PUPUS
Waktu terus berkemas
betapa lekas siang menepi
meninggalkan kenangan yang berserak
pada jejak-jejak musim
Sementara harapan menjemput ratap
mengunyah sisa mimpi
merumuskan perih
Dalam pengembaraanku yang gamang
kulipat sisa kepedihan
ketika pintu dan jendela menujumu
tak lagi terbuka untukku
RISAU
Di batas musim
angin mengirimkan risau
mengurai lipatan kenangan
yang terkubur di ruas-ruas masa
Serasa ada yang mengiris-ngiris waktu
sementara kesepian telah lama melepuh
menghanyutkan seribu ngilu
bersama duka yang kusam
Mengapa masih juga kau simpan
kegusaran nurani
meski kian dalam teredam
dalam garis-garis waktu
2009
BIARKAN TETAP MENJADI RAHASIA
masih kusimpan kenangan ini
seharum tanah yang diguyur gerimis pertama
setelah matahari memanggangnya dalam kemarau
masih kusenandungkan kerinduan ini
selirih kerisik dedaun yang dimainkan angin senja
setelah senyap membekapnya dalam semesta
sepertinya tak perlu semua diungkap lewat bahasa
lantaran kata telah lelah mengejar makna
biarkanlah rasa tetap menjadi rahasia
sebab senyatanya aku telah kehilanganmu
sebelum pernah sempat memilikimu
2010
PERKENANKAN AKU
perkenankan aku mengingatmu seperti ini
menuliskanmu dalam larik-larik sajakku
meski impian telah dikecewakan kenyataan
perkenankan aku mengingatmu seperti ini
membingkaimu dalam garis-garis pelangi
meski warna musim terus saja berganti
perkenankan aku mengingatmu seperti ini
menyebut-nyebut namamu dalam kesendirianku
meski suaraku tak pernah sampai kepadamu
perkenankan aku mengingatmu seperti ini
sebab kerinduan masih saja selalu datang
meski jarak dan waktu telah menjadi usang
2010
KUTITIPKAN RINDUKU PADA KILAU EMBUN
bila petang mengirim remang
selalu ada cerita yang ingin kubagikan kepadamu
barangkali tentang senja yang merona jingga
atau tentang hujan yang tak sempat meninggalkan jejak bianglala
lalu, bila malam perlahan merajut kelam
ingin pula kuceritakan padamu
tentang rembulan yang membiaskan sinar temaram
sambil menghadirkanmu diam-diam di lanskap hati
untuk kuperam ke dalam mimpi
dan, sebelum hari menjemput pagi
ingin kutitipkan rinduku pada kilau embun
yang menggantung rapuh di ujung daun
[08agustus2010]
Puisi-puisi Bekti Patria
- By Unknown
- On June 17, 2011
- No Comment
0 Spots:
Post a Comment