misalnya terjadi di satu kota, terjadi di satu tempat atau mungkin tentang satu orang tetapi dikisahkan dengan cara yang berbeda. Pokoknya omnibook ini adalah kumpulan kisah yang memiliki benang merah. Pernah nonton Love actualy? Nah kira-kira omnibook itu seperti itu.

Delapan sisi sendiri adalah omnibook yang dikeluarkan oleh Plotpoint dan peserta akademi bercerita , belajar menulis bersama yang dikelolah plot point. Omnibook ini berkisah tentang Dr. Urip alias Sugeng memilih untuk menjadi seorang dokter aborsi. Tanpa dia ketahui pilihannya itu membuat Rini harus menyiapkan tiga boneka setiap ulang tahun dua putrinya, membuat Lastri merasa tak pernah cukup kasih sayang, membuat rejeki Mujis berlimpah-limpah, membuat Tris merasa dia gagal jadi pendidik, Fendira takkan pernah melupakan anaknya, dan bahkan membuat Jeremy mungkin kehilangan orang tuanya. Sementara itu Urip sendiri menjadi demikian karena pilihan yang dibuat Surti, beberapa tahun lalu di sebuah toilet umum. 

 Berikut saya jabarkan satu-satu ornamen dari Omnibook ini..

TEMA
Tema yang digunakan adalah tentang aborsi. Buku dengan tema ini sudah cukup sering diangkat ke dalam novel tetapi delapan sisi mampu menghadirkan tema ini dengan apik. Delapan tokoh yang diceritakan memberi kita delapan sudut berbeda tentang bagaimana orang menanggapi aborsi.

Setting
Setting di omnibook ini dimulai dari tahun 1965 di Jogjakarta saat Urip lahir hingga ke Jakarta tahun 2013 atau masa sekarang ketika dia memutuskan untuk menjadi dokter aborsi. Hanya saja waktu tidak disampaikan berurutan tetapi secara acak.

Karakter.
Ada delapan karakter penting di Omnibook ini. Dimana karakter tersebut juga merupakan judul dari setiap cerpen. Karakter yang paling menonjol adalah Dr. Urip, dia digambarkan sebagai anak kecil yang pintar dan selalu ingin tahu, mahasiswa kadokteran yang cerdas, suami yang penuh kasih sayang, menantu yang baik, tetapi dokter yang bejat. Karakter lain seperti Rini, Surti, Lastri, Mujis, Tris, Jeremy, dan Fendira dideskrepsikan dengan baik dan kuat. Mungkin karena masing-masing tokoh ini ditulis oleh orang yang berbeda jadi penokohannya apik. Saya sendiri paling menyukai karakter Mujis yang sederhana tetapi membuat kita berpikir ulang untuk melakukan aborsi.

Alur
Hampir semua cerpen menggunakan alur bolak-balik.

Point Of View
Point of view yang digunakan adalah point of view orang ketiga tunggal.

Secara keseluruhan omnibook ini menarik. Cover berwarna kuning dengan gambar seorang gadis kecil menggenggam bunga mawar dengan posisi seperti bayi di dalam rahim eye cathing dan menarik perhatian  saat kita berselancar di toko buku. Layout buku dan ilustrasi yang ditemui di dalam buku juga menjadikannya enak dilihat. Judul cerpen yang hanyalah nama dari para tokoh utama juga unik. Gaya bahasa dari delapan penulis ini juga hampir sama seolah buku ini ditulis oleh satu orang saja.  Hanya saja bagian awal kisah Surti di Jogja itu agak berlebihan dan maksa. Belum lagi kebetulan yang terjadi di toilet. Masa kecil Rini  juga menurut saya pribadi kurang begitu penting untuk diceritakan. Ada beberapa typo yang saya ingat kata adomen di kisah Tris yang seharusnya adalah abdomen. Tetapi untunglah delapan kisah ini ditata sedemikian rupa sehingga saat membaca kisah terakhir tentang Fandira semua teka-teki yang tersusun dari tokoh-tokoh sebelumnya menemukan jawaban.
Pesan yang bisa dapatkan dari buku ini adalah,  Demi apa pun jangan pernah aborsi apalagi sampai buka praktik aborsi. Untung lebih lengkapnya sila baca sendiri. Patut dijadikan koleksi..
Salam..

0 Spots:

Post a Comment