[Kamis Tips Nulis] Dari @windakrisnadefa

Foto diambil dari koleksi pribadi Ria Tumimomor

Kamis Tips Nulis kemarin menghadirkan tips nulis dari salah satu bungloners yang beken dengan sebutan Emak Gaul alias : Winda Krisnadefa

Topiknya sendiri adalah mengenai setting sebagai berikut ini.

Dalam cerita fiksi, ada beberapa unsur penting yg hrs diperhatikan: tema, plot, setting dan karakter. Ke4 unsur ini jika penulis lihai meramunya akan menjadi satu kesatuan yg akhirnya menguatkan cerita dr berbagai sudut.
Sayangnya, kebanyakan penulis terlalu byk berkonsentrasi di plot dan karakter, sehingga setting (waktu dan tempat) kdg terabaikan. Pdhl kalau seeting kuat, cerita akan makin menarik dan banyak sekali celah utk memperdalam konflik dalam cerita. Sbg contoh, novel sejarah Parijs Van Java, Remy Silado yg kental sekali penggambaran setting tempat dan waktunya. Sehingga kisahnya sendiri menjadi lebih kuat krn pembaca bisa ikut merasakan berada di tempat dan waktu kejadian diceritakan.Laskar Pelangi, Andrea Hirata, juga kuat dlm penggambaran setting tempat. 
Walaupun menurut saya pribadi utk setting waktu tidak terlalu mendalam diceritakan. Menurut Remy Silado, utk bisa mendapatkan gambaran kuat akan setting, terutama setting tempat, riset langsung adalah yg plg ideal utk dilakukan penulis. Tapi kan itu makan waktu dan biaya? Apalagi kalau kita ingin menulis ttg cerita di luar negeri,
yg boro2 bisa ke sana, ngebayanginnya aja susah. Tips utk mendapat feel yg kuat utk setting tempat tanpa hrs datang langsung ke lokasi adalah melihat foto dan membaca detil seputar area tsb. Bagaimana iklim di sana, apa kebiasaan masy di sana, jam berapa matahari terbit di daerah itu, bagaimana kondisi ekonomi masy sekitar dsb. Kalau kita menulis cerita fantasi yg setting tempatnya tdk ada di dunia nyata, maka kemampuan mengeksplorasi imajinasi adalah yg paling penting. Bayangkan dgn sungguh2, kalau perlu gambarkan seperti apa istana para peri di negeri mereka. Apakah bersinar terang atau redup? Apakah mengeluarkan aroma strawberry atau plum?
Membuat setting cerita erat kaitannya dgn riset dan data. Walaupun cerita fiksi (non fantasi) kita tdk bisa seenaknya menggambarkan sebuah desa di daerah tropis tiba2 saja hujan salju, misalnya. Kecuali kalau ada unsur misteri/mistik di dalamnya, mungkin saja. Penggambaran tempat dan waktu, terutama di tempat2 yg memang ada di dunia nyata,
jgn sampai mengabaikan akal sehat. Untuk mempertajam kelihaian memainkan setting cerita perbanyak membaca novel yg agak berat dan panjang karena dibanding cerpen, novel lebih byk memuat kemunculan setting tempat dan waktu. Untuk berlatih lihat atau ingat2 satu lokasi/waktu tertentu, lalu free writing ttg deskripsi lokasi/waktu tsb. Semua ini bukan teori baku sih, saya buat berdasarkan pengalaman menulis banyak naskah panjang. Semoga bermanfaat.

0 Spots:

Post a Comment