Yuk, ikut kuis #judul |
Pentingkah Memilih Judul Yang Tepat?
Sebetulnya saya ini tipe yang cenderung memulai sebuah karangan dengan menetapkan sebuah judul agar karangan itu mempunyai nama, tetapi cukup fleksibel mencari kembali judul yang lebih tepat saat cerita sudah selesai ditulis.
Sebelumnya, ada beberapa hal yang perlu untuk diketahui: Biasanya judul ditentukan kemudian oleh Penerbit/Editor dan bukan merupakan unsur paling penting yang menjadi pertimbangan saat naskah dikirimkan. Namun, sebagai pengarang, saya merasa lebih senang dan lebih puas apabila karangan yang saya buat diberi “nama” sesuai dengan nama yang saya berikan kepadanya.
Mengapa? Karena
Jadi, pentinga ya memilihh judul yang tepat? Iya.
Apa Saja Yang Perlu Diperhatikan Saat Membuat Judul?
1. Genre. Harus tahu lebih dulu genre cerita karangan, dan perasaan atau nada apa yang ingin disampaikan melalui judul tersebut.
Apakah nada buku saya riang, centil, ceria atau sendu, lembut dan galau? Apakah genre-nya roman atau fantasi? Judul harus diselaraskan dengan isi cerita, genre dan estetikanya.
Jangan sampai cerita yang romantis judulnya terbaca dan terasa horor, sementara cerita yang horor, judulnya terasa humoris dan penuh cinta.
2. Tidak membosankan atau terlalu 'biasa'.
3. Harus mudah diingat.
Ini yang dikatakan oleh beberapa teman. Menurut mereka judul-judul yang gampang diingat memudahkan mereka merekomendasikan buku. Misalnya, judul Laskar Pelangi, dua kata saja, tidak sulit untuk disebutkan. Begitu juga dengan Soegija, The Kite Runner, The Alchemist, Titanic.
4. Judul harus sesuai dengan isinya.
Kalau buku tersebut buku horor, pilih judul yang horor. Kalau roman, pilih judul yang romantis. Kalau misteri, pilih judul yang berbau-bau misteri.
Sumber Inspirasi Untuk Judul
Jadi, bagaimana cara untuk menemukan judul yang tepat? Darimana harus memulai pencarian? Secara intuitif ada beberapa hal bisa dijadikan sumber inspirasi memilih judul:
Istilah yang sedang populer, misalnya: Jomblo, Kamseupay dstnya.
Permainan kata-kata, misalnya: Hidup Hanya Satu Kali, Kesempatan Kedua.
Memiliki arti tersembunyi yang akan dikemukakan nanti di dalam cerita. Contohnya: Dances with Wolves.
Terinspirasi dari judul sebuah buku yang sudah terkenal, contohnya: Song of Solomon, 1Q84.
Nama tokoh ceritanya, misalnya: Forrest Gump, Harry Potter, Eragon.
Nama setting: Jurassic Park, Senja di Chao Praya.
Sebuah judul bisa saja bentuk kepunyaan, Charlotte’s Web, Kotak Pandora, Bridget Jones’ Diary.
Asosiasi dari beberapa ide, biasanya memiliki dua arti dan merujuk pada lebih dari satu hal di dalam sebuah cerita, misalnya: Ada Apa Dengan Cinta?, House of The Spirit, The City of God, Misery, Blackbook.
Sebuah kejadian atau aktivitas, misalnya: Romancing the Stone, Waiting to Exhale, Raising Helen, Finding Nemo.
Berasal dari sebuah kalimat yang mengesankan dari cerita itu sendiri, misalnya: The Eagle Has Landed.
Sebuah judul, apabila sangat panjang harus memiliki irama yang enak untuk didengar, misalnya: Lewat Angin di Bawah Kanopi, Tepat Ketika Bibirnya Mengecup Hangat Tepi Keningku. (Oke oke, ini judul cerpen-cerpen saya sendiri, uhuk.)
Sebuah judul, kalau sesuai dengan isi ceritanya, boleh jadi sangat singkat, misalnya: Madre, Nyonya Jetset, Jaws, Shogun, Centennial, It, The Godfather.
Pada akhirnya, kembali pada pertanyaan-pertanyaan ini:
- Apakah judul yang saya pilih nuansanya sudah sesuai dengan isi cerita?
- Apakah sesuai untuk genrenya?
- Apakah judul tersebut menarik perhatian?
- Apabila hanya judul saja yang terlihat, tanpa ada cover atau keterangan lain, apakah ia tetap kelihatang menarik?
- Dapatkah calon pembaca menangkap apa kira-kira isi cerita yang dijanjikan melalui judulnya?
Bagaimana menurutmu?
Nah, ini nih.
ReplyDeleteBuat aku yang sering susah bikin judul .__.
Berarti ini tipe yang mendahulukan isi cerita. :)
Deleteseringkali, ada judulnya dulu (ide mengarang didapat karena judul), baru mengarang.
ReplyDeletetetapi kalo memang sudah ada ide untuk mengarang sesuatu, tapi belum menemukan judulnya, ya udah nulis aja, secara alami nanti judul akan ngikut dengan sendirinya
Sama, saya juga mirip-mirip begitu. Cuma, sewaktu cerita sudah jadi, kadang judulnya terasa kurang cocok lagi, atau terlalu generik. Jadi suka putar otak nyari2 judul baru. :)
Delete