aku mohon kepadaMu (untuk anakku), lewat sang hujan
hujan...
di ujung kakimu kulihat hidupku yang sudah lalu
di indah matamu, kudengarkan lagu hidupku nan sendu.
hujan...
tolong mengalirlah untuk aku,
mengalirlah dalam jiwaku..
buatkan aku sedikit pelangi untuk-nya saja, jangan redupnya senja..
karena kuingin,
melihat hari esok-nya di ujung kakimu,
melantunkan masa depan-nya di matamu,
dan mendekap cerah sinar hidup-nya di gaung suaramu
bowobagus | Selasa, 8 Juni 2010 | 3:32pm
fb: https://www.facebook.com/ bowodanikel
kompasianan: http://www.kompasiana.com/ bowosaja
hujan...
di ujung kakimu kulihat hidupku yang sudah lalu
di indah matamu, kudengarkan lagu hidupku nan sendu.
hujan...
tolong mengalirlah untuk aku,
mengalirlah dalam jiwaku..
buatkan aku sedikit pelangi untuk-nya saja, jangan redupnya senja..
karena kuingin,
melihat hari esok-nya di ujung kakimu,
melantunkan masa depan-nya di matamu,
dan mendekap cerah sinar hidup-nya di gaung suaramu
bowobagus | Selasa, 8 Juni 2010 | 3:32pm
fb: https://www.facebook.com/
kompasianan: http://www.kompasiana.com/
Bukankah hujan adalah inspirasi, senantiasa seperti secangkir kopi, yang melagu antara denting sendok dan gula pasir, rinai dan puitis?
ReplyDeleteMari bersulang, Mas Bowo, untuk hujan yang tersesat di aksara yang puisi :)