[Puisi-puisi Alter Egoku] Kicau-Celoteh Pipio

Roh-roh Hujan Tak Bertuan

tes. tes. tes. menetes frasa-frasa lingua bayang-bayang aksara sarat makna. menunggu.

menunggu, terlalu biasa. menyemai waktu tunggu dari bibit-bibit perselingkuhan janji. selusin waktu berlalu dalam diam jengah, terpekur. kukur melongok dari bubungan atap berkabar satu kata, tunda.

kupanggil roh-roh hujan tak bertuan. melajat dalam waktu yang berpijak kukuh di kelainya, tak mau mengalah seperempat titik saja dari sekian tunggakan selaksa abadi.

kupanggil roh-roh hujan tak bertuan. diam dalam arwah-arwah mitologi dan keranda usang meranggas lengas. trenyuh. penari-penari hujan pemanggil arwah-arwah titik air dan prajurit langit berdetumlah! siram aku dengan guyur rima dan debur majas-majas smara rindu. mantra-mantra mandalika tua turunkan air pejalan jauh, saratkan mega-mega dengan reruntuhan langit.

panggilkan tuhan!

--g--

Sulur-sulur Ungu

sendu dalam danau biru ungu dan biduk ranggi

matahari tertusuk pinus dan ranting patah kalahari, sendu itu sengau dalam sengal samudera ungu di jagat para batara, bentara linggatam memilin petitih-petatah,

entah

ungu melur di alur sangang belukar terekam jentik-jentik pasai lelaku dan lelakon. ungu, batara madah surgawi ungu.

apatah

ungu sulur-sulur humus memeluk pepuhun. merajut rapal menghalau bala. lungkah. lunglai. lung. luhung.

ungu. menunggu bisu. tak lupa di sudut situ sentrum. tergugu. pilu kemarau dalam dulu yang tak mau kembali.

--g--

Berjingkat Pagi

kukecup kau sekejap kartika,
sebelum hilang di batas biduk lintang

baring-baring lepas hening, nafas masih hangat,
ranjang juga belum selesai melepas kantuk

aku tidak gelisah, malam,
kau boleh pergi pada padmamu,
berlabuh di seroja menguncup, dipersila

aku tidak keberatan, candra,
kau boleh menutup mata,
berparak kita dalam arakan waktu, dipersila

menyusuri koridor aku, berjingkat melenggang,
mengecup tepian mata rawi.
berkerjap singkat berjingkat-jingkat.

selamat pagi paduka matahari muda,
jangan malu tersipu di sana, bangkitlah cahaya,
mandikan hamba dengan kirana milik andika, dipersila!

***
kartika: bintang; padma/seroja: teratai; berparak: berpisah; rawi: matahari; kirana: binar cahaya; andika: paduka/tuan.

(gesiahaya)

7 comments:

  1. juarasatu Berjingkat Pagi, juaradua Roh-roh Hujan Tak Bertuan, juaratiga Sulur-sulur Ungu. Selamat kepada para pemenang. plok plok plok plok plok.. ^^

    ReplyDelete
  2. berjingkat paginya sukaaaa.. :)

    ReplyDelete
  3. terlalu.. terlalu.. terlalu..

    Alter ego ini yang sampai pernah bikin termehek-mehek. wakakakakkaa.

    Kecup pagi, Pipio. (teringat segala japri cinta itu.. halahhhh)

    Seperti biasa, diksi dan majas dari Pipio selalu memukau. Dan aku, terpukau, seterpukau-pukaunya.. :)

    Ayo, G, hidupkan kembali si Pipio

    ReplyDelete
  4. Hari ini tercuri pagiku, satu... tapi kalau dirimu yang mencuri, tak akan kucari... hihihihihiiii

    @Meli: ini dia, puisi atau sirosa atau apapun namanya dengan deretan kata penuh misteri... menu sarapanmu setiap pagi... hihihihihiii...
    di komen ini sudah kutulis dua buah pagi (tiga dengan yang ini) :D

    ReplyDelete
  5. Hiyyyyyy...gw sukaaaaa bangetttttt puisi2nya..bertebaran aksara yang mneggoda...cihuyyyyy dahhh

    ReplyDelete