Puisi-puisi Coin Silalahi (2)


ANTARA PAGI DAN MALAM

seperti sebuah boneka kita di permainkan…
Aku…kamu….kita….
Seperti mereka adl kita…
Mereka mencoba merajai kita…
Aku…kamu…kita…
Sambil menunjukmu, aku dg jemari telunjuk gagahku ke arahmu…
Ku katakan padamu pagi…
Aku si malam, tak mungkin mengejarmu…
Kau telah jauh tertinggal…
Tak mungkin untukku berbalik, lalu harus bergerak mundur menghampirimu…
Dan tak mungkin juga, kakimu yg harus melangkah maju ke depan mendekatiku…
Tapi kita…aku…kamu…
Berjalan seolah saling mengejar saling menghampiri saling bergantian..
Padahal aku terhadap jalanku sendiri…
Begitupun dirimu pada jalanmu sendiri…
Namun, dg begitu indahnya kita…aku…kamu…memandang sebuah perbedaan dg saling merangkul…
Kita berbeda tetapi sama…aku…kamu..
Mereka yg terlalu pintar tdk akan mengerti bagaimana cara kita berteman…
Tapi yg tidak menggunakan sifat manusianya, mereka akan paham meski tak paham betul…
Tentang kita…aku…kamu…

Aku pagi…
Menyapa kamu malam…
Aku…kamu…kita…
Aku dan kamu…kenapa harus mereka yg memberi nilai…
Aku dan kamu…salah satunya ada yg gelap dan salah satunya adl terang…
Siapa yg mengatakan itu…
Kenapa mereka yg menjadi menilai kita…aku dan kamu…
Bukankah kita tak pernah menyusu dari ibu mereka atau makan dari tangan ayah mereka…
Aku dan kamu…di adu…
Karena aku pagi…dan karena kamu malam…
Karena aku terang…dan karena kamu gelap…
Begitu mereka membedakan kita…
Aku dan kamu yg berbeda tapi berasal pada satu titik…
Yaitu adalah waktu…
Mereka kah yg melahirkan kita ?…
Karena, berpihak padamu malam…mereka benci aku…
Karena sebagian lagi lebih memilih aku, mereka menyumpahimu pagi…
Lalu adakah kita saling membenci ?….aku…kamu…
Kita berteman begitu uniknya…
Kita seperti terlahir oleh satu bapak tetapi kita bukan saudara…
Kita tak satu jalan tetapi memiliki arah yg sama…
Lalu atas dasar apa mereka membuat pembeda pada kita…
Lalu atas hak apa mereka menilai kita…
Mereka hidup di dalam naungan aku dan kamu…kita….
Tapi masing masing dari mereka memberi jarak berdasarkan aku dan kamu….kita…
Seharusnya jika mereka punya hati nurani…
Mereka dapat melihat bahwa meski ad perbedaan namun kita hidup dalam satu lingkup yg sama…memberi pengertian yg sama meski kita berbeda cara…

Jangan kau permasalahkan tentang gelapnya temanku si malam…
Atau jangan kau pertanyakan keberadaan terang milik temanku pagi…
Nilailah bagaimana kau menjalani aku….yaitu kami…salah satu dari kami….
Baik pagi maupun malam…
Kami sama sama adl waktu…
Meski tak hidup dlm satu….
Meski bertolak belakang ataupun searah…
Tetapi nama kami tetap sama yaitu waktu…

***

KAUM YANG TERTIPU

Dari seluruh itu…
Tak satu pun…
Aku enggan…
Dari semua itu…
Tak peduli…
Aku kaku…
Mestinya kau keluar dari cangkangmu…
Cobalah cangkang dia yang sejak tadi berdiri di jalanan tanpa mengerti mengapa ia berdiri…
Semestinya kau pun berpikir bagaimana ia berpikir…
Apalah guna menipu diri…
Tapi, sebaiknya kau teruskan saja…
Kenyataan lebih pahit dari kebohongan yang kau sembunyikan…
Maka biarkanlah ia rasakan kebohonganmu…
Berbahagia di atas kepalsuan…
Sementara aku tersiksa melihat itu….
Dan kau, bersabarlah…
Nanti akan datang padamu bagianmu…
Sama halnya ketika senyum murni yang kau dapat darinya…
Bagian yang sama pula akan kau dapat…
Senyum darinya…
Senyum kelukaan…
Tapi sebaiknya kau teruskan saja…
Kenyataan lebih pahit dari kebohongan yang kau sembunyikan…



0 Spots:

Post a Comment