Puisi Erick Gafar (2)

Senja Rel Kereta

dek ingatkah kau rel kereta di belakang sekolah kita 
aku di sana menunggumu datang dari arah matahari tenggelam
badan kurusmu muncul bersama bayang sore 
aku akan melonngok 
antara sedih ataukah gembira

rel kereta itu kini entah kemana 
aku pun sedih tak bisa kembali   
melihat ilalang menumbuhi kuburmu
disisi persawahan tempat kita  berlarian
rel kereta itu dek tak berakhir serupa sedihku

 dek ingatkah kau saat kakikaki kurusmu tanpa sepatu
 berjalan di atas batu terserak sepanjang rel itu
dek jangankan untuk mencium keningmu
menatap mata sayumu pun aku kalah
dek mengapakah rel kereta  itu akhirnya memisahkan kita

 dek tahukah kau senja di rel kereta tak membuat aku lelah
 menunggu senyum kecilmu kala hujan deras
kala kereta bara melintas perlahan
menerpa sebagian kulitku yang legam
terlalu jauh dari rupamu yang putih dan pucat

dek mungkinkah rel kereta itu akan mempertemukan kita 
dalam kehidupan yang lebih abadi
jangan berharap katamu harap telah mengecewakanku
membuatku berat untuk terus hidup disisimu
sakitku yang tak mungkin ada kesembuhan

dek ingatkah kau rel kereta itu
aku berjalan kesana saat matahari mengabarkan kepergianmu
sedihku walau ku tak tahu waktu itu
hilang bersama gelapnya malam yang datang
dek tidakkah kau mau menciumku dari kuburmu 

Bogor 4 Juni 2011
Mengingat seseorang yang pergi entah kemana

1 comment:

  1. Mas Erick, semoga si 'dek' yang sudah entah kemana itu bukan menghilang di stasiun yah. hehehehe

    Tulisannya makin bagus nih. Ayo kirim lagi :)

    ReplyDelete