Puisi-Puisi Naim Ali (1)

(1) Kuberi Tahu Rahasia


lanskap dalam belahan dadaku ada randu yang kunamai dengan namamu. sengaja kutaruh di pingir sungai dan jauh membelakangi kotamu yang memang tidak begitu tua.


namun mengertilah bahwa kotamu telah dipenuhi malang jasad telanjang. hanya saja halimun terlanjur melembabi matamu dan matahari mandir menengok jendela kamarmu, pada akhirnya lumut yang menghisap rumahmu saja tak juga menahu.


selain itu, bila jemari randu itu memaksa kekokohannya roboh, sungai akan menghanyutkannya sampai hilir. kemudian hilir menuntunkan pada rampai samudera, dimana keluasannya meleburkan rona lembayung yang bercerita perihal nyata, bahwa dadaku bisa kamu belah sekarang juga.


(2) Tak Tertahan


pernah aku; kemarin hari belum bermatahari,

keluar aku setelah menguap. lalu saja.

mengalir serupa air, melintas imaji.

deras

tak tertahankan.


ini mimpi, batinku.

hilirnya merindu dalam,

tidak aku tahu kapan datang dan buyar.

12 comments:

  1. Puisi (1), Keren... ahahaiiiy. Rahasia itu ttg cinta di hati ;)

    Puisi (2), Bagi saya, gambaran tepat tentang imaji yang datang pergi seenak hati. Setidaknya itu yang dikenali oleh otak saya saat membaca puisi ini dan mencoba memecahkan kodenya. :D

    ReplyDelete
  2. Sangat khas Naim, harus dibaca pelan2 dan belum tentu bisa dimengerti, yang penting bisa dirasakan... :D

    ReplyDelete
  3. Ahaha, puisi yang kedua kece sekaliii :')

    ReplyDelete
  4. rindu tak tertahan.. mbok di ungkapkan toh Mas Naim :D

    ReplyDelete
  5. Walah.. Mas Naim dilawan... :D

    Cakeeep banget puisinya

    ReplyDelete
  6. @all: makasih semuanyaaa.. ga tau deh mau bilang apa :)
    @admin: adminnya sialaaaan kodenya jadi ketauan. hahaha.. makasih.. makasih.. *nebak2 siapa di balik bunglon yg komen itu. G ato melie?! hmm*

    ReplyDelete
  7. Ini dia juragan puisi yang ditungu-tunggu. Tetap keren dan memesona, seperti biasanya.. Two thumbs up! :)

    ReplyDelete
  8. Kyahahaha... Naim ga sopan bilang2 sialan ke admin *pentung2 abis itu ulek2 cabe*

    ReplyDelete