Puisi-Puisi Dudi Irawan (3)

TRILOGI : TENTANG KEKALAHANKU



Kepada waktu

Lambat laun musim-musim mengalun

Seiring masa yang tak jemu berganti wajah

Akulah dedaunan muda lalu menjelma tua

Menguning di ujung dahan patah



Ku diam tak beranjak

Berdiripun kaki tak berpijak

Bumi berotasi, berdansa pada matahari

Mengendap-endap lalu berlari



Telapakku kau sulap menjadi batu

Setitikpun tak ada yang kutinggalkan untukmu

Airmata menetes satu-satu

Beranak-pinak dalam muara waktu



Dalam kekalahanku yang pertama

Gemilang waktu menyeretku tanpa asa

Aku tumbang sendiri

Lalu terlupa dalam sejarah yang kau catatkan pada fana





Kepada Cinta yang pernah singgah

Cinta telah menyentuhku

Membelai hangat jiwa yang rapuh

Aku tergoda

Lalu jatuh pada pandangan pertama



Pada musim penghujan yang lalu

Kita tanam segenggam benih bunga rindu

Merayu bulan bagai benalu

Memuja purnama sepanjang jalan berliku



Cinta kita membuai raga

Pada langit kukabarkan bahagia

Hingga pada suatu senja

Kudapati mahkota yang kujaga telah terjamah



Aku membisu

Menangis tanpa isak, meski sesak

Benih cinta yang kutanam dahulu

Telah engkau injak-injak!



Kepada Tuhanku

Tuhan..

Bilamana kau izinkan

Maka perbolehkan aku sekejap saja

Atau bahkan mungkin untuk selamanya

Menghirup aroma wewangi surga

yang pernah Engkau janjikan

Pada setiap hamba



Debu pada wajah

Lumpur dosa mengalir dalam darah

Tak terkira hitamnya jiwa



Entah..

Apa bisa tanganku tengadah

Angkuhku tetap saja meraja

Meski bibir sekuat tenaga

Tak mampu kusebut namaMu diujung lidah



Ampuni aku, ya Allah..


Palembang, 9 Juni 2011



By : Dudi Irawan

Email : kudakudabesi@gmail.com

Facebook ; Duta Leonardo Dudikoff

Blog : www.kudakudabesi.blogspot.com

0 Spots:

Post a Comment