Puisi-puisi Hudan Studiawan (2)

kasmarana dan kasmarani (2)

suatu ketika
di teras belakang rumah kita
engkau menggelayut manja

kau tanya
apa makna di tiap puisiku?
aku heran
bukannya tiap hari kau kuberi satu?

aku menatapmu lekat
lalu berucap,
"kau tahu? puisiku itu kamu.
aku cuma menyalinnya
jadi kata-kata."

dan engkau pun segera
memelukku lebih erat.

4 Juni 2011.

Gombal (2)

dan
jikalau
jika

cinta itu
romantisme
kata

maka
makalau
jika

hati ini
untukmu
saja.

17 Maret 2011

3 comments:

  1. Teras betul orisinalistas puisi ini. kendati segalanya sederhana, dari diksi hingga bangunan sajaknya, tetapi tak menghilangkan rasa dan kualitas puisinya.

    Saya suka!

    Tabik.

    ReplyDelete
  2. Tante Bunglon ini juga suka!

    Kalau saya adalah perempuan itu, maka saya akan terbang di antara kata-katanya yang pendek-pendek, tetapi berbunga-bunga dan dahsyat!

    Salut :)

    ReplyDelete
  3. @mas Indra: iya, saya cuma bisa yang sederhana-sederhana saja. Puisi-puisi mas Indra di blog juga sangat mengena. Tetap menulis mas :)

    @Tante Bunglon: terima kasih tante, sampai saat ini masih mencoba menulis lagi tentang bunga-bunga kata. Semoga pintu Kampung Fiksi masih selalu terbuka untuk penyair-penyair jalanan seperti saya :)

    ReplyDelete