Kehidupan orang-orang yang mempunyai kelebihan intuisi
memang selalu menarik untuk diungkap dan dibicarakan. Mereka mampu menebak apa
yang akan terjadi dan, kadangkala, mampu melihat atau merasakan keberadaan mahluk
yang tidak bisa dilihat oleh orang-orang pada umumnya. Indigo. Itulah istilah yang biasa disematkan kepada mereka yang mempunyai
kelebihan seperti ini. Kemampuan indigo seperti ini bisa terlihat sejak masih
anak-anak, biasanya mereka akan dianggap istimewa karena mampu menebak kejadian
yang belum terpikirkan oleh orang lain, bahkan oleh orang dewasa sekalipun.
Topik inilah yang diangkat oleh seorang Wylvera W dalam novelnya yang berjudul “Misteri
Anak Jagung”.
Wylvera mengambil karakter tokoh utama bernama Gantari. Seorang gadis kecil asal Medan yang
bersekolah di Star Elementary School, sekolah setingkat SD di Amerika. Gantari
memiliki kelebihan sebagai anak Indigo yaitu bisa menebak kejadian yang bakal
terjadi, serta mampu melihat mahluk lain yang tidak bisa dilihat oleh anak-anak
remaja sebayanya. Gantari bersekolah di Amerika karena harus mengikuti
orangtuanya (ayahnya) yang sedang menyelesaikan study di sana.
Dikisahkan Gantari mempunyai ketertarikan terhadap hal-hal
yang bersifat misteri. Kegemarannya ini terbentuk karena sang nenek di Medan
sering bercerita tentang kisah-kisah legenda, salah satunya legenda anak jagung
yang diceritakan pernah terjadi bertahun-tahun silam. Dari ketertarikan
terhadap misteri dan legenda ini, Gantari menjadi penasaran dengan legenda anak
jagung yang pernah diceritakan oleh neneknya tersebut. Kepenasaranan Gantari tentang Anak Jagung ini
bukan tanpa sebab. Gantari sering sekali melihat seorang anak lelaki yang
menangis ketika dia melintasi ladang jagung sepulah sekolah, sementara
teman-temannya tidak melihat anak lelaki tersebut. Dari situ Gantari
menghubungkan cerita sang nenek dengan anak lelaki menangis tersebut. Dan dari
situlah petualangan Gantari untuk mencari tahu anak lelaki menangis itu
bermula.
Misteri Anak Jagung - Jangan Membuat dia Marah (Foto oleh Hadisome.2013) |
Di Amerika, Gantari berteman dengan Delia, seorang anak
Indonesia seperti dirinya. Namun Delia tidaklah memiliki kelebihan sebagai anak
Indigo seperti halnya Gantari. Gantari dan Delia menjadi klop sebagai sahabat
karena memiliki kesamaan sebagai anak yang berbahasa Indonesia yang bersekolah
di Amerika. Dalam perjalanan cerita,
Gantari kemudian berkenalan dengan Aldwin yang merupakan peranakan keturunan
Indonesia-Amerika yang juga tinggal di Urbana.
Gantari dan Aldwin ternyata
memiliki kesamaan, yaitu sama-sama anak Indigo. Gantari merasakan ada
sesuatu yang harus dia tahu mengenai Aldwin. Apalagi ternyata Aldwin memiliki
teman sebaya yang bernama Robin. Siapakah Robin? Inilah yang pada akhirnya
dicari tahu oleh Gantari.
Novel ini memang mengambil setting di salah satu kota kecil
di Amerika bernama Urbana, yang merupakan salah satu kota kecil di wilayah Illinois.
Wylvera, yang ternyata pernah tinggal di Urbana, mampu mendeskripsikan kota
kecil tersebut dengan baik dan tidak berlebihan. Detail tentang Urbana sebagai
kota kecil tergambar dengan banyaknya lahan pertanian yang dikelola oleh
masyarakat di sana. Sebagian besar penduduk Urbana mampu hidup dari lahan
pertanian tersebut. Bahkan pada satu bagian, Wylvera membandingkan kehidupan
petani di Amerika dengan petani di Indonesia. Petani di Amerika bangga menyebut
diri mereka seorang petani (farmer)
karena kehidupan mereka tidak ‘diperbudak’ oleh atasan, aturan pekerjaan, dan
jam kerja, namun mampu hidup berkecukupan. Sedangkan di Indonesia adalah hal
yang berkebalikan.
Jujur, awalnya saya mengira novel ini adalah novel bergenre horor
yang akan memberikan kejutan-kejutan yang menakutkan seperti ketika saya
membaca serial goosebump jaman dulu.
Namun ternyata Wylvera mengemas horor ini secara lembut. Kejutan menegangkan hanya
terjadi di bagian klimaks pada adegan yang mempertemukan antara Gantari,
Aldwin, dan Robin di sebuah ladang jagung. Selain itu, tagline 'jangan membuat dia marah' saya kira kurang mewakili isi cerita secara keseluruhan.
Namun terlepas dari itu, Wylvera mampu mengemas cerita
dengan enak dan mengalir. Selain itu Wylvera juga menyisipkan pengetahuan tentang
apa itu anak indigo dan bagaimana karakter mereka. Saya kutipkan sedikit dari
halaman 134-135, salah satu dialog antara Mrs. Elia – guru di sekolah Gantari –
dengan Delia.
“Ya,kamu Delia, apa
yang kamu ketahui tentang anak indigo?”
“Anak indigo adalah anak
yang memiliki kemampuan istimewa yang tidak dimiliki anak-anak pada umumnya.
Meskipun mereka tidak terlihat mencolok dan tampak seperti umumnya anak-anak,
namun di antara mereka ada yang istimewa. Mereka bisa melihat sesuatu yang
tidak bisa dilihat oleh orang lain.”
….
“Apa yang dikatakan
Delia itu benar. Anak indigo terlahir dengan intuisi atau perasaan yang tajam,
sehingga apa yang dibayangkannya umumnya terjadi dan benar adanya.” Kata Mrs.
Elia melengkapi penjelasan Delia.
Wylvera ternyata memberikan penjelasan tentang anak indigo
ini berdasarkan referensi yang dia baca. Ini bisa saya lihat dari bagian ini:
“… Mrs. Elia
menjelaskan ciri-ciri yang sangat menonjol pada anak-anak indigo tersebut, yang
dia kutip dari sebuah buku yang katanya ditulis oleh Lee Carroll dan Jan Tober
tentang The Indigo Children.”
Untuk menuntaskan rasa penasaran anda akan kisah Gantari, Aldwin,
Delia, dan Robin, anda boleh membeli buku ini di jaringan toko buku atau
mungkin mencolek penulisnya melalui twitter @wylvera. Saya pikir, tidak berlebihan jika anda membaca
buku ini atau memberikannya sebagai hadiah untuk anak-anak anda yang menyukai
membaca. Dari buku ini anak anda akan belajar tentang arti persahabatan dan Anda
akan mempunyai pengetahuan lebih tentang apa dan bagaimana anak indigo
tersebut. (HS)
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Wow, sebuah review yang membuat penasaran pembaca untuk segera mencolek sang penulis, pengen order bukunya ah!
ReplyDeleteTrims, Kampung Fiksi. :)
Tema indigo memang asyik untuk di eksploitasi. Sepertinya memang harus baca nih..tapi covernya serem amat....nggak bisa di taruh diatas meja dong... ha ha ( scary cat..)
ReplyDeleteMantep reviewnya
ReplyDelete