Puisi-puisi Elysabeth Cen

Hitungan Ketujuh


Aku menutup mataku

Aku hitung sampai tujuh dalam hati

Menanti asa dengan mata terpejam

Sampai saat terbuka mataku

Akan ada malaikat datang membawaku terbang tinggi

Hitungan ketujuh sudah terlewati

Kubuka mataku dengan perlahan

Mencari-cari adakah seorang malaikat datang untukku?

Dan disanalah aku melihat pantulan diriku di cermin

Tegak berdiri tanpa sadar

Bahwa sesungguhnya kitalah malaikat tak bersayap itu


***

Aku Benci


Aku benci DINGIN,
mengingatkanku rona hangat yang dulu

Aku benci SUNYI,
mengingatkanku riuh debar jantung yang lama

Aku benci MATI,
mengingatkanku gairah hidup yang dahulu

DINGIN

SUNYI

MATI

Aku Benci !!

***

Keluarlah dari Mulutku, Please…


60 menit telah berlalu

Satu jam sudah terlalui

Tik tok tik tok tik tok tik tok

Suara detak jam memperjelas rambatan waktu

Oh… Malam ini tak sunyi…

Banyak celoteh dan cerita

Basa-basi kata bertaburan di udara

Kata-kata yang tiada makna dilepaskan

Kata-kata sejati untuk dijeritkan malah terkunci dalam hati

Huh… Harus bilang… Harus keluar…. Harus….

Jerit kata meminta keadilan

Jerit kata memohon didengarkan

Jerit kata untuk dipahami

Semua tidak ada yang keluar

Sial… Sial… Sial sekali…

Susah sekali untuk menjerit

Apakah karena ada keyakinan bawah sadar kalau itu percuma

Percuma minta keadilan kalau yang mendengar adalah orang tuli

Percuma minta dipahami oleh orang yang tak mau tahu

Ah… Bingung…. Sedih…. Tak berdaya….

Kata keluarlah dari mulutku, please…

Benci pada diri sendiri yang mendadak menjadi bisu malam ini!

***

3 comments: