(PUISI) Setumpuk Perasaan Milik Hati


Setumpuk perasaan milik hati
menumpuk di atas meja, ranjang, dan lemari
sebagian tertutup di bawah tudung saji
sebagian lagi terlipat bersama kemeja usang di laci
sebagian yang lain tergoreng nyaris hangus di atas wajan.

Setumpuk perasaan milik hati
bermain-main dengan angin di luar jendela
mereka ingin berlari pergi tetapi bayangannya terikat erat
di kusen-kusen kayu tak bergerak, kokoh, keukeuh,
tak peduli rasa ingin.

Setumpuk perasaan milik hati
duduk manis di atas kursi rotan berayun
membiarkan segala hiruk-pikuk lalu-lalang
memandang apa siapa kenapa di mana dengan siapa
tak tergores sedikitpun oleh peristiwa
membiarkan kejadian demi kejadian berlangsung
mencatatnya diam-diam, menyimpannya dalam satu lagi tumpukan cucian.

Setumpuk perasaan milik hati
tersimpan dalam tumpukan-tumpukan kertas bergaris
bermandikan debu-debu mengendap dengan waktu
tersembunyi dari pandangan
nyaris terlupakan sama sekali
menunggu dalam diam-diam tanpa keraguan
suatu saat nanti, ya, suatu saat nanti.

Setumpuk perasaan milik hati
remeh-temeh, jinak, dangkal
tak berujung tak berpangkal
hanya sekedar ada, pernah ada, pernah dirasakan
tak lagi diingat mengapa ia ada
tak punya tempat dalam arteri utama kehidupan.

Setumpuk perasaan milik hati
mengendap
lalu seperti segala sesuatu di dunia fana
bersatu dengan debu
abadi dalam debu
tanpa penyesalan.

2012

***

Sudah dimuat di Miss G dan sepotong di Notes FB

3 comments:

  1. Kangen menulis di blog milik sendiri, haha...

    Sekedar puisi sederhana tentang tumpukan-tumpukan perasaan dan sekedar komentar yang sengaja dipanjang2kan, dari saya untuk saya kepada waya, wkwkwk...

    Cheers! untuk Oktober yg penuh harapan :D

    ReplyDelete
  2. weeeeh... mbok ya naruh di sini seminggu sekali :)

    ReplyDelete