Bedah Buku Macaroon Love


Tanggal 25 Mei 2013 bertempat di Pasar Festival Kuningan, gue menghadiri acara bedah buku Macaroon Love karya teman yang juga sama-sama co-founder Kampung Fiksi : Winda Krisnadefa si Emak Gaul.

Acara di pandu Ijul dari Goodreads Indonesia yang memulai dengan membacakan bio dari Winda kepada kami yang hadir. Dilanjutkan dengan pertanyaan Ijul yang mengaku kalau dia baru tahu kue yang namanya aja dia gak tahu bagaimana menyebutkan dengan benar.*Tunjuk tangan! Saya juga belum pernah mencicipi seperti apa sih macaroon itu*



Lalu acara lanjut dan Winda menceritakan proses lahirnya Macaroon Love. Bagi yang sudah membaca dan maaf bagi yang belum, nama restoran di buku ini: Suguhan Magali itu menjadi ide awal dari Winda. Jadi, dia belum tahu mau membuat cerita apa tapi yang pasti tokoh utamanya itu bernama Magali. Nah, jadi teman-teman harap di catat, sumber inspirasi cerita kamu itu bisa berasal dari mana saja.


Gue kira tadinya nama restoran di buku cerita ini murni hasil ciptaan Winda ternyata beneran ada. Restoran Suguhan Magali milik Andrian sahabat Winda juga. Tokoh Ammar dalam buku adalah hasil comotan dari si pemilik restoran tersebut. Bukan hanya Andrian, tapi ada banyak real people yang hadir dalam buku ini. Tokoh Magali sendiri adalah hasil riset Winda terhadap dua wartawan muda bernama Flora dan Sarah. Lalu tokoh-tokoh lain seperti Jodhi ayah Magali, Nene, Beau (ini rada suseh yah menyebutnya…mulut berbentuk U tapi yang keluar harus huruf O. Bayangin sendiri deh). Kenapa sih mesti mencomot kelakuan dari orang-orang yang sungguhan ada? Dan apa mereka mau diri mereka dijadikan tokoh fiksi dalam cerita Winda? Winda sudah meminta ijin dong. Dan alasannya tidak lain agar para tokoh fiksi ini betul-betul terasa hidup dalam ceritanya. Jadi gak membuat pembaca, hadeuh…mana ada orang seperti ini di dunia nyata? Ohya, karya ini butuh waktu sekitar dua tahun sebelum benar-benar tuntas selesai dan diikutan dalam lomba Qanita Romance, teman-teman. See? Nothing instantly comes to life without struggle.

Buku yang awalnya berjudul Magali Chronicle ini sudah mengalami rombak sana sini. Pantes, sempet mikir kok kayaknya lebih banyak cerita tentang Magali dan Beau ketimbang sama si Ammar. Winda menuturkan karena adanya batasan halaman dan tentunya juga berburu dengan deadline, ada banyak cerita yang harus ia pangkas. Belum lagi dengan ide cerita yang sudah dilakukan riset terpaksa tidak digunakan. Ada kisah Magali ingin mengganti namanya secara resmi dan Winda sudah melakukan riset bagaimana melakukannya lewat jalur hukum. Ceritanya si tokoh utama yang sinis dan nyentrik ini benci banget sama namanya yang dirasa aneh. Padahal artinya bagus loh. Daughter of the sea. So, jangan pernah berpikir halah riset banyak-banyak nanti gak kepake juga. Jangan salah lho, riset memang harus mengumpulkan data sebanyak mungkin untuk mendukung cerita.

Banyak yang bertanya apakah akan ada lanjutan dari Macaroon Love? Juga ada yang bertanya apakah akan ada buku cerita sendiri mengenai sepupu Magali yang Indo si Beau ini? Menurut Winda, dia belum bisa menemukan in reality sosok yang pas untuk dijadikan sumber cerita bagi si Beau ini. Entah kalau di kemudian hari dia menemukan sosok itu, well we just have to wait and see.

Thanks ya Winda untuk berbagi cerita mengenai proses pembuatan Macaroon Love ini. Suka banget dengan ceritanya dan tentu saja menunggu lanjutannya (mudah-mudahan ada).

0 Spots:

Post a Comment