Pertanyaan untuk rubrik Tanya Mak Bunglon kali ini datang dari Erlinda.
Tanya:
Mak
Bunglon, Linda mau tanya. Boleh ga sih dalam sebuah
cerpen point of view kita berubah? Tapi tanpa dikasi jeda misal berupa tanda
bintang-bintang. Contohnya, paragraf 1 dan 2 penulis sbg orang pertama.
Paragraf 3, penulis sbg orang ketiga serba tahu. Terima kasih, ini dari Erlinda
SW.
Jawab:
Linda yang ca’em…
Kalau soal boleh, ya boleh-boleh
aja. Tulisan, khususnya fiksi, memiliki keleluasaan yang lebar bagi penulisnya
untuk mengeksplorasi setiap elemen, termasuk dari penggarapan Point Of View
(POV). Tapi sebelum kita sampai ke sana,
kita runut dulu proses menulis naskah fiksi kita dari awal, yuk?
Kita menulis untuk dibaca oleh
orang lain (pembaca). Kita menulis ingin menyampaikan sesuatu kepada pembaca.
Kita menulis dengan harapan pembaca tulisan kita memahami apa yang kita tulis.
Mengubah POV di tengah-tengah cerita banyak dilakukan oleh penulis-penulis
terkenal. Tidak ada aturan yang melarangnya. Walau begitu, tidak banyak yang
berhasil membuat cerita jadi makin kuat dengan penggantian POV secara
tiba-tiba. Justru banyak yang meninggalkan kebingungan dan anti-klimaks pada pembaca. Butuh ketrampilan khusus untuk mengolah cerita menjadi dipahami
saat POV kita ganti (apalagi kalau tanpa dibatasi oleh ekstra space atau tanda
bintang-bintang).
Sebaiknya perlu dipahami dulu apa
tujuannya mengubah POV dalam cerita kita. Apakah hal itu akan memperkuat
cerita? Apakah dengan begitu pesan penulis bisa tersampaikan sesuai dengan
keinginan penulis? Artinya, dalam melakukan banyak manuver saat menulis sebuah
cerita pun harus dilatarbelakangi oleh alasan yang kuat.
Saya pribadi lebih menyarankan,
jika ingin mengubah POV, ubahlah pada bab terpisah. Dan alasan untuk mengubah
POV pun kuat, misalnya untuk menunjukkan sebuah adegan yang terjadi di setting
yang berbeda.
Jadi kalau kembali ke
pertanyaanmu, boleh atau tidak? Ya, boleh-boleh saja. Bebas! Tapi, apa yang
kamu inginkan dari pembaca dengan mengubah POV tersebut? Apa memang sengaja
ingin membuat bingung di awal sebagai pemberi kesan twisting, dan di akhir cerita
akan ada sebuah penjelasan yang klimaks dan memberikan efek dramatis? Silahkan
saja. Yang pasti, mengubah POV dalam bercerita membutuhkan keahlian dan kelihaian
khusus dan ini perlu latihan. Semangat, ya! :D
Semoga cukup menjawab ya, Linda.
Salam si Emak
Winda Krisnadefa
Terimakasih! Sangat membantu :)
ReplyDelete