Puisi Ari Rian

Suara Kegelisahan Malam

dunia malam terus begulir di darah tiap para penguni kegelisahan...
tiap teriakan terdengar di sudut ruang 3X4...
sama hal dengan anak laki yang tersisih di ruang ini...

ibu..ibu..ibu...teriakan pilu...
bertebaran dalam ruang ini...
siapa aku dilahirkan di dunia ini? apa hanya karna nafsu belaka...?

lihat ini semua tidur bersama kebusukan tiada hentinya...
dicampakan dalam angan penderitaan belengu kehormatan...
inikah harus dijalani untuk takdir...

anak laki itu bergelut dengan kesakitan malam...
tak henti membakar setiap apa yang di harapakan...
apa ini cerita untuk ku selesaikan?

Tiiidak..!!!

ini jalan harus di tempuh untuk tak menyerah...
apa peduli semua ke palsuaan merayu? tak ada yang abadi..
gelap mata untuk setetes darah pengabisan ini...

ya...!

aku harus hidup dan hidup..
disetiap sudut ruang tempat ku perhitungkan semua ini...
aku bankit pun bukan karna ku terpaksa...

tapi darah para teriakan malam mengalir di tubuh ku...
ayah...ayah...ayah...!!!
anak mu kuat lagi dengan setiap pukulan mu...

ya ku tahu pukulanmu kekuatan untukku tak selalu lemah...
terima kasih untuk darahmu pada tubuhku...

aku untuk hidup...
matiku untuk hidup...
duniaku perjuangan...
Aku Adalah Aku

waktu tak ingin kau diam..
jalan terus untuk setiap teriakan malam...
temani aku bercinta di ruang bertuba ini...
biar ku salurkan benih kekuatan pada jiwa gelisah...

ini ku tulis dalam pasar kehidupan..
bersama anak untuk selalu hidup...
tak kecuali para binatang malam
angin malam...


Serpihan Cerita

Serpihan cerita beralun dalam gamang
jemari dingin tergengam
erat terasa perih di gengam
sampai bergetar sendi kesedihan.
"Kita,disini mulai menjauh".
Suara berat bergema lirih.

Tepian jalan,samping pasar
semua di mulai untuk menjauh
berat kaku untuk membalas suara itu.
"Aku,juga tak mau semua ini".
balasan suara hati kehilangan tak ingin.

Berbagai cerita tergores penuh dalam
dari perkenalan singkat.
langkah bersama membuat cerita.
"Kenangan itu abadi di pasar ini".
lagi suara berat itu berbalas.

Waktu berjalan cepat tak terasa
terseok ke hambaan dua hati bersahabat
sahabat sejati dalam pasar.
"Itu,sulit ku lupakan hari ini".

Dua sahabat di buat hati kuat
perpisahan mengantam relung keinginan
jalan lain mulai di tempuh,aturan takdir.
"Kita satu,dimana kerinduan datang,
disitu kita akan bersama".

by: Ari RyanPasalimapuluh (facebook)
situs: www.tulisanari.phpnet.us
email: lepoxs_21@yahoo.com

7 comments:

  1. Inspiratif...
    gelapnya malam sering menambah dingin rasa sedih

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. trms ya mbak...
    saya hnya penulis awam yg sedang belajar untuk berkrya

    ReplyDelete
  4. Selamat datang dan mari bersenang-senang dengan puisi, Ari Rian. Puisinya menyenangkan dan 'bercerita' :)

    ReplyDelete
  5. trms ya mbk meli,,,
    hanya itu yang ari bisa untuk menulis ini,penulis awam yang mencoba menulis..

    ReplyDelete
  6. Emosi yang sangat intens dalam puisi ini. Hidup memang tidak mudah ya.. Tetapi kita diberi cukup kekuatan untuk melewatinya bahkan bertumbuh semakin kuat di dalamnya. Thanks Ari, sudah berpuisi bersama kami di sini.

    ReplyDelete