Puisi-Puisi Suri Nathalia

Puisi-Puisi Tanpa Judul

kukecup ragamu
dalam alunan lagu
tentang rindu
nanti, kini, dulu

aroma cinta
mengangkasa
lantas mega-mega
bentuk wajahmu disana

lantas hujan luruh
kupikir kau datang dan melabuh
oh tidak, ternyata kau pergi,

menjauh
kukejar hingga jatuh
jua, kau tiada tersentuh

rinai kini henti
sapukan lengkung pelangi
nyata ku lihat kau berdiri
seorang bidadari, membawamu pergi

***

...................

hujan curah

aku tengadah

tunggu berkah

jiwa lelah

asa, hampir punah



cucuran kesah jadi ngarai

mendelta, harap usai

namun raga, makin masai

umpatan, dzikiran, cerai berai



duhai gusti

jentiklah hati

lantas cuci bersih, pikir, diri



tiba-tiba hujan henti

sialan, hatiku belum lagi suci


***

sembahlah tuhanmu saja
bukan tuhannya
lantas apa ada beda?
bukankah itu hanya beda nama?
yang ku tahu, tuhan itu esa

ada hujat, ada laknat
ada caci ada umpat
atas satu kata, maksiat
telunjuk-telunjuk, santai sebut sesat

yang kutahu sebuah kalimah suci
pasrah dan ikhlas diri ini yakini dan imani
Allah sebagai tuhanku dan Muhammad sebagai nabi
lantas bila beda, aku usaha tuk hargai

hentilah caci
tutup mulutmu, jangan lagi memaki
lihatlah kedalam diri
kau, aku, dia, sama, belum cukup suci

2 comments:

  1. Makasih sudah kirim puisi ke Kampung Fiksi, Suri. Permainan kata-kata di puisinya berani. Pendek-pendek, tetapi sarat makna dan kuat. Sepertinya Suti semakin mengembangkan sayapnya di jagad perpuisian. Salut :)

    ReplyDelete
  2. hikss, jadi malu :D

    terima kasih juga buat Admin Kampung Fiksi, terutama untuk Mba Indie, yg sudah memaksa suri :D

    matur suwun sanget Mba :) .. *menyoja*

    ReplyDelete