Gadis kecil berlompat-lompatan, tawanya renyah mengundang ceriaku yang sedari tadi beku.
Rona merah terganti cerah, mendung di atas padang ilalang berganti awan-awan putih berhias pelangi.
Kupu-kupu nampak menari-nari, gadis kecil menggoda hati, kedamaian hujan merajut kesejukan, diantara bulir-bulir biasan cahayanya yang tinggalkan sembab.
Gadis kecilku menawarkan surga di pelupuk mataku, lewat kecerian yang riang.
Duri-duri di jalan tersibak kelakar lugu, pilu-pilu ombak dihati, menyingkap makna rindunya haru yang terbelenggu.
Ah...
Surgaku tak tersembunyikan lagi, karena gadis kecilku telah melemparkan neraka dengan senyum dan tawanya.
Puisi Budi Van Boil (1)
- By Unknown
- On June 01, 2011
- 11 comments
kenapa ada neraka di senyum gadis kecil?
ReplyDeleteIt's Niceee
ReplyDelete@untuk yang tak bernama : neraka disini bukan ada tapi senyum yang membuang neraka dan menghadirkan surga, saya yakin seperti itu.
ReplyDeletekeren mas budi .. ;)
sip, kang!!
ReplyDeleteSuka dua baris terakhir...
ReplyDeleteMinum coklat dulu yuk, Boil..
ga ngopi... :D
hehe makasih, untuk anonimus : itu sekedar kiasan, bahwa surga itu ada nyatanya lewat segenap rasa bahagia yang tak terlukiskan :)
ReplyDeletemakasih semua :)
mari ngopi dan ngudud lagi yuk :)
kebahagiaan selalu berhias kepedihan --> begitukah maksudnya?
ReplyDeleteKeren!
tepatnya begitu, bagai malam dan siang, namun diantara malam dan siang ada pagi, sore, dan senja, bahkan tengah malam dan subuh hehehe :lol:
ReplyDeleteManis dan lugas, juga jujur. Serupa gadis kecil ceria yang menari-nari di taman penuh bebunga. :)
ReplyDeletetak ku sangka bud...dirimu ..oh...aku suka puisi ini
ReplyDeleteAnak2 memang menyenangkan, walaupun kalau sedang nakal dan nyebelin bisa menjadi "neraka" tersendiri, hahaha.
ReplyDelete