Tadinya aku sangka kamu wanita
Dikatakan benang-benang di dadamu tentang beha
Rajutan mangkuk menelungkup untuk gumpalan serba bisa
Bisa menggoda, bisa menutrisi mini manusia
Dikatakan benang-benang di dadamu tentang beha
Rajutan mangkuk menelungkup untuk gumpalan serba bisa
Bisa menggoda, bisa menutrisi mini manusia
Sebelumnya aku yakin sekali kalau kamu laki-laki
Pernah bercerita si benang di leher tentang dasi
Ikatan kain penanda laki-laki berprofesi
Profesi sebagai, dan profesi mimpi menjadi
Pernah bercerita si benang di leher tentang dasi
Ikatan kain penanda laki-laki berprofesi
Profesi sebagai, dan profesi mimpi menjadi
Benang yang merajut kain di antara pahamu berkisah lain lagi
Katanya dia bisa berganti bahkan sampai tiga kali sehari
Sepertinya tuhan salah menciptakan, harusnya kamu terlahir peri
Pergantian vital bisa kamu lakukan sendiri
Katanya dia bisa berganti bahkan sampai tiga kali sehari
Sepertinya tuhan salah menciptakan, harusnya kamu terlahir peri
Pergantian vital bisa kamu lakukan sendiri
Kamu, wanita lemah yang sekuat laki-laki
Sebentuk adam yang diturunkan hawa
Sehidup jantan yang dinyawakan betina
Setubuh perawan yang memperkosa
Sebentuk adam yang diturunkan hawa
Sehidup jantan yang dinyawakan betina
Setubuh perawan yang memperkosa
Kamu, laki-laki perkasa segemulai wanita
Pemakai beha warna-warni dengan ikatan dasi
Perajut mangkuk penggoda yang berprofesi laki-laki
Penetes susu bayi dari payudara perkasa rupa
Pemakai beha warna-warni dengan ikatan dasi
Perajut mangkuk penggoda yang berprofesi laki-laki
Penetes susu bayi dari payudara perkasa rupa
Dan pada benang terakhir yang menjahit kisah atas selangkangan
Ku temukan jenis kelamin tanpa tuan
Kamu membuktikan tentang kedaulatan
Bahwa diri adalah sepenuhnya kuasa si empunya dan tuhan
Ku temukan jenis kelamin tanpa tuan
Kamu membuktikan tentang kedaulatan
Bahwa diri adalah sepenuhnya kuasa si empunya dan tuhan
Pungky Prayitno
Purwokerto, 2 Mei 2011
Benang yang bisa dirajut menjadi menjadi jala, dibentangkan di tengah samudera, mendatangkan maslahat bagi manusia...
ReplyDeleteInspiratif, khas Pungky :-)
@admin: usul. puisi neng pungky ini layak jadi puisi pilihan kampung fiksi. sip tenan!
ReplyDeleteSetuju sama Naim Ali, Min....ayo Min, tempelkan bunglon kuning Min!
ReplyDeletewuakakakakakaaaaaaa :lol:
ReplyDeleteanaloginya hebring ky :)
Pungky, ini keren sekaliiii. Bagaimana bisa engkau menulis tentang selangkangan dengan sepuitis begini?
ReplyDeleteTwo thumbs up! :)
kelamin
ReplyDeletepuisi
benang
:)
Sukaaa aku puisinya..gayanya ituloh..bener kata MBak endah.Khas Pungky
ReplyDeleteeh ya ampuuun. ternyata berpuisi disini bikin geer banget yaa. jadi seneng :D
ReplyDeleteAsik bacanya, Pung :)
ReplyDelete