"Seharusnya saya bisa menulis novel seperti itu!" Mungkin sering terlintas pikiran seperti ini saat selesai membaca sebuah novel. Memang benar, setiap orang bisa saja menulis novel kalau sungguh-sungguh menginginkannya. Pernah dengar sebuah kegiatan bernama Nanowrimo, singkatan dari National Novel Writing Month. Mereka yang tergabung dalam Nanowrimo ini, ditantang untuk menulis novel sebanyak 50.000 (lima puluh ribu) kata dalam 30 hari, dan kegiatan ini telah menjadi festival menulis tahunan internasional yang digelar di internet sejak tahun 1999, sudah 11 tahun lamanya, diikuti oleh puluhan ribu penulis, baik penulis-penulis amatir maupun penulis profesional.
Mengapa tidak? Bukankah setiap orang sebetulnya memiliki cerita yang bisa diceritakannya dan kalau saja mau benar-benar serius bisa menuliskan sebuah novel tentang hal tersebut.
Satu kutipan yang sangat menarik bagi saya adalah kutipan dari Toni Morrison, salah seorang penulis pemenang Nobel, bunyinya seperti ini: "Apabila ada sebuah buku yang sangat ingin kamu baca tetapi belum ada yang menuliskannya, maka, kamu harus menulis buku itu."--"If there's a book you really want to read but it hasn't been written yet, then you must write it." Pertanyaannya adalah, adakah cerita yang benar-benar ingin kamu baca sehingga kamu begitu ingin menuliskannya?
Namun, sebelum mulai, harus ada satu hal yang kamu lakukan, yaitu, BERJANJILAH kepada diri sendiri kamu akan melakukannya dengan sungguh-sungguh. BERJANJILAH. Tanamkan di kepalamu janji ini dengan sepenuh hati bahwa apapun yang terjadi kamu akan melakukannya.
Janji kepada diri sendiri ini SANGAT PENTING. Ia bukan hanya penting, melainkan SANGAT PENTING. Tanpa janji ini dan menetapkan hati dan pikiran secara sungguh-sungguh untuk melaksanakan janji ini, saran saya adalah: LUPAKAN SAJA, tidak akan mungkin menyelesaikan apapun juga tanpa adanya niat yang sungguh-sungguh untuk menyelesaikannya.
Tentu saja, menulis buku bukanlah hal yang mudah. Namun demikian, dengan memboomingnya self-publishing pada saat ini, maka dalam satu hari saja entah sudah berapa ratus bahkan ribuan buku yang diterbitkan. Jadi, kenapa tidak ikut di dalamnya? Apa yang dikuatirkan? Bagaimana menjual buku tersebut? Itu adalah urusan kemudian. Tetapi membuat novel itu ada dan menjelma adalah tugas utama sebelum memikirkan hal-hal lain yang tidak akan mungkin dapat dilakukan tanpa kehadiran novel itu sendiri.
Apa yang dibutuhkan untuk menulis novel? Tidak terlalu banyak syaratnya, yang penting dapat membaca dan menulis. Itulah modal utama yang kita perlukan. Syarat kedua yang tidak kalah penting adalah kepekaan untuk menangkap cerita yang terjadi disekeliling kita dan imajinasi untuk menuangkannya menjadi sebuah cerita yang menarik, dan syarat ketiga, kemauan untuk menulis novel yang dapat dijual! Penguasaan bahasa tentu saja merupakan keharusan, kepekaan menangkap cerita dan berimajinasi itu mutlak, dan motivasi untuk menghasilkan karya yang dapat dijual adalah elemen penting dalam proses berkarya itu sendiri. Bila kita menempatkan karya kita sebagai sesuatu yang memiliki harga, dengan sendirinya kita akan bekerja semaksimal mungkin untuk menghasilkan sebuah karya yang pantas untuk dilemparkan ke pasaran dan bersaing dengan karya-karya yang telah dipasarkan.
Apakah hal ini mungkin? Mampukah saya menulis sebuah novel sampai selesai? Harus dipahami bahwa menulis novel bukan pekerjaan gampang. Kita harus menguasai teknik dan seninya agar dapat menghasilkan novel yang baik, tetapi bukan berarti tidak dapat dilakukan. Semakin banyak kita menulis, semakin banyak juga kita mengasah ketrampilan dan teknik bercerita kita.
Kamu mungkin berpikir, bagaimana mungkin bisa menulis bila disibukkan dengan pekerjaan? Kebanyakan penulis memang memiliki kehidupan ganda saat menuliskan novel mereka. Lihat saja Andrea Hirata, ia bekerja sebagai pegawai Telkom dan masih bekerja di sana hingga saat ini sembari terus menghasilkan novel-novelnya. Jadi, jangan menjadikan pekerjaan sebagai alasan untuk merintangi menulis. Bila sungguh-sungguh berkomitmen untuk menulis, sesibuk apapun kamu, pasti akan mempunyai waktu untuk melakukannya. Semua itu hanyalah soal kemauan.
Konon, seorang penulis terkenal diudang untuk memberikan ceramah bagaimana cara menulis kepada sekelompok penulis muda yang sangat bersemangat. Ketika hari itu tiba penulis terkenal itu, mengajukan sebuah pertanyaan, "Siapa diantara kalian yang sungguh2 ingin menjadi penulis?" Tentu saja semua orang mengangkat tangan mereka. "Kalau begitu, untuk apa kalian ada di sini, pulanglah dan MENULISLAH!" Katanya dengan tegas.
Ingin Menjadi Penulis Fiksi? (2)
- By Gratcia
- On August 05, 2011
- 9 comments
Disini saya memulis... menulis komentar.... :)
ReplyDeleteHoho... Kalau begitu sudah pas menjadi komentator Uleng :))
ReplyDeletesip..sip.. Mau juga :)
ReplyDeleteBerjanji....itu berat tp sepertinya hrs dilakukan bila ingin serius dalam menulis...serius dan santai pastinya...
ReplyDeletetuliiiisss... :D
ReplyDeleteYuuk kita kemon, menulis dan menulis bukan di sosial media, huahahaha...
ReplyDeleteBener banget nih, menulis itu butuh disiplin diri yg tinggi. Agar tulisan berhasil/baik juga perlu berlatih, perlu riset, perlu banyak baca dan buka mata/telinga... masih kurang, pertajam rasa, perdalam renungan jiwa... waaahhh... yang terakhir itu pagimane yeee... *colek Winda* bingung gue...
ReplyDeleteTerima kasih, sangat memotivasi. Ijin disebar luaskan dengan menyebut sumber yah.
ReplyDeleteTelah sekian lama saya berjanji pada diri sendiri kalau suatu ketika kelak saya bisa menulis fiksi diterbitkan oleh penerbit mayor. Alhamdulilah sekarang impian tersebut mulai terwujud. Cerita fiksi saya akan diterbitkan Gramedia Pustaka Utama tahun ini.
ReplyDelete