Paragraf-paragraf dongeng ini ditulis bersama-sama oleh: Meliana Indie, Winda Krisnadefa, Indah Wd &G
1. Sepatu Boot dan Seruling
“Mari kita memulai perjalanan kita,” bisik Kasenda kepada Twittwit, mereka melangkah meninggalkan rumah yg terletak di balik bukit kecil dekat padang ilalang itu. atap merah dan pintu kayu memandang langkah mereka. kaki-kaki kecil tak beralas menapaki jalan kecil berkelok-kelok yang disusun dari bata merah.
Tiba-tiba Kasenda berseru, “Astaga! Aku belum memakai sepatu bootku!”
Twittwit memandangnya dengan heran. “Kita tidak butuh sepatu, Kasenda. Bukankah rumput adalah permadani yang sangat enak dan empuk untuk diinjak-injak?”
Kasenda memiringkan kepalanya, “Tapi, boot-ku itu bukan sembarang boot.” Bisiknya. “Dia bahkan lebih lembut dari segumpal kapas atau segenggam salju, kau tahu itu!” lanjutnya masih sambil berbisik. “Dan satu hal lagi yang penting, dia dapat menunjukkan jalan yg harus kita tempuh, walaupun aku belum tahu cara kerjanya.”
Twittwit memandang sahabat kecil berambut lurus kaku itu dengan seksama. Tak peduli dengan ucapan Kasenda, dia menarik tangan Kasenda, berbalik arah, “Ya sudah, kalau begitu ayo kita ambil bootmu, habis perkara.”
Keduanya berlari kecil, ranting kering gemeretak terinjak kaki-kaki kecil itu. Suara musik sudah mulai terdengar dari kejauhan. Kasenda dan Twittwit semakin mempercepat langkah mereka.
Musik, aha!
Twittwit seketika itu juga teringat akan sesuatu yang sedari tadi sudah ada di kepalanya tetapi susah untuk diingat dengan jelas. Ya,ya, ya itu dia yang dilupakannya, suling bambu kecilnya harus dibawa serta dalam perjalanan mereka. Dimana dia letakkan suling bambu kesayangannya itu, ya?
Twittwit berpikir keras. Sepertinya ia meninggalkannya di antara rumpun ilalang ketika ia menari di hujan kemarin sore. Semoga saja tdk ada yang mengambil. Twittwit merasa cemas. Baiklah, setelah Kasenda mengenakan boot, mereka harus segera ke lapangan rumput ilalang di belakang rumah itu untuk mengambil suling bambu kesayangannya. “Cepatlah, Kasenda…., kita harus segera menjemput sulingku sebelum peri-peri yg tinggal di bawah bunga lonceng itu menemukannya.”
Bersambung
In
#FictionholicSociety
Dongeng & Fantasy
Gratcia Siahaya
Indah W
Meliana Indie Zhong
Miss G
Petualangan Kasenda dan Twit
petualangan kasenda dan twitwit
Serial
Winda Krisnadefa
[Dongeng] Petualangan Kasenda dan Twittwit (1)
- By Ge Siahaya
- On March 03, 2011
- 3 comments
Tags:
#FictionholicSociety,
Dongeng & Fantasy,
Gratcia Siahaya,
Indah W,
Meliana Indie Zhong,
Miss G,
Petualangan Kasenda dan Twit,
petualangan kasenda dan twitwit,
Serial,
Winda Krisnadefa
Kampung Fiksi adalah komunitas dan platform literasi yang didedikasikan untuk mendukung perkembangan penulis fiksi di Indonesia. Sejak berdiri, Kampung Fiksi telah menjadi ruang kreatif bagi para penulis untuk belajar, berbagi, dan berkarya. Melalui program-program unggulan seperti #J50K—tantangan menulis 50.000 kata dalam satu bulan—dan berbagai workshop serta diskusi literasi, Kampung Fiksi terus mendorong munculnya karya-karya fiksi yang otentik dan bermakna.Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, Kampung Fiksi menjadi tempat di mana cerita-cerita hebat dimulai dan komunitas literasi di Indonesia tumbuh bersama.
Aih... aiihhhh... ini dongeng yang lucu itu ya... yang semanis coklat Belgia itu ya... :-) Sip! Suka!
ReplyDeleteah, si Kasenda sama Twittwit pindah ke sini toh :D
ReplyDeleteAsiiiik... mulai baca lagi ;-)
ReplyDelete