Ext. Di Awang-awang
Seorang Ayah sedang
merisaukan sebuah surga. Apakah ia akan kehilangan surganya atau akankah ia
kembali menemukan Surganya.
Aku
kembali dalam masa beliamu
Aku selalu merindukanmu di ruang putih
Aku
raba pintu itu, namun belum pernah terbuka
Tiga
hal baru di jasadku
Close up.
Air matanya jatuh di pipi. Ia menerawang jauh ke dunia
kanak Anggie, anandanya.
Cut to.
Int. Ruang keluarga di sore hari (flashback)
Camera tilt up: memperlihatkan jari-jari mungil yang
lincah memainkan tuts-tuts piano.
Begitu
lihai kau sentilkan irama
Menawan kau dansakan mereka
Dengan
ritme gelora mudamu
Flash cut to.
Int. Di sebuah panggung megah, Anggie 12 tahun memegang
piala ke atas udara.
Di depan panggung:
Para juri dan para
penonton riuh bertepuk tangan atas kemenangan Anggie di kompetisi se-Asia.
Kami sang penonton
Kami sang pecinta dentingan
piano
Kami menaruh hati padanya, ia
begitu mengesankan..!!!
Flash cut to.
Int. Di panggung pentas
seni. Malam.
Aku menari ikuti nada menghentakan
Aku persembahkan tarian yang kugilai
Aku sirap mata mereka hanya
menikmati aku
Aku rayu dengan liukan tubuh
dan bibir yang tersenyum
Di kursi penonton:
Mereka
tak terkedip menatap seorang Anggie berusia
15 tahun, tapi sangat berkuasa memukau para penonton. Mereka penuh kenikmatan ikutin
alunan dan gerak tari Anggie, sang
penari bak sang maestro.
Flash cut to.
Int. Ruang Kamar Anggie.
Aku hirup ia
dalam-dalam.
Menapak dalam
ketinggian
Tinggi
sekali. Entah di puncak apa
Aku menjadi rabun.
Rabun. Rabun !!!
Putih…Hitam…putih…hitam…putih…hitam…
Flash cut to.
Int. Ruang kamar Anggie.
Sang ayah tergelagap
melihat Anggie mengeluarkan busa putih dari mulutnya.
Bubuk ungu telah merenggut
Anggie yang sedang merekah di usia 18 tahun.
Continous cut to.
Int. Lorong rumah sakit.
Menjelang pagi.
Sang ayah dan para suster
bergerak cepat membawa Anggie menuju ruang UGD.
Perasaan tak menentu.
Aku cemas. Teramat cemas.
Aku menangis sekuat-kuatnya.
Aku menyesali kelalaianku.
Jangan kau pergi dulu, anakku
………….Namun……………
Dada ini sesak sekali.
Detakku tak karuan.
Jantungku. Ya, jantungku.
Aku berhenti. Ya, tak berudara.
Aku yang pergi, anakku.
cut to.
Dua tahun
kemudian.
Anggie telah merengguk
ketatihanya dalam berperang dengan ke-silaman itu. Karenanya Ayahnya pergi
sebelum ia memohon maaf pada sang ayah. Ia kini bersih. Putih kembali.
“ Aku akui aku masih rindu
akan “ Si Ungu” itu. Hari ini adalah hari pertamaku untuk menari kembali
setelah lama hanyut dalam penjaraku. Bolehkah aku mencicipinya sedikit saja,
sebagai akhir pertemuanku dengannya dan untuk menyambut awal dari
kebangkitanku”.
Ya aku hisap kau untuk
terakhir kalinya, sekaligus menemaniku membuka halaman baru di rumah dunia yang
terbaru.
Int. Di panggung pentas Kesenian
Jakarta. Malam hari yang penuh terisi oleh pengaggum Anggie.
Penuh
kilauan cahaya lampu menyoroti Anggie, dentingan suara piano pun terdengar lembut.anggie
mengemulaikan tangannya pelan. Kaki kanannya ia geserkan ke samping perlahan.
Ia tundukan kepala pejamkan mata. Dawai gitarpun menyabar keheningan itu.
Kembali penonton bertepuk tangan.
Mataku
reflex terbuka
Ku
menatap jauh ke depan
Suara
senar gitar itu menghentakku
Aku
goyangkan tubuh mempesona
Aku
gesitkan kaki-kakiku melangkah
Bagai
kesurupan ku membius dansa
Music
semakin kencang di gendang telinga
Semakin
aku menggeliat dalam motion cepat
Semakin
berdecak penonton kagum kreasiku
Semakin aku goncangkan
tarianku
Semakin ku goncangkan panggung
……..Lalu…….
Rabunku hadir kembali
Aku jatuh terkulai perlahan-lahan
Tak mampu ku hempaskan kemabukan ini
Kembali hitam…kembali putih…kembali
hitam..putih…
Inilah tarian awal dari terlelapnya ku tertidur
Dan inilah ku dengar sorak penonton
terakhir
Dan inilah tarian terakhirku
Aku mati, kawan..!!!
Cut to.
Ext. Di awang-awang.
Sang ayah kembali
bermuram. Kini, berat rasanya menggapai surga yang hilang itu.
Tadinya, berpikir untuk
tersenyum terus, tapi apa dayaku, ku tak mampu menghentikan adegan laku Anggie
yang menghirup itu kembali. Dan inilah k pupus menggapai surga yang hilang atas
Amanah Sang pencipta kepadaku.
Menarik, Sari.
ReplyDeleteSaya agak bingung bacanya. Ini semacam script untuk film pendek itu, ya? **serius nanya**
Wah, baru pertama kali tulisan model script muncul di KF. terobosan baru :)
ReplyDeleteMbak Endah; Iya ini lagi coba2 bikin skenario..dan dialog dan adegannya dibikin puisi...
ReplyDeleteMeli: aku juga baru tahu ternyata, skenario ada yg dialog-nya berbentuk puisi...ini aku baru nyoba-nyoba.dan bentuk skenarion ini belum sempurna, kalo diponten sama guru, mungkin nilainya baru 'enam'..hehhe
Weh.. ini skenario ya... hehehe mantaaap
ReplyDeleteDeasy..iya skenario ala chalinop....hahahha....ini senario yg aku telah campur aduk loh..jadi utk penulisan skenario sebenarnya, tidak seperti ini..jadi jangan ditiru...lagian sapa yg mau niru..Ge-er aja gw..hehhehe
ReplyDelete