Pagi menyelinap diam-diam menapaki lipatan gordin sewarna daun jati.
Lewat sela-sela bulu mata, kulihat ia merambat turun, menyusuri permukaan kaca, mengkilat ditimpa sinar matahari.
Tubuhku sembunyi di hangat selimut putih seharum kuncup lavender.
Mataku merapat kembali, pura-pura tak melihatnya.
Aku tak mau ia menyingkap selimutku, membangunkanku dengan tangannya yang dingin.
***
wahaha.. ngopi.. ngopiii!
ReplyDeleteaku juga ingin menjemput mimpi di kasur empuk, apadaya deringan itu berbunyi terus...
ReplyDelete@Naim: maunya tidur lagi, kok diajak ngopi... hihihihihihiii
ReplyDelete@Sari: deringan apa, tuh? Udah dipanggil2 sama yang kangen kamu, ya? :-)
mau juga sih bobo lagi.. tapi gak bisa pagi hihihi
ReplyDeleteWaha....saya juga gaa mau dibangunin tangan yang dingin.... :D :D :DD
ReplyDeleteMbak Endah, saya mau nulis puisi seperti itu lalgu tidur lagi.. zzzzzz...
ReplyDeletehehehee