Puisi-puisi Ari Rian (2)

Tulisan Kertas Kusam


hujan musik alunan membawa kedinginan di ruang ini...
terpaku dalam bayang kegelisahan sudut hati...
mencoba untuk menyentuh kertas putih di atas altar...
tangan kaku tak seperti menerima curahan jiwa...
 
suasana ini tak dapat di alihkan dalam kenangan...
kenangan yang selalu datang di lorong pasar ini...
 
kembali pada sosok pernah menemani di los tuah ini...
tawa...
keluh...
cerita...
cinta...
kaku diam di dingin malam....
 
suara yang selalu dalam ruang gelap kerinduan...
kerinduan yang tak akan kembali di lorong ini...
 
kawan...
ingat kah di saat kau memberi ku sentuhan malam...
yang membawa setiap jiwa menembus waktu...
waktu yang selalu di rangkai di lorong pasar ini...
 
kawan...
kadang kau bilang kehidupan ini tak adil...
tak adil dengan keangkuhan yang selalu datang di sudut malam...
bersama tangisan cinta yang tak di mengerti....
 
belum juga habis minuman itu...
minuman yang selalu kau berikan saat terluka...
bukan untuk mabuk...tapi untuk persahabatan di lorong pasar ini....
 
hanya bayangan itu diam di sudut lorong pasar ini...
ya....
hanya itu terpampang di kenangan malam...
bersama bermacam cerita yang selalu hadir di malam....
 
hujan ini,tempat ku selalu merasa kehadiran rindu...
rindu yang tak ku mengerti...
inikah cerita yang akan ku bawa ke ujung waktu ku?...
 
aku selalu ingin bersama mu...
bersama kita yang dulu...
mungkin...
ini kenangan dalam tulisan di kertas kusam kenangan...


      Senyuman Rembulan (paralog kehidupan)

tuk saat ini sinyal kerinduan ku menangkap pengharapan...
pengharapan pada rembulan cantik bagi jiwa bersih...
selalu ku ingin terbang kesana berdua merangkai pejalan...
pejalan yang selalu tak di terima para pejalan dunia...
mengeluh ingin lari dari kenyataan sang takdir merangkai...
 
rembulan itu seperti tak menolak pengharapan itu...
tersenyum selalu untuk para pejuang jalanan...
ku rangkai senyuman itu pada sebuah buku guram tak bertuan...
mengartikan setiap senyum yang selalu memberi makna tersembunyi...
tersembunyi dari setiap keputus asaan dalam hidup sendiri...
 
rembulan mengoda ku dengan senyum cinta yang kadang meragu...
terus ku tafsirkan senyum cinta ini...
cinta kadang selalu ingin memberikan sesuatu yang tak terduga...
selau hadir dengan teka teki penilaian cinta yang sesungguh...
tapi kebanyakan tertipu karna selalu ingin memiliki...
yang selalu akan terhasut nafsu hitam pendosa...
berputus asa dalam selalu yang terluka karna kesalahaan...
ku kutip satu senyum termanis dari rembulan...
"BELUM TENTU YANG KITA INGINKAN ITU TERBAIK BUAT KITA...
BELUM TENTU JUGA YANG KITA TAK INGINKAN,,ITULAH YANG TERBAIK BUAT KITA"
 
kini rembulan mulai buram tersenyum...
ku pun menangkap cepat apa arti buram itu...
tiap sudut banyak budak harta ingin berkuasa..
berkuasa dalam tak ke peduliaan...
mengisap setiap darah yang tak berdaya...
merayu ini kemakmuran untuk masa depan...
masa depan untuk tambah berkuasa itu inginya...
sungguh tak ku ingin semua itu...
salah itu di benarkan...
benar itu disalahkan...
ku katakan pada rembulan...
itulah para penjilat untuk menang...
kata terakhir untuk mu rembulan...
"INILAH KEHIDUPAN,TERUSLAH BERJUANG...
KATAKAN YANG BENAR ITU BENAR...
YANG SALAH ITU SALAH...
ITU KEKUATAN UNTUK MENANG DALAM HIDUP"


oleh;Ari Rian
Ari Ryan pasalimapuluh (facebook)
puisi.penulis awam (halaman facebook)

untuk mu sahabat....

4 comments:

  1. mantaabbb broo.. i like it! teruskan perjuangan kawan..

    ReplyDelete
  2. trims bro,aku akan terus berjuang untuk tulisan awam

    ReplyDelete
  3. teruslah menulis, sebab puisi yang dilahirkan dari hati yang jujur akan tercermin di bait-baitnya :)

    ReplyDelete