Senja Rel Kereta
dek ingatkah kau rel kereta di belakang sekolah kita
aku di sana menunggumu datang dari arah matahari tenggelam
badan kurusmu muncul bersama bayang sore
aku akan melonngok
antara sedih ataukah gembira
rel kereta itu kini entah kemana
aku pun sedih tak bisa kembali
melihat ilalang menumbuhi kuburmu
disisi persawahan tempat kita berlarian
rel kereta itu dek tak berakhir serupa sedihku
dek ingatkah kau saat kakikaki kurusmu tanpa sepatu
berjalan di atas batu terserak sepanjang rel itu
dek jangankan untuk mencium keningmu
menatap mata sayumu pun aku kalah
dek mengapakah rel kereta itu akhirnya memisahkan kita
dek tahukah kau senja di rel kereta tak membuat aku lelah
menunggu senyum kecilmu kala hujan deras
kala kereta bara melintas perlahan
menerpa sebagian kulitku yang legam
terlalu jauh dari rupamu yang putih dan pucat
dek mungkinkah rel kereta itu akan mempertemukan kita
dalam kehidupan yang lebih abadi
jangan berharap katamu harap telah mengecewakanku
membuatku berat untuk terus hidup disisimu
sakitku yang tak mungkin ada kesembuhan
dek ingatkah kau rel kereta itu
aku berjalan kesana saat matahari mengabarkan kepergianmu
sedihku walau ku tak tahu waktu itu
hilang bersama gelapnya malam yang datang
dek tidakkah kau mau menciumku dari kuburmu
Bogor 4 Juni 2011
Mengingat seseorang yang pergi entah kemana
Mas Erick, semoga si 'dek' yang sudah entah kemana itu bukan menghilang di stasiun yah. hehehehe
ReplyDeleteTulisannya makin bagus nih. Ayo kirim lagi :)