Hitungan Ketujuh
Aku menutup mataku
Aku hitung sampai tujuh dalam hati
Menanti asa dengan mata terpejam
Sampai saat terbuka mataku
Akan ada malaikat datang membawaku terbang tinggi
Hitungan ketujuh sudah terlewati
Kubuka mataku dengan perlahan
Mencari-cari adakah seorang malaikat datang untukku?
Dan disanalah aku melihat pantulan diriku di cermin
Tegak berdiri tanpa sadar
Bahwa sesungguhnya kitalah malaikat tak bersayap itu
***
Aku Benci
Aku benci DINGIN,
mengingatkanku rona hangat yang dulu
Aku benci SUNYI,
mengingatkanku riuh debar jantung yang lama
Aku benci MATI,
mengingatkanku gairah hidup yang dahulu
DINGIN
SUNYI
MATI
Aku Benci !!
***
Keluarlah dari Mulutku, Please…
60 menit telah berlalu
Satu jam sudah terlalui
Tik tok tik tok tik tok tik tok
Suara detak jam memperjelas rambatan waktu
Oh… Malam ini tak sunyi…
Banyak celoteh dan cerita
Basa-basi kata bertaburan di udara
Kata-kata yang tiada makna dilepaskan
Kata-kata sejati untuk dijeritkan malah terkunci dalam hati
Huh… Harus bilang… Harus keluar…. Harus….
Jerit kata meminta keadilan
Jerit kata memohon didengarkan
Jerit kata untuk dipahami
Semua tidak ada yang keluar
Sial… Sial… Sial sekali…
Susah sekali untuk menjerit
Apakah karena ada keyakinan bawah sadar kalau itu percuma
Percuma minta keadilan kalau yang mendengar adalah orang tuli
Percuma minta dipahami oleh orang yang tak mau tahu
Ah… Bingung…. Sedih…. Tak berdaya….
Kata keluarlah dari mulutku, please…
Benci pada diri sendiri yang mendadak menjadi bisu malam ini!
***
Puisi-puisi Elysabeth Cen
- By Unknown
- On June 16, 2011
- 3 comments
woww!!
ReplyDeletekreeen banget ya....
ReplyDeletewah.... dimuat juga di KF ya... hihi... makasih buat el hida dan juragan rawa ya... cuman nyoba bikin puisi aja kok ini... ;-)
ReplyDelete