Celoteh balita seolah musik rancak berirama mars, mengajak bunda siap siaga, berbaris rapi memulai hari.
Bagai selembar kertas kosong beraroma pinus, pagi baru siap dihiasi untaian kata, atau dilukisi warna pelangi, atau dibiarkan bersih tak terisi.
Tinggal pilih yang disukai.
Di rumahku, pagi baru disambut oleh wangi teh hitam pegunungan Dieng yang diseduh di atas tungku.
Tangan terampil menuangnya dari poci, sepenuh hati.
Uapnya berkejaran, menari-nari di atas cangkir putih, mengawali sederet mimpi untuk dirangkai sepanjang hari.
***
Kog aku seperti meraasa masuk di puisi ini yah....nyaaman sekalii
ReplyDeletesama kayak Sari...seperti masuk ke dalam satu kisah manis...bertabur keju yang gurih dan coklat meses yang manis..ahik.. :D
ReplyDeleteitu balitanya bukan keponakan duduls Om Kopi kan? :D
ReplyDeleterenyah sekali baca puisinya Mbak Endah hihihi.. Maniiiiiisss
ReplyDeleteberbagi pagi nih.. ^^
ReplyDeletePagi yang menyenangkan sekali, Mbak Endah. Saya serasa seperti kanak-kanak yang tidak sabaran menguak jendela pagi untuk lalu berpetualang di dunia yang penuh imajinasi. Tinggal dipilih-pilih.. :)
ReplyDelete