oleh: G
kita duduk bersisian. mengamati angsa putih diantara eulalia japonica yang menarinari.
angin hilirmudik menyerupa irama yang sama seperti waktuwaktu yang lalu.
capungcapung bergerak lincah di atas permukaan air.
punggung tanganmu menyentuh punggung tanganku, kita berdiam sejenak
jarak tidak memisahkan. waktu tidak bergerak. angin mempermainkan daundaun gugur,
air menampung satusatu. danau melarutkan bayangan.
kita dalam duduk diam, hening, tenang.
adakah yang lebih indah dari tepi parasmu, separuh tertutup bayangan
separuh memagut cahaya. keheningan meresap dalam lalu kita lepaskan
sepasang demi sepasang. kepada kenangan yang sudah menyentuh akhir.
apakah ini yang namanya perpisahan? tanyamu dan aku mengangguk.
perpisahan hanya suatu istilah untuk pertemuan kembali. katamu lagi, aku mengiakan.
waktu larut berturutturut. angin datang lalu pergi. cahaya di atas danau menepi
makin perlahan. bulan menyongsong menunggu gilir. gelagah liris seperti irama prosa
yang ditembangkan senja kepada malam.
mari, katamu sambil beranjak.
ada pernikahan besok. aku mengangguk, cincin pertunangan di jemari kita beradu.
selamat tinggal kuucapkan tanpa suara. kita sedang menyongsong masa baru.
satu. katamu sambil tersenyum. aku memasukkan jemariku ke selasela jemarimu.
tepat. pas. terasa nyaman di sana. mari pulang, kataku. angsaangsa putih sudah lama
hilang ke balik gelagah.
Saat Itu: Gelagah, Angsa Putih dan Kita
- By Gratcia
- On June 24, 2011
- 7 comments
nah .. nah .. nah ... nah .. apa ya? .. mmm .. ini teman kopi malam ini.
ReplyDeleteDuduk bersisian sambil menyaksikan angsa putih? so sweet :D .. dimana lagi sekarang bisa menyaksikan angsa putih dengan bebas .. ooow...aku jatuh cinta sama tulisan ini aku
ReplyDeletePuisi ini serupa tikaman sinis pada perpisahan. Larik-larik romantis betapa pedis. Mbak G ini pandai mengalirkan kata-kata di sungai puisinya.
ReplyDeleteTabik.
Indahnya perih... seindah sepasang angsa putih...
ReplyDeleteMantap!
@Nuraziz Widayanto, Nah, nah, nah ^_^ Sekalian pisang gorengnya?
ReplyDelete@Idea, Saya suka liat gelagahnya, mereka sangat cantik.
@Indrawisudha, Terima kasih, tabik juga ^_^
@Endah Raharjo, wahaha... Mbak Endah dan sekeranjang pagi masih kunantikan terus.
uh......aku terkurung dalam kata-katanya....
ReplyDelete@Imrizal Pratama :) Trimakasih sudah mau mengurung diri di antara gelagah ^_^
ReplyDelete