Di hari ke-13 #CeriteraJuli ini, mari kita bahas sejenak kenapa beberapa bulan belakangan Kampung Fiksi menyediakan Jumpat Prompt (JUMP!) dan selama bulan Juli ini menyediakan prompt selama 31 hari.
Sebelumnya, saya kepingin nanya dulu, boleh dong...
Sering nggak dengar ada yang komentar, aduh, aku kehabisan ide, atau, kepingin nulis cerita tapi nggak punya ide. Pastinya, pernah kan? Mungkin malah kamu sendiri yang sekarang sedang garuk-garuk kepala, atau gabruk-gabruk laptop menghadapi layar kosong, mati gaya, kehabisan ide menulis.
Terus terang aja, saya sendiri sering banget menghadapi masalah yang serupa. Kepingin nulis, kepingin ngarang cerita, tapi si ide nggak juga memenuhi jadwal kencan kami, ihik... Nah, untuk membantu menghindarkan diri dari kejadian itu, daripada di php-in sama ide, mendingan kita sudah lebih dahulu siap-siap dengan alat untuk memancing ide agar keluar. Di sinilah si prompt mengambil peranannya.
Untuk membantu penulis supaya tidak mati gaya maka prompt menulis disediakan, sehingga penulis dapat mempergunakannya untuk berlatih menulis.
Ya, prompt memang merupakan salah satu alat latihan menulis, mirip seperti tugas-tugas yang dahulu sering kita kerjakan di sekolah, tetapi kini merupakan tugas untuk memancing kreativitas dan imajinasi kita. Misalnya: Apa yang kamu pikirkan tentang warna merah? Tulis satu paragraf untuk menggambarkan warna merah tanpa menyebutkan kata merah.
Kamu bisa menulis apa saja yang muncul di kepalamu tentang warna merah. Kamu bisa menghasilkan satu paragraf, satu halaman penuh, atau bahkan sebuah cerita lengkap berdasarkan prompt tersebut.
Singkatnya, sebuah prompt hanyalah alat pancingan awal untuk mempermudah penulis membuka pikirannya dan mulai menulis. Instruksi yang ada merupakan sebuah tantangan kreatif dan kamu bebas untuk mengeksplorasi sejauh mana kamu dapat mewujudkan tantangan tersebut.
Bahkan, bila kamu sedang beruntung, kamu dapat membuat tantangan itu menjadi titik awal saja dari daya kerja imajinasimu yang jauh lebih besar. Contohnya dapat dilihat dari salah satu karya Carolina Ratri (@RedCarra) yang berjudul Bibir-bibir yang Tergantung di Pohon Cerita. Karya ini merupakan hibrid dari prompt #CeriteraJuli yang ke 6 dan 7, Bibir dan Pohon Cerita. Penulisnya dengan cerdik (dan berani) menyatukan kedua prompt itu, mengambil bagian-bagian yang bisa dipergunakannya sehingga menghasilkan komposisi ceritera yang menarik.
Klik gambar untuk membaca ceritera lengkap |
Namanya juga 'hanya' latihan menulis, yang terpenting adalah kreativitas, imajinasi serta keberanian untuk melakukan eksprimen. Apakah kamu akan mempergunakan seluruh elemen di dalam prompt yang ada atau hanya sebagian saja: tergantung keputusanmu.
Keberanian untuk mempergunakan seluruh elemen-elemen yang ada, lalu menyusunnya sedemikian rupa sehingga menghasilkan ceritera yang mengasyikkan saat di baca, bisa juga kita saksikan melalui tulisan karya Citra Rizcha Maya (@citrarizchamaya), Gadis Kesayangan Sang Pecinta Buku, yang mempergunakan prompt 4, Romantis. Prompt ini terbilang istimewa sebab merupakan daftar kalimat-kalimat pendek, yang boleh saja dirangkai semuanya menjadi satu ceritera lengkap, atau satu kalimat dijadikan satu tulisan yang tak saling menyambung. Citra, menyusun kalimat-kalimat yang ada sedemikian rupa sehingga masuk dengan manis di dalam karyanya.
Klik gambar untuk membaca ceritera lengkap |
Berdasarkan prompt 3 Doa, sebuah ceritera dengan judul Di Belakang Pria Super, karya Rinaldy Yusuf (@_020189), dapat kita nikmati di blog Kebun Kata. Karya ini menarik perhatian saya, karena dapat mengolah tema yang cukup serius dengan memasukkan sentuhan humor yang mengena.
Klik link untuk membaca ceritera lengkap |
Interpretasi penulislah yang berperan besar dalam mewujudkan ceritera seperti apa akan dihasilkan dari sebuah prompt. Ingatlah bahwa di dalam fiksi tidak ada batasan, semuanya tergantung kepada jangkauan imajinasi dan kreativitas pencipta karya.
Tiga karya di atas memang sudah lengkap menjadi sebuah cerita utuh. Apakah penulis-penulisnya sudah merasa puas dengan karya mereka, berpulang kembali kepada para penulis. Setiap karyanya, pastinya bisa disempurnakan kembali. Tetapi, tujuan awal dari menerima tantangan ngeprompt Ceritera Juli ini, memang bukan untuk menghasilkan karya yang sempurna, melainkan berlatih menulis setiap hari. Bukankah ada pepatah bijak yang berujar: Practice makes perfect?
Dengan terus berlatih akan meningkatkan kemampuan kita. Itu tujuan utama dari kegiatan ini. Hasilnya, tergantung sepenuhnya pada kemampuan masing-masing penulis. Yang jelas, mereka yang rajin pasti kemampuannya juga menjadi lebih baik dari hari ke hari. Begitu kan?
Nah, apakah kamu jadi tertarik untuk ikut tantangan Ceritera Juli? Kamu bisa mulai sekarang juga dan memilih prompt mana yang memanggil-manggilmu untuk ditulis, atau, kamu bisa saja menantang diri sendiri untuk menulis semua prompt yang tersedia setiap hari. Sekali lagi, semuanya tergantung sepenuhnya kepadamu.
Mari, isi Juli dengan ceriteramu!
pertama kali kenal teknik prompt ini lalu..DANG! ini dia kunci segala writer block :D.. gak ada alasan lagi gak bisa nulis
ReplyDeleteBekalnya nekad kreatif ;)
Delete👍
ReplyDelete