Ingin Menjadi Penulis Fiksi? (1)

Banyak orang bercita-cita dan berkata-kata ingin menulis cerpen, cerber bahkan novel, apakah kamu salah satunya? Kalau iya, maka rangkaian artikel ini tepat untuk dibaca, karena memang dikhususkan bagi penulis pemula atau mereka yang memerlukan dorongan dan motivasi untuk menulis dan menjadi penulis.

Seorang editor terkenal bernama E.B. White, dalam pidatonya saat menerima sebuah penghargaan karya sastra menyatakan ia mengagumi siapa saja yang berani menulis, apapun juga hasil tulisannya.

Mengapa demikian? Keberanian seorang penulis untuk menuliskan apa yang ingin dituliskannya mudah sekali hilang. Entah diakibatkan oleh kritik/penolakan yang diterimanya, atau karena sudah lebih dahulu takut atau malu membayangkan mendapatkan kritik/penolakan. Keberanian itu juga bisa padam karena ia kehilangan minat dalam melaksanakan proses menulis yang selain memakan waktu, juga tidak menjamin adanya kompensasi (uang) memadai bagi hasil tulisannya.

Cara-cara untuk memupuk keberanian menulis adalah dengan:

1. Terus menulis, apapun juga kritik/penolakan yang pernah dialami dan membuang jauh-jauh pikiran tentang keberhasilan atau kegagalan. Satu-satunya tugas penulis adalah menulis. Harus selalu diingat, tulisan yang sedang ditulis bukan ditulis untuk menyenangkan orang lain, tetapi harus lebih dahulu mampu menyenangkan bagi penulisnya sendiri. Apabila penulis sendiri tidak menyukai apa yang dituliskannya, besar kemungkinan pembaca pun tidak akan menikmati tulisan tersebut.

2. Menyadari bahwa sebenarnya penulis sendirilah penikmat pertama dan utama dari karya tulisnya. Karena itu menulislah dengan sepenuh hati. Nikmati apa yang sedang dikerjakan. Menciptakan sebuah cerita adalah seni, sama seperti seorang pemahat atau pelukis dapat jatuh cinta kepada hasil karyanya, seharusnya seorang penulis juga jatuh cinta pada cerita yang sedang ditulisnya.

3. Libatkanlah perasaan ketika menulis sebuah cerita, rasakan kehadiran tokoh-tokoh rekaan tersebut dan jadikanlah tulisan Anda hidup. Jangan takut untuk menuliskan apa yang ingin dituliskan, tulis saja dahulu hingga tuntas, tumpahkan ide-ide yang ada di kepala, penyuntingan dapat dilakukan kemudian.

4. Bukan merupakan hal yang tabu bagi seseorang untuk menulis dengan harapan memperoleh uang dari hasil tulisannya, bahkan dapat saja hal ini menjadi motivasi yang baik untuk menulis, tetapi perlu disadari bahwa tidak ada bayaran dalam proses menulis, yang akan dibayar adalah hasil tulisan.

Karena itu, untuk tahap awal ini, seorang pemula hanya memerlukan satu hal saja: MENULISLAH!

11 comments:

  1. tulislah apa yang ingin kau tulis,tapi dengan kunci kejujuran

    ReplyDelete
  2. kadang baru sebaris, dua baris, udah susah mau nerusin..

    ReplyDelete
  3. Dulu masih malu-malu untuk menulis, meski dalam blog. Kini, aku malah ingin semua tahu kalo aku punya blog dan punya karya yang layak untuk dibanggakan. :)

    ReplyDelete
  4. @Ari, betul, kejujuran dalam menulis merupakan salah satu faktor penting.

    @Thanty, ada tipsnya lho untuk mengatasi hal itu ;) Nanti akan kami tulis deh, khusus buat Thanty.

    @Arif, bagus sekali tuh :D Terus berkarya, coba2 juga kirim ke media mainstream/ikut2 lomba menulis juga :D

    ReplyDelete
  5. Jadi pengin nulis ini:"Menulislah dan teruslah menulis... lalu lihat apa yang terjadi..." heheheheee... jadi ingat Mario Teguh dan seseorang lagi.. :)

    ReplyDelete
  6. jadi penikmat pertama dan utama dari karya tulisnya sendiri. asiik!

    ReplyDelete
  7. Mbak Endah, huehuehuee... kayaknya kadang2 yang semacam Mario Teguh itu memang diperlukan, sebab banyak orang lebih suka "whinning" daripada writing, look who's talking (been there, done that, and still doing it).

    Naim, pohon cabenya udah setinggi apa?

    ReplyDelete
  8. Inspiratif, mengajak kita semua untuk semakin mencintai dunia kepenulisan.

    ReplyDelete