--Langit Teras Rumahku-----
Terkadang Ia gelap
Terkadang Ia terang
Biar gelap dan terang
Mengapa jiwa tak pernah bersandar lama?
Kecuali
Saat aroma alami tercium di inderaku
Berbaur percakapan sepanjang malam
Tersinari wajah menyenangkan
Menggeliatkan bangku tetap di posisinya
Kecuali
Ketika Sahabat tertidur lelap
Sehabis terbahak tumpah
Setelah membeli mimpi
Akhirnya kami diam bersama
Kecuali
Tiba-tiba bintang muncul satu per Satu
Dimana terang bulan memuncak bulat
Mereka mengikat jadi tujuh mutiara
Mengoda aku dan dia tuk ucapkan permohonan
Ouw, di bulan apa itu…Ahh, febuary..
Kini,
Langit
Bangku panjang
Taman kecil
Kucing hitam
Hanyalah tinggal sepenggal kisah
Kini , esok, esok, dan esok
Ia masih gelap
Lalu kembali terang
Berputar saja selalu
Ia-langit teras rumah-saksi jejakjejak kaki pandawa
--Berapa mimpi yang sudah terbeli?—
Tiga hari lalu, perempuan itu membeli tiga
Seminggu lalu, para ibu memborong sekeranjang
Hari ini, lelaki itu tertidur lelap
Karena kemarin-kemarin dia sudah puas belanja
Sore hari dia terbangun, menengok lemarinya
Ouw, seribu mimpinya masih tersimpan rapi
Entah mau diapakan mimpi itu…
--Namaku Bukan Mariska---
02)
Pura-pura bernama Mariska
Menjelajahi figure sang penyair
Melarutkan diri dalam lakon wayang
Ini sempurna namanya
Menterjemahkan kisah mereka
Ke dalam bahasa semesta
Dimana tiap manusia mengenal cinta
Serta kerumitannya..
Sungguh penafsiran cerdas luar biasa
Dan Mariska palsu jatuh cinta…
Karena “Perasaan-perasaaan yang menyusun sendiri petualanganya”
Maka terbitlah “Tumpukan perasaan-perasaan rahasia”
Kau tak boleh mengantung Mariska
Tapi gantunglah aku….
Judulnya aja udah asik banget sar, apalagi isinya :)
ReplyDeleteSo sweet ...
Suka banget dengan yang ke-2 ^_^ ... *tengok lemari mimpiku dulu :)
ReplyDeleteHei, Sari. Puisimu asik sekali. Bahkan dalam diksi-diksi yang bersayap, engkau masih bercerita. Absurditas yang memabukkan.
ReplyDelete*Toss*
ha .. tiga-tiganya, suka banget!
ReplyDelete